04/08/2016

NGEMPET NGAPURO NGAPIKI

NGEMPET NGAPURO NGAPIKI 
 Saat mengisi pengajian Tamassaktum Minggu malam di Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang (31/7/2016), KH Lukman Hakim berharap agar setelah Ramadan ada peningkatan ibadah dan takwa. Tanda takwa itu sendiri ada empat. Sebagaimana disebut dalam QS Ali Imron 133-134. Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit[1], dan orang-orang yang menahan amarahnya[2] dan mema’afkan (kesalahan) orang lain[3]. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan[4].   ’’Gampangnya, ngempet, ngapuro dan ngapiki,’’ tuturnya.   Dia lantas bercerita, suatu ketika, Imam Hasan Albasri pernah dirasani orang. Lalu ada yang melaporkan hal itu kepada Imam Hasan. Imam Hasan lantas mengambil sekeranjang kurma. Kemudian menitipkannya kepada si pelapor agar diberikan kepada orang yang ngerasani. ’’Sampaikan terima kasihku kepadanya karena dia telah mengambil dosa-dosaku,’’ ucap Imam Hasan. Itulah yang disebut ngapiki. Sebab orang yang ngerasani hakikatnya mengambil dosa-dosa orang yang dirasani. Jadi mestinya harus berterimakasih.   ’’Kalau kita ngapiki, maka pasti disenengi,’’ bebernya. Nah, untuk hubungan dengan Allah, agar dekat, maka kita harus melaksanakan hal-hal yang wajib. ’’Itu untuk dekat. Tapi untuk disenengi Allah, kita harus menambah dengan amalan-amalan sunah," sarannya. Paginya, saat rutinan ahad pahing MWC NU Jombang kota di masjid Alhikmah Sengon, pengasuh PP Sunan Ampel KH Taufiqurahman Muchid pesan agar tidak meninggalkan shalat sunah rawatib minimal 10 rakaat. "Dua rakaat sebelum subuh, sebelum duhur, setelah duhur, setelah magrib dan setelah isya. Iku dilakoni ben ringan hisabe," tuturnya. Sebagai bentuk peningkatan ibadah, KH Sahal Afhami saat ngaji habis magrib di masjid Alfattah Nglundo utara Desa Candimulyo Selasa (2/8/2016) berpesan agar berupaya menangi takbirotul ihrom imam saat jamaah salat fardu. "Sebab disini banyak fadilahnya," ucapnya. Yakni diganjar seperti haji dan umroh tujuh kali. Setiap rakaat seperti ibadah satu tahun. Juga diganjar sedekah emas sebesar gunung uhud. Kemudian kelak masur surga tanpa hisab.
 (Rojif)




0 komentar:

Post a Comment