28/08/2016

TANDA-TANDA ILMU YANG BERMANFAAT

Semalam mbah Jamal dawuh: "Ilmu yang MANFAAT itu ibarat air yang selalu berada pada lapisan tanah yang dasar, tidak berada pada lapisan tanah yang atas. Ilmu itu akan selalu BERMANFAAT kepada orang-orang yang mempunyai sifat RENDAH DIRI (TAWADLU) tidak pada orang-orang yang mempunyai sifat tinggi atau takabbur, karena ilmu dari orang-orang yang tinggi (takabbur) itu tidak akan pernah memberikan manfaat sama sekali." Sebagaimana Syaikh Junaid berkata: "Ada 4 perkara yang dapat mengangkat seorang hamba pada derajat yang luhur meskipun sedikit ilmu dan amalnya: 1. Santun / sabar & suka memaafkan (alhilmu) 2. Rendah hati (tawadlu) 3. Dermawan (assakho') 4. Budi pekerti yang baik (khusnul khuluq) (Lutfi Ridlo) Mugi-mugi manfaat..

27/08/2016

RIJALUL GHOIB

RIJALUL GOIB

Saat gaji rutinan Senin (15/8/2016), pengasuh Pesantren Almuhibbin Bahrul Ulum Tambakberas Jombang KH Jamaludin Ahmad cerita tentang fadilah salawat. Saat haji, tokoh sufi Sufyan As Sauri pernah ketemu pemuda yang tiap langkahnya baca salawat. Padahal sebenarnya di tiap tempat ada doanya sendiri2. Tawaf ada doanya. Wukuf, sai, juga ada doanya. Tapi pemuda ini yang dibaca hanya salawat. "Hal laka ilmun. Apa ada ilmune lakumu ini?" tanya Sufyan pada pemuda tersebut. Pemuda itu cerita, saat masuk Mekkah, tiba2 wajah ibunya menghitam dan perutnya abuwoh. Pemuda ini sadar bahwa itu karena dosa. Pemuda ini lantas berdoa. Sehingga muncul awan dan seorang pria tampan yg mengusap wajah dan perut ibunya sehingga normal kembali. Pemuda ini lantas bertanya kepada si pria tampan. Siapa engkau? "Aku Muhammad nabimu." Berilah aku wasiat? "Jangan ngangkat kaki kecuali dg baca salawat." Kiai Jamal melanjutkan, sebelum haji tahun 1990, dia dipeseni Kiai Jalil Tulungagung agar selama haji banyak baca salawat syadziliyah. Dia pun menjalankannya. Pas di Mekkah, ternyata barengan tragedi terowongan Mina dimana ribuan orang wafat. "Alhamdulillah kulo selamet," kata Kiai Jamal. Bahkan saat hendak tersesat, selalu saja datang orang yang menunjukkan arah yang benar. Pulang haji, beliau lantas sowan kembali ke Kiai Jalil dan menanyakan siapa orang2 yg muncul tiba2 menunjukkan arah yg benar ketika akan tersesat tersebut. "Itulah rijalul goib," kata Kiai Jamal menirukan jawaban Kiai Jalil. Allahumma solli wa sallim wa barik ala sayyidina Muhammad wa ala alihi wa sohbiji ajmain

UMI HAIYYA

UMI HAYYA
 Saat Jumat Bahagia IPNU IPPNU Jombang di SMK Maarif Ngoro (19/6/2016), Mbah Bolong cerita tentang Ummi Hayya. Dia janda tua yg rajin ibadah dan tiap hari jualan roti. Suatu hari rumahnya dirobohkan raja karena mengganggu keindahan istana. Ummi Hayya yg terzolimi lantas berdoa sehingga istana raja hancur. "Orang lain yg terzolimi saja jika berdoa terkabulkan. Apalagi jika yg dizolimi adalah orang tua sendiri. Apalagi jika yg dizolimi adalah ibunya sendiri." Agar sukses belajar, Mbah Bolong minta agar siswa saat berangkat dan pulang sekolah cium tangan orang tua dan minta doa. "Juga usahakan selalu punya wudlu. Sebab wudlu itu cahaya. Ilmu juga cahaya. Jadi gampang masuk," tuturnya.

LAYANGAN

LAYANGAN 
 Saat Jumat Bahagia IPNU IPPNU Jombang di SMA 2 Tapen Kudu (5/8/2016), Mbah Bolong cerita soal layang-layang. "Layang-layang kalau putus dari benang selamet opo ora? Jelas ora," tuturnya. Itulah gambaran anak yang setelah besar dan sukses lalu lupa pada orang tua. Juga gambaran siswa yg setelah dididik kemudian saat jadi orang lupa pada gurunya..

LEBIH PLUS

LEBIH PLUS
 Saat sambutan pada Jumat Bahagia IPNU IPPNU Jombang di SMA Darul Ulum 2 Tapen Kudu (5/8/2016), Wabup Hj Mundjidah Wahab memotivasi agar IPNU IPPNU semakin giat. "Jumat Bahagia yang sudah berjalan bagus teruskan. Ditambah kegiatan2 lain," sarannya. Misalnya diskusi. "Sering2 adakan diskusi. Yang putri suruh bicara, berpendapat. Sebab biasae arek wedok iku gak wani usul. Wanine grundel thok. Harus dilatih agar berani," jelasnya. Hal semacam itu dia rasakan sangat manfaat. "Tahun 1971 (usia 23th) saat jadi dewan pertama kali, bekalku ya yang sy dapat di IPPNU," bebernya. Saat jadi ketua IPPNU 1965-1967, dia sudah bisa membentuk tim drum band. "Dulu saat cari dana sulit saja bisa, seharusnya sekarang lebih bisa," tuturnya. "Adakan kegiatan2 biar anggota semakin terampil. Bikin lomba2, nanti hadiahnya minta ke saya," pesannya

ORGANISASI PLUS

ORGANISASI PLUS 
 Saat sambutan pada Jumat Bahagi IPNU IPPNU Jombang di halaman yayasan pendidikan Madinatul Ulum Desa Mojokrapak Tembelang (26/8/2016), wakil Ketua PCNU KH Taufik Djalil menyampaikan kelebihan IPNU IPPNU. "Saya ini sudah ikut banyak organisasi. Tapi yang paling banyak plusnya hanyalah IPNU IPPNU," tutur mantan ketua PC IPNU dan Sekretaris PC GP Ansor ini. Di IPNU IPPNU, kata Gus Fiq, ada pelatihannya. Seperti latihan pidato dll. Juga ada pengabdiannya. Kepada NU maupun bangsa dan negara. "Juga ada refreshingnya.. Mergo campur cewek cowok. Sing IPNU seneng. Sing IPPNU kesenengen," ujarnya. Hal itu berbeda dengan Ansor. "Karena hanya cowok, akhire akeh gontokane. Di Fatayat karena semua cewek, akeh padune," guraunya.

KEBANGSAAN

KEBANGSAAN 
 Saat sambutan di acara Jumat Bahagia IPNU IPPNU Jombang di Mualimat Cukir (27/5/2016), wakil Ketua PCNU KH Taufik Djalil menuturkan bahwa peran ulama NU utamanya KH Hasyim Asy'ari yang juga pendiri Pesantren Tebuireng pada bangsa ini sangat besar. "Sebelum Indonesia Merdeka, pada Muktamar 1936, NU sudah merumuskan bentuk negara jika kelak merdeka. Yakni darussalam, bukan negara Islam," tutur Ketua majelis alumni IPNU IPPNU ini. Gus Fiq melanjutkan, berapa saat jelang proklamasi, pemimpin Jepang di Indonesia Laksamana Maeda bertanya kepada KH Wahid Hasyim tentang siapa presiden Indonesi jika merdeka. "Kiai Wahid meneruskan pertanyaan itu kepada Kiai Hasyim dan dijawab bahwa presidennya adalah Soekarno," kata Gus Taufik. Baik darussalam maupun Soekarno akhirnya terbukti. "Kiprah kebangsaan pendiri NU semacam itu harus kita tiru," ajak Kiai Taufik. Senada dengan itu, Mbah Bolong memotivasi para santri agar setelah pulang, bermanfaat kepada masyarakat seperti KH Adlan Aly. "Diajak ngaji OK, diajak salawatan OK, disuruh ngajar TPQ, OK," pesannya..

MADEP MANTEP

MADEP MANTEP 
Apa buktinya bahwa ucapan dan tindak lampah kiai NU sesuai Quran Hadist? Salah satu kutipan nasehat Gus Mus (KH Mustofa Bisri) yang banyak dikutip adalah: " Dalam mengajak kebaikan, berlaku keraslah kepad diri sendiri. Dan berlaku lunaklah kepada orang lain." Dalam tafsir jalalen disebutkan; ittaqullaha haqqa tuqotih (bertaqwalah tingkat tinggi) QS Ali Imron 102 dimansuh dengan fattaqullaha mas tato'tum (bertaqwalah semampunya) QS Attagobun 16. Karena saat sahabat bertanya: Nabi, siapa yg mampu taqwa tertinggi itu? Lalu turunlah taqwa semampunya itu. Menurut KH Mustain Syafiie, karena taqwa itu soal prestasi. Maka bisa milih yang tertinggi atau milih yang semampunya. Jadi, kalau nyuguhno taqwa ke orang lain, berikan sesuai kemampuan. Tapi jika untuk diri sendiri, maka ambilah yg tertinggi. Jangan sebaliknya. Keras kalau ngajak orang. Tapi lunak pada diri sendiri. Jadi yg disampaikan Gus Mus itu sangat sesuai dengan Quran. #madep mantep melok NU (Rojiful Mamduh)

Gus Dur Vs Gus Faiz

Gus Faiz v Gus Dur 
Lihat Gus Faiz Tembelang yg setiap malam goreng krupuk, lalu paginya ditaruh warung2 kemudian berangkat ngajar ke sekolah. Itu mengingatkan cerita manten anyare Gus Dur dan Bu Sinta.. Tiap mlm ngadahi es lilin tuk ditaruh warung2 esoknya lalu ngajar Waktu khutbah di masjid Alfattah Nglundo, Candimulyo Jombang, Gus Najib Muhammad Denanyar cerita hanya ada satu hal yg membuat Allah sampai bersumpah tiga kali. Wallaili demi mlm.. Wannahari demi siang.. Wama kholaqo demi penciptaan pria wanita.. Apa yg disumpahkan? Inna sa'yakum lasatta. Sesungguhnya pekerjaanmu macam2. Khusus dagang, saat kajian Ramadan di Islamic Center Unipdu kemarin, Ketua MUI Jombang KH Cholil Dahlan menuturkn bhw diantara makna wakafa billahi syahida adalah masio gak laba, orang dagang tetap digerojok keberkahan oleh Allah..

 (Rojiful Mamduh)

MENGENAL HAJI FURODA'

 MENGENAL HAJI FURODA'
Program penyelenggaraan ibadah Haji di Indonesia secara resmi dikelola oleh Kementrian Agama Republik Indonesia (KEMENAG RI), baik haji Reguler maupun Haji Khusus Depag. Seiring sangat tingginya minat masyarakat menunaikan Ibadah Haji, daftar Antrian tunggu untuk haji Reguler sudah sampai tahun 2039 (Jawa Timur, untuk tiap provinsi berbeda tahunnya). Sedangkan untuk daftar antrian tunggu haji khusus (ONH Khusus) sudah sampai tahun 2021. Tentunya hal ini menjadi dilemma yang cukup serius bagi sebagian kalangan yang ingin melaksanakan ibadah Haji tanpa ikut antrian daftar tunggu. Pendaftaran haji khusus saat ini memang dibuka sepanjang tahun, artinya tidak ada batasnya. Bila quota di suatu tahun sudah terpenuhi akan dilanjutkan mengisi quota tahun berikutnya. Sistem Komputer Haji Terpadu atau di kenal dengan Siskohat akan memberikan nomer urut porsi kepada setiap jamaah yang mendaftar. Dari nomer porsi tersebut bisa diperkirakan kapan seorang jamaah akan dapat berangkat haji. Setiap tahun ONH Khusus secara nasional di beri jatah quota sebesar 16.000 jamaah. Namun setiap tahun biasanya pemerintah Indonesia mendapat tambahan quota dari quota negara2 lain yg tidak terpakai. Besarnya tambahan quota tidak menentu. tahun 2011 tambahan quota itu sebesar 10.000 quota. 7000 quota dibagikan kepada Haji Regular dan sisanya 3000 quota di berikan kepada Haji Khusus. Penambahan quota juga sangat dipengaruhi kondisi social & politik yang terjadi. Misalnya saja rencana perluasan masjidil haram yang mengancam situs situs sejarah seperti bangunan sisa kekhilafahan Turki Utsmani, yang pada akhirnya sangat mungkin quota ke Turki ditambah. Demikian juga dengan keberhasilan Revolusi di Mesir, kran untuk jamaah haji Mesir akan dibuka seluas luasnya. Bahkan, umroh menjadi salah satu factor penyelamat industry pariwisata di Mesir. Adapun yang baru baru ini terjadi dan kita masih meraba-raba, apa kiranya yang bakal terjadi bila rencana perluasan masjid nabawi benar benar akan mengesampingkan Raudhoh. Karena berbagai dilemma diatas, sebagian kalangan menempuh jalur berhaji sbb : Haji Khusus Non Kuota Ilegal Murni Saat Bulan Puasa, jamaah daftar menunaikan ibadah umroh dengan visa umrah yang masa berlakunya hanya 1 bulan. Saat masa berlaku visa umrah habis, jamaah tersebut sengaja tidak pulang dengan menghanguskan tiket pesawat kepulangannya. Jamaah tersebut bersembunyi di balik gunung-gunung atau di rumah koleganya yang sudah mukim di Mekkah sampai musim haji datang. Setelah ibadah hajinya terlaksana, jamaah tersebut menyerahkan diri ke pemerintah Kerajaan Arab Saudi meminta untuk di deportasi ke tanah air. Haji seperti inilah yang dimaksud Haji Sandal Jepit, Haji Ilegal, Haji Haram karena tidak punya visa Haji. Haji Khusus Non Kuota Ilegal Visa Aspal Kasus Haji yang ini nasibnya tragis, biasanya jamaah tersebut di janjikan berangkat haji tanpa antri, tapi ternyata visanya asli tapi bukan visa Haji melainkan visa kerja TKI, bisa juga visanya visa Haji tapi setelah sampai tiba di bandara Jeddah ternyata di cek oleh petugas imigrasi Saudi visanya palsu. Jamaah tersebut akan langsung dideportasi ke tanah air tanpa boleh menunaikan ibadah haji walaupun sudah sampai di Jeddah. Ada juga pihak pihak yang menjanjikan bisa memberangkatkan bahkan dengan biaya yang sangat murah tapi ujung ujungnya dana jamaah menguap dengan alas an dana sedang di investasikan. 

Haji Khusus Furoda'

Haji Khusus Non Kuota Furoda Istilah Haji khusus furoda sudah tidak asing lagi dikalangan kita. Haji furoda adalah haji yang visa Hajinya diperolah melalui Undangan dari Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia diluar kuota visa Haji yang sudah dijatahkan kepada kemenag RI. Ketika sampai di imigrasi Jeddah, saat diperiksa visa tersebut sama dengan visa hajji di seluruh dunia jadi tidak akan dipermasalahkan oleh Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia karena visa haji kan yang mengeluarkan adalah fihak Saudi, jadi tidak mungkin dipermasalahkan sendiri. Hanya saja, karena visa haji furoda ini didapat langsung dari Saudi tanpa melalui depag, maka dikhawatirkan munculnya orang orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan. Bila kita perhatikan kondisi social dan politik yang berkembang, bisa saja tanpa ada pemberitahuan pihak keduaan Saudi di tanah air menolak pengajuan visa ini. Karenanya bagi penyelenggara yang bertanggung jawab biasanya siap melakukan pengembalian dana yang sudah disetor. Dan bagi jamaah yang bersangkutan dianjurkan tidak melakukan syukuran sebelum kepastian berangkat diterima dengan jelas. Program Haji Khusus Furoda pada prinsipnya sama dengan haji khusus di seluruh dunia sama sekali tidak ada bedanya, visanya adalah visa haji sama dengan visa haji depag. Jadi tidak ada masalah mengenai jenis visanya. 
 Visa haji khusus furoda ini diperolah bukan dari kuota Depag melainkan langsung dari pemerintah kerajaan Saudi Arabia. Kesimpulan: Porsi haji terdiri ada 2 macam. 1. Porsi quota. 2. Porsi non quota. Porsi quota ada 2 macam: 1. Haji reguler 2. Haji plus. Visa dr Porsi non quota dinamakan visa furoda' (pribadi)/ Visa haji non quota. Haji Non quota digunakan untuk 3 hal: 1. Haji undangan kerajaan. 2. Petugas haji (kloter maupun non kloter) 3. Pekerja musiman. Walaupun dalam kenyataan di lapangan, masih saja ditemui berbagai kendala pelayanan kepada jamaah haji non kuota ini namun selama pemerintah dalam hal ini Kementerian haji belum bisa memberikan solusi yang tepat maka program Haji Khusus Furoda menjadi terobosan bagi masyarakat yang akan melaksanakan ibadah Haji ke tanah suci Mekkah tanpa harus antri bertahun-tahun khususnya bagi masyarakat yang sangat ingin segera berhaji karena factor umur, niat nazar, dan keinginan yang tidak bisa dibendung lebih lama. Wallahu a’lam. (dari berbagai sumber)

21/08/2016

WIRID PERJUANGAN

WIRID PERJUANGAN 
Saat ngaji rutinan Senin (1/8/2016), Pengasuh Pesantren Al Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas, KH Jamaludin Ahmad cerita wiridan Mbah Wahab. Setiap punya gagasan yang hendak disampaikan kepada Presiden Soekarno, sebelum berangkat ke Jakarta Mbah Wahab selalu mengumpulkan para santri. Mereka diminta melanggengkan wirid sebagai ihtiar batin agar gagasan yang hendak disampaikan gol. "Jadi sebelum dan selama Mbah Wahab di Jakarta, para santri terus baca ini," kata Kiai Jamal. Setelah dari Jakarta, Mbah Wahab selalu menyampaikan bahwa perjuangannya sudah berhasil. "Saat jelang Unas, yang datang ke saya minta wirid saya ijazahi ini," tutur Kiai Jamal. Bisa jadi, wirid itu pula yang dibaca Mbah Wahab saat jadi delegasi komite hijaz. Yang menyampaikan agar Raja Arab Saudi tidak menggusur makam Nabi. Dan itu berhasil. "Wiridnya diawali baca fatihah 11 kali," kata Kiai Jamal. Lalu kulhu, alfalaq, annas dan ayat kursi masing-masing tiga kali. Dilanjutkan maula ya solli wa sallim daiman abada ala habibika khoirul kholqi kullihimi (tiga kali). Lalu huwal habibulladzi turja syafaatuhu likulli haulim minal ahwalimuqtahimi (seratus kali). Balik maula ya sol (tiga kali). Lalu huwal habib (satu kali). Kemudian berdoa hajatnya..
 (Rojiful Mamduf)


KHOMER

KHOMER 
Saat khutbah Jumat di masjid agung Baitul Mukminin Jombang (19/8/2016), pakar tafsir Quran Pesantren Tebuireng Dr KH Mustain Syafiie menuturkan bahwa Islam dan muslim itu berbeda. "Pemimpin-pemimpin kita banyak yang muslim. Tapi belum tentuk kebijakan yang dihasilkan sesuai dengan Islam," tuturnya. Kenapa demikian? Kiai Mustain lantas memaparkan pandangan tokoh sufi Imam As Sya'roni terkait makna khomer dalam ayat-ayat Quran. Khomer merupakan segala hal yang memabukkan. Baik cair, padat maupun yang lain. "Dalam pandangan Imam As Sya'roni, khomer yang paling memabukkan adalah politik alias keinginan untuk berkuasa," tuturnya. "Allah dan Rosulullah jelas-jelas menyuruh menggunakan parameter keimanan dalam memilih pemimpin. Tapi karena mabuk kekuasaan, syarat keimanan itu akhirnya ditinggalkan," ujar mantan anggota DPR RI dari fraksi Demokrat ini. Namun ini tidak berarti politik itu haram. Kiai Mustain termasuk tokoh yang tidak setuju adanya nasih mansuh. "Semua ayat Quran tetap berlaku, sesuai dengan kondisi masing2," tuturnya. Di tafsir Jalalen disebutkan bahwa ittaqullaha haqqa tuqotih (taqwa tertinggi) dimansuh dengan fattaqullaha mastato'tum (takwa semampunya). "Karena ini terkait prestasi ketaqwaan, kita bisa memilih yang tertinggi atau semampunya," jelasnya. Allah sampai tiga tahap melarang khomer. Wala taqrobussolata wa antum sukaro. Jangan dekati salat saat mabuk. Wa ismuhuma akbaru minnaf ihima. Dosa khomer lebih besar dibanding manfaatnya. Innamal khomru... Rijsun min amalis syaithon. Khomer itu kotor, perbuatan setan.. Jika politik atau keinginan berkuasa itu memang memabukkan, kemungkinan kadarnya juga bisa tiga tingkatan diatas..
(Rojiful Mamduh)

18/08/2016

Menggagas Penyelamatan Aset Wakaf NU



Selama ini banyak kita jumpai aset wakaf NU yang belum terinventarisir dengan baik. Inventarisir dalam pengertian yang diakui secara hukum oleh negara, sudah berbentuk sertifikat.  Kondisi demikian akan berakibat buruk, yaitu bahwa wakaf tersebut bisa diminta kembali oleh ahli waris, lebih parahnya lagi kalau ahli warisnya ternyata tidak sama ideologinya dengan orang tuanya, maka aset wakaf tersebut bisa berpindah tangan pada golongan di luar NU.
Hal demikian terungkap dalam diskusi Rijalul Ansor “Limolasan” yang diselenggarakan oleh PAC Ansor Jombang Kota pada senin 15/8/2016. Lebih jauh Holil yang menjadi salah satu nara sumber mengatakan, selama ini umumnya warga nahdliyin sudah merasa cukup menyerahkan aset dengan melakukan ikrar wakaf di Kementerian agama, kemudian mendapat keterangan ikrar wakaf, begitu saja. “Padahal ikrar wakaf ini belum diakui secara hukum oleh negara,” ungkap pria yang juga berprofesi sebagai Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) itu.
Yang harus dipahami, khususnya bagi kita warga nahdliyin apabila ingin mewakafkan tanah atau bangunan, bahwa proses administrasinya harus sampai tercatat di Badan Pertanahan Nasional (BPN). Hal ini dikarenakan menurut UU No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, hak-hak atas tanah yang diakui diantaranya adalah; hak milik, hak guna usaha, dan hak guna bangunan. Dalam UU tersebut tidak disebutkan sama sekali tentang wakaf.
Awamnya masyarakat terhadap pengetahuan ini menyebabkan proses sertifikasi wakaf menjadi berlarut-larut. Contohnya saja yang dialami Amanulloh anggota PAC Jombang Kota. Sebagaimana yang diakuinya, kakeknya pernah melakukan wakaf berupa mushola dan sebidang sawah pada tahun 1997. Namun karena tidak kunjung selesai, pada 2004 meminta bantuan notaris. Oleh notaris tersebut dimintai uang sebesar Rp. 25.000.000,-. “Masak kita mau wakaf harus dimintai uang sebegitu besarnya,” keluhnya.
Permasalahan ini langsung dijawab oleh Holil, bahwa keistimewaan kalau sudah ada ikrar wakafnya, tidak dikenai pajak. Jadi pajak jual beli tanah sebesar 5 persen untuk pembeli, dan 5 persen untuk penjual, tidak berlaku untuk wakaf. Namun Holil mengingatkan bahwa kalau wakaf hendaknya kepada lembaga yang berbadan hukum.   Dalam hal ini lembaga yang berbadan hukum yang diakui adalah NU dan Muhammadiyah. Selain itu boleh juga pada lembaga atau yayasan yang memiliki SK Kemenkumham. Wakaf yang diberikan pada perorangan sebenarnya dibolehkan juga, tetapi tidak disarankan.
Permasalahan yang lebih luas di lapangan diungkapkan oleh Bapak Ilham, yang menjabat sebagai penyelenggara syariah di Kementrian Agama Kabupaten Jombang. Ia mengatakan sudah sering membantu menyelesaikan inventarisir aset waqaf NU. Diantaranya yang terjadi di Mojoagung, di Mojoagung ini banyak sekali aset NU yang perlu diselesaikan administrasinya. “Ada yang juga sampai akan terjadi konflik karena bermasalah.” Terang lelaki yang juga menjadi pengurus NU Jombang ini.
Selain itu, menurutnya MWC Bandar Kedungmulyo sudah terdapat 11 lokasi yang minta untuk diurus administrasi perwakafannya. Namun masalahnya mereka minta langsung legalitas, sedangkan selama ini untuk mengurus legalitas tersebut harus ke Kediri. “Beruntung di forum ini saya ketemu dengan PPAT yang bisa membantu administrasi perwakafan di lingkungan NU Jombang.”
Mengenai nadzir,  dikalangan NU yang bisa menjadi nadzir baru bisa sampai pengurus MWC NU, atau pengurus di tingkat kecamatan. Pengurus Ranting NU tidak bisa menjadi nadzir. Hal ini menjadi masalah tersendiri, karena warga  di desa-desa yang ingin wakaf ke NU dan merasa tidak dekat dengan pengurus MWC NU yang ada di kecamatan, akan merasa kesulitan. Selain itu, jika ada wakaf yang masih atas nama perorangan dalam arti belum diproses administrasinya sebagaimana mestinya, maka solusinya menjalin komunikasi. “Perlu dilakukan pendekatan kepada pihak yang bersangkutan untuk mengetahui keadaan riilnya, sudah diurus belum administrasinya, serta ada konflik tidak,” Jelas Pak Ilham.
Hal lain yang perlu diketahui masyarakat adalah prosedur pengurusan administrasi perwakafan. Setelah sudah beres di tingkatan keluarga maka wakif (orang yang mewakafkan) hendaknya melakukan ikrar wakaf. Ikrar wakaf tersebut harus dilakukan di depan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) yang berkantor di KUA. Namun sebelum ke KUA hendaknya meminta surat keterangan ke desa terlebih dahulu. Bila telah melakukan ikrar wakaf tapi tidak dihadapan PPAIW maka dianggap belum resmi dan tidak bisa mengurus ke proses selanjutnya. Ikrar wakaf yang telah didapatkan dari PPAIW  kemudian dibawa ke BPN. Proses selesai, dan wakif tinggal menunggu sertifikat keluar.
Pengurus PAC Ansor Jombang Kota yang menggagas acara ini berkomitmen sepenuhnya untuk mengawal dan memfasilitasi permasalahan wakaf ini. “Kami siap mensponsori pertemuan pihak-pihak  yang berkaitan, baik pengurus NU beserta banom-banomnya, serta pihak-pihak lainnya agar aset NU terselamatkan dan tidak jatuh sebagai hak milik pribadi.” Ungkap Gus Imdad, bendahara PAC Ansor Jombang Kota.





SUFI DAGANG

SUFI DAGANG 
Saat ngaji rutinan Rabu malam di rumas Mas Andik Nawawi (depan Bank Mega Jombang), (17/8/2016), Ustad Soleh, ketua Lembaga Bahsul Masail PCNU Jombang cerita tentang dagang dalam pandangan Islam. Nabi Muhammad SAW tidak hanya menganjurkan berdagang, namun juga mencontohkan berdagang. Sampai-sampai dikatakan bahwa sembilan dari 10 pintu rezeki adalah dari perdagangan. Rosulullah sendiri adalah contoh pedagang sukses. Diawali dengan magang berdagang ikut pamannya saat masih remaja. Ketika usia 25, usaha dagangnya sudah sangat sukses sehingga bisa memberi mas kawin unta dan perhiasan senilai Rp 1 miliar kepada Siti Khodijah.   Lalu bagaimana dagang yang baik? ’’Dagang yang baik adalah yang sama-sama enak. Penjual enak, pembeli juga enak. Saat kita jadi penjual, Nabi menganjurkan kita jadi penjual yang enakan. Saat kita jadi pembeli, Nabi menganjurkan kita jadi pembeli yang enakan,’’ tutur Ustad Soleh.   Penjual yang enakan adalah yang mengambil untung sedikit serta menerima jika pembeli mengembalikan barang yang telah dibeli namun tidak cocok.   Pembeli yang enakan adalah yang tidak keterlalun menawar harga. Dan tidak gampang mengembalikan barang yang sudah terlanjur dibeli.   ’’Nabi menyampaikan jika ada pedagang yang menghapus penyesalan pembelinya dengan membolehkan pembeli mengembalikan barang yang tidak cocok, maka kelak diakhirat, Allah akan menghapus atau membatalkan kesalahan-kesalahan pedagang tersebut,’’ jelasnya.   Sebaliknya, jika pembeli tidak mengembalikan barang yang kurang cocok karena tidak ingin membuat si penjual menyesal/gelo, maka kelak di akhirat Allah akan membatalkan kesalahan-kesalahan si pembeli tersebut.   Lalu bagaimana trik agar dagang sukses? ’’Sahabat Zubair yang juga saudagar sukses pernah ditanya  para sahabat terkait kiat suksesnya berdagang. Zubair menjawab, triknya yakni saat kulak selalu memilih barang terbaik. Dan saat menjual hanya mengambil untung sedikit,’’ paparnya.   Untung sedikit itu seberapa? ’’Tokoh sufi yang juga pedagang sukses di Bagdad, Sari Assaqoti pernah ditanya tentang sukses bisnisnya. Dia menjawab hanya mengambil untung lima persen. Seumpama   jual barang Rp 10 ribu, dia hanya ambil untung Rp 500. Karena Allah memberkahi kepada apapun yang dikehendaki,’’ jelasnya. ’’ Jadi semakin sedikit  ambil laba semakin bagus. Karena yang laku akan semakin banyak,’’ tambahnya.   Ustad Soleh memaparkan, para guru tariqah Syaziliyah mulai Imam Syadzili sangat menganjurkan dagang. ’’Jadikan tasbihmu adalah timbanganmu, jadi jangan berpangku tangan mengharapkan hadiah ataupun sedekah,’’ ungkapnya. Jamaah dimotivasi berkarya dan mengingat Allah dalam kesehariannya. Bukan hanya dalam wiridnya. ’’Dalam risalah Qusairiyah juga disebutkan. Bahwa jika ingin wusul kepada Allah, maka harus mengingat Allah dalam semua aktifitas termasuk dalam berdagang. Jangan hanya ingat Allah saat wiridan,’’ bebernya.   Sebab orang yang mengingat Allah, tidak akan maksiat kepada Allah. Nabi menyampaikan, tak ada orang yang zina,mencuri,  membunuh maupun minum khomer kecuali saat itu dia kehilangan iman. Orang yang terus ingat Allah, pasti dalam berdagang tak akan mengurangi timbangan dan tak akan merugikan pembeli. Oia, dari cerita yang saya dengar dari Mbah Bolong, mursyid syadziliyah yang sekarang yakni Gus Saladin Tulungagung, juga sangat mendorong jamaah untuk berkarya. Mengingat Allah dalam aktifitas keseharian, dalam berkarya, apalagi dalam berdagang, sudah pasti lebih sulit dibanding mengingat Allah saat sedang meriung wiridan. Sahabat Mashur ketua PC GP Ansor Lamongan cerita dia hanya ambil untung satu persen. Dan omset penjualan pulsanya sampai Rp 5 miliar. (Rojiful Mamduh)

17/08/2016

Metamorfosis Ansor Menjadi Hisbulloh

Tadarus Sejarah Ansor Jombang #4






Meskipun telah ada sejak 1934, bukan berarti eksistensi Ansor (yang ketika itu bernama Ansor Nahdlatul Ulama -ANU) selalu ada di muka bumi ini. Ansor pernah “hilang”, yaitu ketika Jepang membubarkan seluruh organisasi kemasyarakatan, organisasi kepanduan, dan organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia. Pada September 1943 Jepang akhirnya mengizinkan NU dan Muhammadiyah hidup lagi. Namun Ansor masih tetap bobok manis sampai beberapa waktu kemudian. Tokoh-tokohnya seperti Tohir Bakri selanjutnya menyokong kepengurusan Tanfidziah PBNU.
Ketika carut-marut persoalan bangsa sudah mulai terurai, yaitu bahwa Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaan, serta agresi pertama dan kedua sudah berhasil dibereskan, maka pemikiran untuk membangunkan Ansor mulai muncul. Menariknya, Cak Anam dalam bukunya “Gerak Langkah Pemuda Ansor” mengungkapkan, bahwa orang pertama kali  yang melempar ide membangunkan Ansor kembali adalah Chusaini, mantan anggota Ansor yang baru saja kembali dari medan pertempuran di seputar Jombang, Mojokerto dan Tuban.
Penulis memang tidak berhasil mendapatkan informasi lebih lanjut, Chusaini yang disebut-sebut Cak Anam ini menjadi anak buah siapa ketika bertempur. Namun keberadaan Chusaini yang ikut bertempur, melemparkan ingatan saya pada Hisbulloh. Ya Hisbulloh..., sebuah organisasi kepanduan selain PETA, yang diusulkan oleh Wahid Hasyim pada Jepang, untuk mengakomodir kalangan santri. Kuat dugaan Chusaini ini juga anggota Hisbulloh.
Ansor boleh saja tidak boleh bangun oleh Jepang, tapi kaum santri yang direpresentasikan oleh Wahid Hasyim tidak kurang akal, bendera Hisbulloh dikibarkan. Hairus (2004) menulis, bahwa hampir seluruh pemuda pesantren, dan terutama sekali yang menjadi anggota ANU, bergabung ke dalam tentara Hisbulloh. Bahkan sejak zaman Jepang hingga tahun-tahun setelah kemerdekaan itu seluruh aktivitas ANU tertumpah dalam kegiatan Laskar Hisbullah. Bahkan lambang Hisbulloh yang didirikan 1943 ini mirip dengan lambang ANU.
Di Jombang gagasan pembentukan Hisbulloh ini segera diwujudkan. Pada sekitar akhir 1943 atau awal 1944, KH Mahfudz Anwar Seblak mengirimkan santri-santrinya untuk dilatih di Cibarusa Bogor, pusat penggemblengan anggota Hisbulloh, mereka itu adalah Hasyim Latif, Sa’dulloh Khumaidi, dan Maksum. Dalam tulisan Abdul Jalal (1992), sebenarnya ada 4 orang santri yang dikirimkan, tapi satu nama tidak tesebut  karena menunggu keterangan dari Khumaidi, mungkin karen lupa atau terlewat akhirnya satu nama tersebut tidak tertulis di sejarah.  
Para personel yang dikirim ke Cibarusa ini, termasuk 4 orang dari Jombang kemudian ditunjuk untuk melatih anggota Hisbulloh di daerahnya masing-masing. Mereka selanjutnya menunjuk 25 pemuda pilihan untuk dididik menjadi kader militer profesional. Tidak hanya latihan fisik, Hisbulloh Jombang juga mendapat latihan rohani yang dipimpin langsung oleh Wahid Hasyim. Mereka diajak bersama-sama untuk mengamalkan hisib rifa’i, hisib bahr, hisib nawawi dan lain-lain.
Tidak lama berselang, situasi menjadi kacau sehingga tidak dimungkinkan dilakukan latihan intensif lagi. Berita-berita di radio mengatakan bahwa pulau-pulau di sekitar Pasifik yang dikuasai Jepang satu persatu jatuh ke tangan Amerika. Demikian juga Tokyo sudah dibom oleh negeri Paman Sam tersebut. Beredar prediksi bahwa Jepang akan segera kalah. Oleh karenanya para pimpinan Nasional termasuk juga Wahid Hasyim, bertindak cepat untuk mempersiapkan kemerdekaan. Hingga akhirnya diproklamasikanlah kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Seiring dengan perintah Presiden Soekarno untuk membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Kyai Hasyim Asy’ari menginginkan Hisbulloh Jombang untuk segera dibentuk. Keinginan ini beliau sampaikan ke H. Affandi Jagalan, sewaktu bertemu di Masjid Jami’. Oleh H. Affandi segera ditindaklanjuti dengan mencari orang yang bisa mempelopori pembentukan Hisbulloh di Jombang. Pilihan pun kemudian jatuh ke Wahib Wahab Tambak Beras, yang notabene merupakan mantan anggota PETA berpangkat Shudancho.
Dari sini muncul cerita menarik, Wahib ketika itu dicari oleh H. Affandi beserta dengan kemenakannya yang juga mantan anggota PETA, ke Hotel Semeru. Karena biasanya dia tidur di situ, namun ternyata tidak ada. Pencarian kemudian dilanjutkan ke Hotel Lam Yang di Jl. Veteran, Wahib yang sedang tidur karuan saja terkejut, apalagi H. Affandi sampai menggebyurkan air untuk membangunkannya. “Ada apa?” katanya. “Baiknya kita pulang saja.” Saut H. Affandi. Mereka bertiga akhirnya ke Tambak Beras menemui Kyai Wahab.
Kepada Kyai Wahab, H. Affandi menyampaikan mendapat perintah dari Kyai Hasyim untuk membentuk Laskar Hisbulloh. Dan pimpinannya sudah ditunjuk yaitu Wahib. Kyai Wahab sebenarnya keberatan, soalnya kata beliau, Wahib anaknya bandel. H. Affandi tetap bersikukuh, karena untuk mengatasi kebandelannya Wahib biar diselesaikan oleh kyai Wahab sendiri. “Terserah kamu,” Jawab Kyai Wahab akhirnya.
Pada 7 Oktober 1945 diselenggarakan lah rapat penyusunan struktur Hisbulloh Jombang di rumah H. Affandi Jagalan. Sa’dulloh Khumaidi dan Hasyim Latif yang merupakan jebolah Cibarusa didapuk untuk membantu Wahib. Setelah struktur kepengurusan terbentuk, timbul kebutuhan untuk memiliki markas. Entah bagaimana caranya, akhirnya Pabrik Gula Djombang Baru dijadikan markas. Tempat ini yang kemudian digunakan untuk merekrut calon anggota baru.
Demi merektrut anggota baru, Wahib meminta untuk disebarkan undangan atau selebaran yang isinya meminta kepada seluruh pemuda Islam yang berminat berjuang membela kemerdekaan RI, diharap mendaftar sebagai anggota Laskar Hisbulloh. Selebaran ini dikirimkan ke ranting-ranting Ansor. Ya.., saat itu jalur yang digunakan untuk mengumpulkan para pemuda adalah GP. Ansor. Pemuda yang mendaftar membludak, diperkirakan sampai menyentuh angka 4000 orang.
Kita tidak akan berbicara lebih lanjut tentang peran Hisbulloh, karena ini masih panjang ceritanya. Pada kesempatan ini penulis hanya berkepentingan menyajikan titik temu antara Ansor dan Hisbulloh. Wahib Wahab sendiri akhirnya tidak hanya menjadi pimpinan Hisbulloh di Jombang tapi memimpin Hisbulloh se Karsidenan Surabaya, yang meliputi Surabaya, Gresik, Mojokerto, dan Jombang. Wilayah-wilayah tersebut sesuai dengan wilayah yang disebut Chusaini di atas. Sehingga semakin kuat dugaan, Chusaini yang menggagas kembali dibentuknya Ansor tersebut, juga anggota Hisbulloh.
Jombang, 17/ 8/2016

M. Fathoni Mahsun

Kader Ansor Jombang

ABU DUJANAH, WIRAI JUJUR

ABU DUJANAH WIRAI JUJUR  
 Saat haul ke-27 KH Shodiq Muslih, pendiri Pesantren Mambaul Huda Genukwatu Ngoro Jombang, Selasa (9/8/2016), Pengasuh Pesantren Al Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas KH Jamaludin Ahmad cerita seorang sahabat Nabi yang bernama Abu Dujanah.   Ia dikenal sebagi orang yang sangat dekat dengan Rasulullah SAW. Namun seiap usai jamaah Subuh, dia bergegas pulang. Tanpa wiridan dan baca doa. ’’Padahal ada doa yang wajib dibaca usai salat,’’ kata Kiai Jamal.   Diantaranya yakni Allahumma ajirni minannar. Ya Allah selamatkanlah aku dari api neraka. ’’Jika ini dibaca pagi, maka sampai sore dilindungi Allah,’’ tuturnya. Jika dibaca sore, akan terus dilindungi Allah hingga pagi.   Nah, karena tidak pernah ikut wiridan, Nabi lantas menegur. “Wahai Abu Dujanah, kenapa engkau tidak menunggu sampai dibacakannya doa?’’ Abu Dujanah cerita bahwa sebenarnya dia sangat ingin mengamini doa Rosulullah. Namun dia memiliki tetangga yang pohon kurmanya condong ke halaman rumah Abu Dujanah. Setiap malam, kurmanya banyak yang berjatuhan di halaman rumah Abu Dujanah.   Dia bergegas pulang untuk menyapu kurma-kurma itu dan memberikan kepada si tetangga pemilik pohon. Agar anaknya tidak mengambil kurma tetangga tersebut. Abu Dujanah ingin menjaga anaknya tidak kemasukan makanan haram. Walaupun setiap hari, keluarganya sangat miskin. Anak-anaknya bahkan sering menangis kelaparan.     Pernah suatu hari usai salat subuh  Abu Dujanah ikut wiridan. ’’Namun yang terjadi, ketika aku sampai di rumah, aku lihat kurma tetanggaku yang ada di halaman rumahku  telah masuk ke dalam mulut anakku. Maka segera aku ambil kurma yang sedang dikunyahnya, aku tidak mau mereka memakan yang bukan haknya. Aku katakan kepada mereka, Nak jangan kau permalukan ayahmu di akherat nanti, lantaran perbuatanmu ini, biarlah engkau mati dalam keadaan lapar, daripada engkau hidup dengan membawa barang haram di tubuhmu,’’ kata Abu Dujanah.   Mendengar itu, Nabi lantas mengajak para sahabat menemui tetangga Abu Dujanah yang memiliki pohon kurma. Ternyata, dia seorang munafik. Nabi menawar, apakah boleh satu pohon kurma itu diganti dengan 10 pohon kurma yang akarnya emas dan jamrud serta batangnya berlian di surga. Si tetangga menjawab tidak mau. Kalau mau menukar, ya tukar dengan pohon kurma di dunia.   Abu Bakar lantas unjuk bicara. ’’Aku tukar pohon kurmamu dengan 10 pohon kurma terbaikku.’’ Si tetangga itu akhirnya sepakat. Abu Bakar memberikan pohon kurma itu kepada Abu Dujanah.   Si pemilik pohon ini ternyata licik. Dia berkata pada istrinya bahwa dia kini punya 11 pohon kurma. Yakni 10 yang diberi Abu Bakar, serta satu yang didepan rumahnya. Karena pohon itu masih didepan rumahnya, maka dia akan tetap mengambil buah-buahnya.   ’’Atas izin Allah, malam itu pohon kurma tersebut pindah ke halaman rumah Abu Dujanah," jelasnya. (Rojiful Mamduh)

11/08/2016

SERIBU BIDADARI

SEWU WIDODARI
 Saat ngaji Hikam Senin (8/8/2016), pengasuh Pesantren Almuhibbin Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, KH Jamaludin Ahmad cerita bahwa kelak di surga setiap pria diberi sewu widodari yang selalu perawan. Ini juga beliau ceritakan saat kilatan kitab Hikayat Ramadan lalu. Kiai Jamal cerita, dulu, Mbah Wahab pernah dapat pertanyaan soal ini. Di masa senjanya, Mbah Wahab kehilangan penglihatan karena diabetes. Meski demikian beliau tetep ngaji kitab. Termasuk ngaji usai salat Jumat di masjid induk. Pengajian ini diikuti umum. Menantunya bertugas membacakan kitabnya. Lalu Mbah Wahab menerangkan. Suatu hari.. Peserta pengajian yang bernama Nawawi tanya. Nawawi : Mbah, apa benar nanti di surga di jatah sewu widodari. Mbah Wahab : bener Wi.. Nawawi : apa kuat Mbah? Mbah Wahab : Kalau di dunia, bojo sewu, yo gak kober celonoan Wi.. Saat itu listrik baru masuk Tambakberas.. Nanti di surga itu seperti saklar ngene iki lho Wi. Di pitek siji, lampu kabeh nyala.. Nawawi : nopo bener widodari niku perawan terus? Mbah Wahab : bener. Besok nango kali brantas Wi. Gowo watu gede. Cemplungno nang kali brantas. Kiro2 kaline mbukak opo ora Wi? Nawawi : mbukak Mbah. Mbah Wahab : enek bekase opo ora Wi? Nawawi : Mboten Mbah Mbah Wahab : nang suwargo jange widodari yo koyok ngunu Wi.. Selamat malam jumat. Dan semoga bisa hadir haul Mbah Wahab sabtu 13 Agustus 2016.

(ROJIFUL MAMDUH)



KIAI SODIQ

KIAI SODIQ  
Saat haul ke-27 KH Shodiq Muslih, pendiri Pesantren Mambaul Huda Genukwatu Ngoro Jombang, Selasa (9/8/2016), Pengasuh Pesantren Al Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas KH Jamaludin Ahmad menceritakan sejumlah keistimewaan Kiai Shodiq.   ’’Kiai Sodiq ini namanya, perkataannya, dan firasatnya, sama. Sodiq semua. Jarang ada orang yang nama dan perkataan serta perbuatannya sama seperti beliau,’’ tutur Kiai Jamal.   Kiai Jamal lantas menceritakan sejumlah mukasyafahnya Kiai Sodiq. Kiai Sodiq ini masih pakdenya Kiai Jamal.
 1.      Kiai Jamal pernah bertanya kepada ibunda Kiai Sodiq. ’’Bu, panjenengan kok bisa punya anak seperti Kiai Sodiq ini bagaimana?’’ kata Kiai Sodiq. Ibunda Kiai Sodiq cerita, beberapa kali punya anak laki-laki selalu lahir meninggal. Akhirnya begitu hamil lagi, sang ibu memutuskan untuk terus berpuasa sampai melahirkan. Hingga lahirlah Kiai Sodiq. ’’Agar bertahan hidup, ibunya memberi nama gudel. Jadi Kiai Sodiq ini kecilnya bernama gudel,’’ jelasnya. Anehnya, tetangga-tetangganya yang sakit selalu minta diludahi Kiai Sodiq kecil yang bernama gudel. ’’Setelah diludahi, ternyata memang sembuh,’’ paparnya. Nama gudel baru di rubah setelah nyantri ke Lirboyo. 

2.      Pada 1980, Kiai Jamal pernah diajak Kiai Sodiq ke makam Mbah Sodiqun Ngoro. Setelah dari makam, Kiai Sodiq bilang; ’’ Aku dan kamu segera berangkat haji, Mal. Cuma lebih dulu kamu.’’ Ternyata benar. Pada 1981, Kiai Jamal haji. Sementara Kiai Sodiq belum. 

3.      Pada 1982, Kiai Jamal diajak Kiai Sodiq ke makam Mbah Abdul Muhyi Pemijahan Ciamis. Setelah dari makam itu, Kiai Sodiq cerita disuruh buat makjud. Cara buatnya seperti ini. Cara merebus dan membungkusnya seperti ini. Dan lain-lain. Makjud itu laris manis. Sampai ke luar Jawa bahkan ke Malaysia. Sehingga akhirnya terkumpul uang untuk berangkat haji buat Kiai Sodiq bersama istri. Pada 1983, Kiai Sodiq akhirnya berangkat haji. ’’Setelah itu, Kiai Sodiq tidak buat makjud lagi. Karena hanya disuruh buat makjud agar bisa haji saja,’’ jelasnya.

 4.      Saat haji, dihadapan kakbah Kiai Sodiq menangis. Beliau memohon kepada Allah agar ditunjukkan  jumlah jamaah haji yang mabrur. Ternyata jumlahnya sangat sedikit. ’’Beliau ditunjukkan dengan dilemparkan segenggam nekeran. Berarti dari ribuan yang haji, yang mabrur hanya sejumlah satu genggam nekeran,’’ jelasnya. Kiai Jamal menambahkan, haji mabrur memang sulit. ’’Agar mabrur, tak boleh maksiat sama sekali. Ini sulit. Karena kadang masih melihat yang maksiat,’’ paparnya. Abi Abdillah Aljauhari, pernah diperlihatkan Allah bahwa dari 600 jamaah haji tahun itu, yang mabrur hanya enam. ’’Itu yang mabrur bi nafsih. Yang lainnya mabrur bighoirihi  yakni karena doanya para wali-wali,’’ jelasnya. 

 5.      Kiai Sodiq pernah mengajak santrinya ke makam Mbah Abdur Rohman Pagerwojo Perak. Kiai Sodiq lalu tanya kepada santrinya. Tadi ketok opo. Santrinya menjawab, saya glambyar kiai. Iyo tapi ketok opo.  Santrinya menjawab ketok atau merasa diberi minum es degan. ’’Karena di sekitar situ memang banyak yang jual es degan,’’ kata Kiai Jamal disambut tawa jamaah. Kiai Sodiq membenarkan penglihatan itu. Dan menyampaikan bahwa santri itu akan dikaruniai anak yang hapal Quran. ’’Ternyata benar.Dari enam anak santri itu, dua hapal Quran,’’ jelasnya. 

 6.      Suatu hari, usai ngaji malam selasa. Paginya usai jamaah Subuh Kiai Sodiq ngadep kearah muridnya. Kiai Sodiq tanya. Tadi ketok apa. Santrinya jawab, glambyar kiai. Iya, tapi sing ketok opo. Santrinya jawab, ketok Mbah Samsun Gayam. Kiai Sodiq membenarkan. Mbah Samsun pamit hendak mati. Tiga hari kemudian, Mbah Samsun meninggal. 

7.      Suatu hari, Kiai Sodiq nyambangi mertua santrinya yang sakit. Kiai Sodiq lalu pesan, mertuamu jangan ditinggal. Dua hari setelahnya, mertua santri itu mati.

 8.      Suatu hari, ada murid Kiai Sodiq yang tidak bisa memamah makanan. Gigit jari saja tak bisa. Karena gigi atas dan bawah tak bisa ketemu. Oleh dokter spesialis, dia divonis kanker sehingga harus operasi. Sama Kiai Sodiq, santri itu disuruh makan reumacyl satu. Lalu tidur telentang dan pahanya disuruh injak-injak anak kecil. Malam hari itu dilakukan, paginya sembuh.

 9.      Suatu hari, ibu salah satu santri datang. Dua tahun lamanya dia tak bisa tidur dan makan. Sehingga sangat kurus. Diperiksakan dokter tak ada penyakitnya. Dalam Ihya Ulumudin juz 3 disebutkan, jika sakit fisik tapi tak ditemukan penyakitnya, berarti harus dibawa ke dokter batin. Sama Kiai Sodiq, ibu itu lalu disuruh suluk di Tulungagung selama 40 hari. Setelah itu, dia sembuh. 

10.   Suatu hari, ada santri radang usus. Sama dokter, tak boleh makan pedas. Oleh Kiai Sodiq, justru disuruh beli Lombok satu kilogram. Lalu diperes dan airnya diminum. Setelah itu, dia sembuh.

 11.   Suatu ketika, ada cewek matanya terus melek satu. Jadi meski tidur, satu matanya tak bisa menutup.  ’’Ini cewek prawan, anake wong sugih. Jadinya gak payu rabi,’’  kata Kiai Jamal. Oleh Kiai Sodiq, disuruh ambil daun kecubung satu. Diremet. Lalu dikecerno matanya. Setelah itu matanya jadi normal.

12.   Suatu ketika, Kiai Jamal diajak Kiai Sodiq ke makam Mbah Abdul Mursyad di utara Pabrik Gula Mrican. Setelah dari makam, Kiai Sodiq bilang. Bahwa namanya bukan Abdul Mursyad. Tapi Abdullah Mursyad. Kiai Sodiq juga bilang, setelah diparani ini, makam itu akan ramai peziarah. ’’Sekarang, makam tersebut memang ramai peziarah," tuturnya..(Rojif)


05/08/2016

SURAT UNTUK MENDIKNAS ANYAR

Dari: Italutfiani
KEPADA: Mendiknas Anyar
Perihal: SURAT TERBUKA BUAT MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BPK. PROF. DR.MUHAJIR EFFENDI, M.AP
_Assallamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh_ Bapak Menteri, perkenalkan nama saya Heri Santoso, S.Pd ; seorang guru dengan tugas tambahan sabagai kepala sekolah di SDN Sumberasri 04 Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur. Bapak Menteri yang saya hormati ; pertama-tama perkenankan saya mengucapkan Selamat atas pelantikan Bapak sebagai Mendikbud yang baru di Kabinet Kerja Jokowi - JK. Sungguh, bukan suatu kebetulan Bapak terpilih dan ditunjuk oleh Bpk Presiden sebagai Mendikbud, tetapi memang kapabilitas dan elektabilitas Bapak tidak bisa diragukan lagi, untuk memimpin kementerian yg "carut marut" ini. Mengapa saya katakan carut marut ? Paling tidak ada 5 indikasi yang menjadi alasan riel dari image tsb. 1. Tentang kualitas dan kuantitas SDM keguruan kita masih sangat memprihatinkan. Guru di Indonesia hampir semuanya sarjana. Bukan cuma guru PNS saja yg harus berijasah S1, GTT sekalipun HARUS S1. Nah, hal inilah yg pada gilirannya menghadirkan ironisme tak ubahnya "lelucon panggung sandiwara". Betapa tidak, semua harus sarjana tapi dulunya dg biaya sekolah sendiri2. Ini hanya terjadi di Indonesia. Sebab, jika seorang telah mengabdi sebagai PNS untuk meningkatkan pengetahuan dlm pendidikan formalnya adalah tanggung jawab pemerintah. Untuk itu Bapak Menteri harus berterima kasih pada kami semua guru yg telah berpartisipasi secara pribadi demi peningkatkan profesionalitasnya tanpa melibatkan pembiayaan dari pemerintah lewat Tugas Belajar. Keprihatinan yang lain adalah untuk menjadi GTT pun harus berijasah sarjana pula. Ini yg kurang bisa dinalar akal sehat. Mengapa demikian ? Untuk mempekerjakan tenaga sarjana TANPA DILINDUNGI OLEH SISTEM KEPEGAWAIAN YG JELAS DAN SISTEM PENGGAJIAN YG TETAP. Akibatnya, GTT di Indonesia (maaf) masih LEBIH BERHARGA ORANG UTAN DI KEBON BINATANG YG PUNYA.KEJELASAN ANGGARAN MAKAN DAN MINUMNYA SERTA UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGANNYA. Di sisi lain, mungkin Bapak Menteri sudah lebih tahu kalau Indonesia SANGAT KEKURANGAN GURU. Dan demi terpenuhi target kurikulum, akhirnya mempekerjakan GTT. Wajar jika GTT identik dg Guru PNS meski gajinya tidak identik. Rata2 tiap bulan seorang GTT di Indonesia hanya berhonorarium sekitar Rp 100.000,- Akan tetapi mereka dg ikhlas untuk mengatakan PENGABDIAN SRBAGAI PAHLAWAN TANPA TANDA JASA. Saya tidak setuju dg sebutan TANPA TANDA JASA !! Sebab sebutan itu nenjadi konyol dan fatal. Tanpa digaji pun siap mengabdi. Ini jelas tidak sinkron dg predikat GURU PROFESIONAL. 2. Masih tentang tradisi carut marut di institusi pendidikan kita. Bapak Menteri harus bisa merentang tentang BENANG KUSUT KURIKULUM. Kita sudah terlalu kusut dg kurikulum dari waktu ke waktu yg terus bermasalah. Puncaknya di era sekarang setelah diberlakukan diberlakukan 2 (dua) jenis kurikulum KTSP dan K-13. Sungguh ironis, di dunia ini hanya terjadi di Indonesia. Untuk itu mohon Bapak Menteri segera membenahi benang kusut tsb. 3. Tentang Tunjangan Profesi Guru yg biasa disebut TPG atau TPP. Bapak Menteri tentu masih ingat awal mula lahirnya TPP karena Bapak termasuk anggota tim perumus. Ruh yg menjiwai TPP bukankah dulu UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN pendidik. Tapi sekarang telah JAUH BERGESER yaitu sebagai variabel pengukuran kinerja guru. Ironis luar biasa. Bahkan ada yg over acting MEMBREDEL TPP hanya karena TIDAK MASUK selama 3 hari, melakukan cuti hamil, umroh dan naik haji. Sudah sangat menyimpang. Saya jadi heran, cuti hamil diatur oleh peraturan perundang-undangan kepegawaian secara sah. Akan tetapi di saat ibu guru cuti hamil kok dibredel TPP-nya ? Di saat naik haji, bahkan ijin sakit dg surat dokter dekalipun dibredel. Ini yg disebut presedent buruk dlm kementerian yg bapak pimpin., bahkan PELANGGARAN HAK ASASI. 4. Tentang tunjangan seorang kepala sekolah dasar ( SD), yg patut ditinjau kembali. Sebab besaran tunjangan tsb tdk relevan dg kinerja seorang pimpinan/direktur/manajer di lembaga satuan pendidikan yg jadi starting point pencerdasan bangsa. Itulah Bapak Menteri Surat Terbuka saya. Saya tidak ingin jadi seorang pahlawan untuk korps kami Guru Sekolah Dasar, tetapi sebagai makhluk yg punya etos dan dedikasi untuk mengabdi pd bangsa dan negara ini, adalah wajar jika membuat usulan lewat surat terbuka di twitter milik Bapak. Sekian terima kasih. SELAMAT BEKERJA. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hormat penulis, HERI SANTOSO, S.Pd NIP. 19570926 197707 1 001

Dholim

DHOLIM  
 Saat ceramah dalam kegiatan Jumat Bahagia IPNU-IPPNU di MTs Al-Hikmah Janti Jogoroto (3/6/2016), Wakil Ketua PCNU yang juga pengasuh Pesantren Al Aqobah Diwek, Jombang KH Junaidi Hidayat minta agar sekolah tak terlalu manut pemerintah. ’’Pemerintah itu tidak pernah yakin bahwa sistem yang diterapkannya sepenuhnya bagus seratus persen. Makanya sistemnya selalu berubah-ubah. Lha sistem ora bener kok dianut nemen-nemen,’’ katanya.   Dia berharap, sekolah berani mengembangkan sistemnya sendiri. Sesuai potensi dan keunggulan masing-masing. ’’Pak Makhi (kepala MTs Al Hikmah), ambil dari pemerintah sekedarnya saja.  Selebihnya berkreasi sendiri, kembangkan sesuai potensi yang dimiliki,’’ paparnya.   Jika manut pemerintah, semua anak harus pintar mata pelajaran ujian nasional seperti matematika, IPA dan bahasa Inggris. ’’Anak yang tidak menguasai itu dianggap bodoh. Padahal setiap anak punya kelebihan masing-masing,’’ jelasnya.   Jika manut itu, selamanya anak MTs akan dianggap bodoh. Karena tak mungkin bersaing dalam ketiga mata pelajaran itu. ’’Anak autis itu kan IQ nya sangat rendah. Tapi dibawah pembinaan seorang tokoh pendidikan, anak itu bisa muncul potensi terbaiknya,’’ jelasnya. Ada anak autis yang sekali lihat sudah bisa membuat sketsa semua orang yang ditemui. Ada pula anak autis yang setelah dididik mampu menghapal ribuan lagu dalam waktu singkat. ’’Dengan pendidikan yang baik, sesuai potensinya, anak autis saja bisa jadi seperti itu. Apalagi anak normal,’’ paparnya.   Selama ini, anak  menganggap sekolah seperti penjara karena mereka dipaksa menekuni hal-hal yang tidak sesuai minat, potensi dan bakatnya. ’’Buktinya, mereka senang luar biasa kalau libur. Pendidikan yang baik, mestinya membuat siswa nyaman dan krasan. Sehingga ketika keluar, anak menangis karena tak rela pisah,’’ jelasnya.   Tugas sekolah, kata Pak Jun, memfasilitasi dan mengembangkan potensi, minat dan bakat siswa tersebut. ’’Sebab dari ujung kaki sampai rambut ini punya potensi,’’ bebernya. Mulut jika ditekuni bisa jadi penceramah. Tangan jika ditekuni bisa jadi penulis. ’’Kakinya pemain sepak bola itu nilainya berapa miliar,’’ ucapnya.   Agar potensi, minat dan bakat itu berkembang, sekolah harus sering memfasilitasi siswa gelar karya. ’’Wali murid saat menyaksikan perpisahan anak TK gembira karena ada pentas anaknya. Anak juga senang karena tampil dihadapan orang tua. Giliran perpisahan SMP dan SMA, tidak lagi ceria karena tak ada unjuk kemampuan siswa,’’ ujarnya.   Pada kesempatan itu, Pak Jun juga tidak setuju sekolah melakukan seleksi penerimaan siswa baru. ’’Pilih-pilih siswa itu zolim, tidak boleh. Tujuan siswa sekolah atau mondok itu untuk belajar. Lha kalau yang bodoh tak boleh sekolah atau mondok, itu kan keliru. Kalau menolak siswa karena kapasitas tak cukup tidak apa-apa. Tapi kalau menolak siswa karena bodoh, itu zolim,’’ tandasnya.    Alhamdulillah dapat ilmu banyak dari Jumat Bahagia IPNU IPPNU Jombang. Jumat Bahagia (5/8/2016) sekarang dilaksanakan di SMA 2 Darul Ulum tepatnya di masjid Al Islah Tapen Kudu..

04/08/2016

KONFLIK

 KONFLIK 
Saat disowani Selasa (19/7/2016), salah satu pengasuh Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Gus Rozak, pesan agar tidak mudah gumun dan kaget dengan konflik yang melanda umat Islam. "Sebab Rosulullah pernah minta tiga hal kepada Allah," tutur Gus yang juga pengembang perumahan di Kauman Ngoro Jombang dan ternak ratusan ribu ayam di Kediri ini. Pertama, Nabi minta agar umatnya tidak diazab sampai habis seperti umat Nabi Nuh. Doa ini dikabulkan. Kedua, Nabi minta agar umatnya tidak ada yang mati karena kelaparan seperti saat paceklik 7th di Mesir zaman Nabi Yusuf. Doa ini dikabulkan. Ketiga, Nabi minta agar umatnya tidak didera konflik. Doa ini tidak dikabulkan. Allah memang tidak menghendaki dunia dihuni satu macam umat. QS Almaidah 48 dan QS Annahl 93. Gak ada konflik, gak asyik. Namun Allah memerintahkan untuk tidak bercerai berai. QS Ali Imron 103. Jadi walaupun tidak bisa bersatu, walaupun konflik, kalau bisa tidak usah ngelokno apalagi mengkafirkan. Sebab ketika ngelokno, pasti ada perasaan merasa lebih baik. Merasa lebih Islam. Merasa lebih baik dari yang lain, itu gaya iblis sehingga tak mau sujud pada Adam.. Wong jowo bilang: ojo alok, mergo alok iku melok. Ojo geting, mergo geting iku nyanding. Tepat yang disampaikan Mas Rijal, wasek PCNU saat refleksi setahun muktamar NU yang diadakan PAC GP Ansor Jombang kota di musola Alfalah, Rabu (3/8/2016). Dia menyampaikan kaidah dalam Asbah wan nadoir. Al amru idza ittasa'a doko. Idza doko ittasa'a. Perkara itu ketika longgar dipersempit. Ketika sempit diperlonggar. Ketika gada konflik diciptakan konflik. Ketika ada konflik didamaikan. Dalam konteks malam jumat, Ketika terlalu sempit diberi pelumas. Ketika terlalu longgar dijamuni sari rapet..
Rojif)


NGEMPET NGAPURO NGAPIKI

NGEMPET NGAPURO NGAPIKI 
 Saat mengisi pengajian Tamassaktum Minggu malam di Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang (31/7/2016), KH Lukman Hakim berharap agar setelah Ramadan ada peningkatan ibadah dan takwa. Tanda takwa itu sendiri ada empat. Sebagaimana disebut dalam QS Ali Imron 133-134. Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit[1], dan orang-orang yang menahan amarahnya[2] dan mema’afkan (kesalahan) orang lain[3]. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan[4].   ’’Gampangnya, ngempet, ngapuro dan ngapiki,’’ tuturnya.   Dia lantas bercerita, suatu ketika, Imam Hasan Albasri pernah dirasani orang. Lalu ada yang melaporkan hal itu kepada Imam Hasan. Imam Hasan lantas mengambil sekeranjang kurma. Kemudian menitipkannya kepada si pelapor agar diberikan kepada orang yang ngerasani. ’’Sampaikan terima kasihku kepadanya karena dia telah mengambil dosa-dosaku,’’ ucap Imam Hasan. Itulah yang disebut ngapiki. Sebab orang yang ngerasani hakikatnya mengambil dosa-dosa orang yang dirasani. Jadi mestinya harus berterimakasih.   ’’Kalau kita ngapiki, maka pasti disenengi,’’ bebernya. Nah, untuk hubungan dengan Allah, agar dekat, maka kita harus melaksanakan hal-hal yang wajib. ’’Itu untuk dekat. Tapi untuk disenengi Allah, kita harus menambah dengan amalan-amalan sunah," sarannya. Paginya, saat rutinan ahad pahing MWC NU Jombang kota di masjid Alhikmah Sengon, pengasuh PP Sunan Ampel KH Taufiqurahman Muchid pesan agar tidak meninggalkan shalat sunah rawatib minimal 10 rakaat. "Dua rakaat sebelum subuh, sebelum duhur, setelah duhur, setelah magrib dan setelah isya. Iku dilakoni ben ringan hisabe," tuturnya. Sebagai bentuk peningkatan ibadah, KH Sahal Afhami saat ngaji habis magrib di masjid Alfattah Nglundo utara Desa Candimulyo Selasa (2/8/2016) berpesan agar berupaya menangi takbirotul ihrom imam saat jamaah salat fardu. "Sebab disini banyak fadilahnya," ucapnya. Yakni diganjar seperti haji dan umroh tujuh kali. Setiap rakaat seperti ibadah satu tahun. Juga diganjar sedekah emas sebesar gunung uhud. Kemudian kelak masur surga tanpa hisab.
 (Rojif)




01/08/2016

ZAKAT TAAWUN

ZAKAT TAAWUN 
Saat ngaji dalam halal bihalal dan rutinan naharul ijtima ahad pahing MWC NU Jombang kota di Masjid Al Hikmah Desa Sengon (31/7/2016), H Rohmad Chusaini menerangkan soal sedekah. "Sedekah niku enak Bu," kata wakil rois syuriah bidang ekonomi ini. Sampai-sampai, orang yang sudah mati ingin hidup lagi hanya untuk bersedekah. Sebagaimana disebut dalam QS Almunafiqun 10. "Di akhirat nanti semua orang kepanasan. Yang bisa dipakai payung adalah apa yang disedekahkan," kata pemilik toko pakaian Egro di jl Kusuma Bangsa no 10 ini. "Semakin besar payungnya maka semakin bisa melindungi dari panas. Sebaliknya, kalau orangnya besar, tapi payungnya kecil seperti yang dipakai kemidi bedes (topeng monyet) pasti tak akan bisa melindungi," tambah pria yang mempelopori arisan taawun dan zakat taawun ini. "Untuk desa Sengon saya siapkan dua paket arisan taawun masing-masing Rp 6juta. Jika kelompoknya sudah siap, bisa matur Ust Imam Mawardi (ketua ranting NU) lalu ambil uangnya ke saya," paparnya.. Ketua MWC NU, KH Asyharun Nur menjelaskan, dari 20 ranting yang ada, semua sudah diberi zakat taawun. Tiap paket Rp 6 juta untuk satu kelompok yang anggotanya sekitar 40 orang. Dibuat list mulai yang paling miskin. Rp 6 juta itu lantas diberikan kepada 20 orang yang paling miskin @ Rp 300 ribu. Selanjutnya, 20 orang itu diwajibkan sedekah seribu per hari. Dikumpulkan tiap pertemuan. Dari 20 orang itu, 15 hari sudah terkumpul Rp 300 ribu. Ini diberikan pada anggota ke 21. Selanjutnya, orang ke 21 ini mulai ikut sedekah seribu per hari. So, 15 hari terkumpul Rp 315 ribu. Yg 300 ribu diberikn anggota ke 22, yg Rp 15 ribu disimpan.. Selanjutnya anggota ke 22 mulai ikut sedekah seribu perhari. Anggota yg sudah terima Rp 300 ribu diharuskn sedekah seribu per hari. Setelah anggota ke 40 menerima Rp 300ribu maka yang menerima kembali ke no 1. Demikian seterusnya sehingga terjadi pembiasaan sedekah seribu per hari. "Alhamdulillah semua kelompok jalan. Bahkan sudah ada yang muter beberapa kali," kata Kiai Harun.