24/08/2017

PERSATUAN KELUARGA IBRAHIM

Saat ngaji dalam rutinan Ahad pahing MWCNU Jombang Kota, di masjid Al Birru Perum Griya Indah, Ahad (20/8/2017), Rois Syuriah MWCNU Jombang Kota yang juga Pengasuh PP Assaidiyah 2 Bahrul Ulum Tambakberas, KH Ahmad Hasan, menjelaskan pentingnya persatuan dan ukhuwah.


’’Keluarga Nabi Ibrahim adalah contoh persatuan yang sangat bagus,’’ tuturnya. Yakni tatkala peristiwa penyembelihan kurban sebagaimana diceritakan dalam QS As Soffat 102.


Ketika Allah menurunkan perintah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih Ismail yang sedang lucu-lucunya, iblis langsung bekerja berusaha menggagalkan. ’’Yang pertama didatangi Iblis adalah ibunya yakni Siti Hajar,’’ ucapnya.


Iblis berpandangan bahwa perempuan paling tidak tegaan. Sehingga mudah dibujuk agar menggagalkan penyembelihan Ismail. Jika Hajar bisa terbujuk, iblis yakin Ibrahim juga akan terbujuk. Sebagaimana tatkala Siti Hawa tergiur memakan buah khuldi yang dilarang Allah, Nabi Adam pun akhirnya ikut memakan.


Lain Hawa lain pula Hajar. ’’Siti Hajar tidak terbujuk rayuan iblis,’’ kata Kiai Hasan. Ketika iblis berkata apa engkau tidak kasihan melihat anakmu disembelih? Hajar spontan menjawab, jika itu perintah Allah, aku tidak masalah.


Iblis lalu mendatangi Nabi Ibrahim untuk membujuk. ’’Apa kamu tidak kasihan anak semata wayang yang lama engkau nanti hendak disembelih?’’ Nabi Ibrahim menjawab tegas, jika itu perintah Allah, pasti aku lakukan.


Jika bagi kita terasa berat melepaskan anak pergi ke pondok. Apakah itu lebih berat dari perasaan Nabi Ibrahim ketika hendak menyembelih Nabi Ismail, anak semata wayang yang dinantinya selama 90 tahun???


Ditolak dua kali, Iblis  tidak menyerah. Dia lantas mendatangi Ismail. ’’Apa kamu tidak takut disembelih ayahmu. Kamu masih muda. Masa depanmu masih panjang?’’ Nabi Ismail menjawab tegas, jika itu perintah Allah, aku pasti taat.


 Namun Iblis masih terus berupaya membujuk sehingga akhirnya dilempar batu yang sekarang diabadikan menjadi lempar jumroh.

’’Siti Hajar, Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, semuanya satu suara karena Allah. Adanya persatuan karena Allah inilah yang menyebabkan ibadah menyembelih kurban bisa terlaksana. Jika ketiganya tidak bersatu karena Allah, tidak akan jadi tatanan,’’ jelasnya.


Karena itu agar persatuan kita kuat, bersatulah karena Allah. ’’Urip-urip jamiyah NU niatnya karena Allah, pasti kompak. Membangun Indonesia yang sudah Merdeka 72 tahun karena Allah, pasti kompak,’’ jelasnya.


’’Jangan melihat ke bawah, kalau melihat ke bawah (manusia) pasti yang terlihat banyaknya perbedaan. Jadinya sulit bersatu. Tapi lihatlah ke atas. Kalau lihat ke atas pasti mudah bersatu. Sebab yang diatas hanya satu yakni Allah,’’ tambahnya.


Yup, bersatu karena Allah…


Seperti dalam novel Uhibbuka Fillah..  ’’Cinta karena Allah semata, akan dijaga oleh Sang Pemilik Cinta.’’ Bersatu karena Allah, akan dijaga oleh Allah yang Maha Satu…

YA GHONI YA MUGHNI

Saat rutinan limolasan Rijalul Ansor PAC GP Ansor Jombang Kota di musala Al Falah barat Kebon Rojo, Selasa (15/8/2017), Ketua Rijalul Ansor Jatim, Gus Wahab Yahya dari PP Bahrul Ulum Tambakberas memberi ijazah agar kaya. ’’Kalau ingin kaya, baca ya ghoni ya mughni seribu kali setiap hari,’’ tuturnya.

Wiridan tersebut dia peroleh dari Kiai Khudlori. Kiai Khudlori ini pernah diceritakan Gus Dur. Saat nyantri di Tambakberas, Gus Dur pernah mengerjai Kiai Khudlori. Kiai Khudlori ini sangat takut dengan polisi. Suatu hari Gus Dur masak dengan Kiai Khudlori. Begitu makanan sudah matang dan siap disantap bersama, Gus Dur teriak. ’’Polisi–polisi.’’


 Mendengar itu, Kiai Khudlori langsung sembunyi.  Karena Kiai Khudlori sembunyi, Gus Dur menjadi leluasa untuk menghabiskan sendiri makanannya. 
’’Kiai Khudlori mendapatkan wiridan tersebut dari KH Mohammad Ma’ruf Kedunglo Kediri, pendiri shalawat wahidiyah,’’ kata Gus Wahab.


Dengan membaca ya ghoni ya mughni setiap hari seribu kali, otomatis kita akan menjadi orang yang banyak berzikir. Orang yang banyak berzikir bakal dijadikan Allah sebagai orang yang bejo alias beruntung. Wadzkurullaha katsiron la’allakum tuflihun,  QS Al Anfal 45.

Kata orang Jawa, wong pinter, wong sugih, wong kuat, wong kuoso, wong gagah, wong ganteng, iku isih kalah karo wong kang bejo…  

Kalau dipraktekkan, membaca ya ghoni ya mughni sebanyak seribu kali tidak sampai memakan waktu satu jam. Semoga Allah paring kita semua dapat mengamalkannya…

LUWES KARENA LUWAS

Saat ngaji dalam rutinan Diba Kubro Kecamatan Jombang Kota di Masjid ar Roudoh Tugu, Sabtu (5/8/2017), Rois Syuriah MWCNU Jombang Kota, KH Ahmad Hasan Hasibuan, menjelaskan pentingnya sikap luwes dan lembut. ’’Saat Sahabat Muad bin Jabal hendak dikirim ke luar negeri, Nabi berpesan, yassiru wala tuassiru, bassyiru wala tunaziru. Permudah jangan dipersulit. Beri kabar gembira, jangan ditakut-takuti,’’ papar pengasuh PP Assaidiyah 2 Bahrul Ulum Tambakberas ini.


Itu pula yang dilakukan Wali Songo dalam mengislamkan penduduk nusantara. Sehingga mayoritas penduduk nusantara menjadi muslim. Walaupun 350 tahun dijajah Portugis, Belanda dan Jepang yang non muslim pun, penduduk Indonesia tetap mayoritas muslim.


Padahal teorinya, agama rakyat adalah agama penguasa. Dijajah, dikuasai dan dipimpin pemerintah non muslim selama 350 tahun, mestinya penduduk Indonesia jadi non muslim. Namun teori itu mentah di bumi Wali Songo.


’’Jangan sampai yang sudah diislamkan Wali Songo itu kemudian sekarang dikafir-kafirkan,’’ pesannya.
Agar bisa bersikap lembut dan luwes semacam itu, kita harus punya ilmu yang luwas. ’’Luwes itu karena ilmunya luwas. Seperti air yang banyak,’’ paparnya. Air yang banyak bisa mensucikan dan tidak gampang berubah jadi najis. Beda dengan air sedikit, kena najis sedikit saja sudah berubah menjadi najis.


Kiai Hasan berpesan agar rutinan salawatan itu diteruskan. Diistiqomahkan. ’’Sebab salawatan ini bisa menghindarkan balak, bencana dan musibah,’’ ucapnya mengutip QS Al Anfal 33,  Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah pula Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.


Beliau juga mengutip QS Alhujurat 7, Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Wa’lamu anna fikum rosulallah. Dalam QS Al Anfal 33 diatas digunakan kalimat, wa anta fihim. Dan kamu sedang berada diantara mereka.


Faedah fi, kata Kiai Hasan, li tsubut. Untuk menegaskan tetapnya suatu perkara. Tetap yang tidak berubah. Dalam kedua ayat diatas digunakan fi. Ini menunjukkan bahwa Rosulullah itu tetap ada ditengah-tengah kita. ’’Tergantung bagaimana kita menghadirkannya. Semakin banyak kita membaca salawat, maka Rosulullah semakin hadir ditengah-tengah kita,’’ bebernya.                       
[17:21, 8/10/2017] Radar Rojif: WALA TANABAZU BIL ALQOB


Saat ngaji dalam Diba Kubro Jombang Kota di masjid Ar Roudoh Tugu, Sabtu (5/8/2017), Rois Syuriah MWCNU Jombang Kota yang juga pengasuh PP Assaidiyah 2 Bahrul Ulum Tambakberas, KH Ahmad Hasan Hasibuan menjelaskan larangan memanggil orang lain dengan panggilan yang buruk. ’’Wala tana bazu bil alqob,’’ ucapnya mengutip QS Alhujurat 11.


’’Memanggil orang muslim dengan sebutan kafir atau ahlul bid’ah itu tidak boleh,’’ jelasnya. ’’Sebab panggilan yang paling jelek adalah panggilan yang buruk sesudah orang itu beriman, bi’sal ismul fusuqu bakdal iman,’’ tambahnya mengutip lanjutan ayat tersebut.


Wali Songo sudah berusah payah mengislamkan penduduk nusantara yang dulu belum Islam. Begitu sekarang sudah Islam kok dipanggil kafir, fasik, munafik, ahli bid’ah. ’’Itu semua seburuk-buruk panggilan,’’ tandasnya.


Dakwah dengan mengkafir-kafirkan, membid’ah-bid’ahkan selamanya tak akan pernah berhasil.


Ada cerita yang disebutkan dalam Tafsir Yasin Hamami ayat 14. Nabi Isa pernah mengirim dua utusan ke sebuah wilayah. Ketika sampai di wilayah itu, dua orang ini langsung mengumpulkan semua orang di alun-alun. Keduanya ceramah dengan keras mengkafir-kafirkan penguasa di wilayah tersebut sambil mengajak ikut ajarannya Nabi Isa.


Tidak berselang lama, prajurit istana datang menangkap keduanya dan langsung memancungnya. Keduanya mati sebelum dakwah menunjukkan hasil sama sekali.


Lalu Nabi Isa mengirim utusan yang ketiga. Utusan yang ketiga ini dakwah dengan lembut. Mula-mula dia dekati keluarga istana. Hingga akhirnya bisa menjadi orang kepercayaan raja. Semua hal dimintakan pertimbangan kepadanya. Hingga akhirnya bisa mempengaruhi sebagian besar keluarga kerajaan dan rakyat jelata untuk mengikuti ajaran Nabi Isa.


Sampai akhir cerita, utusan yang ketiga ini memang tetap tidak berhasil mengislamkan raja. Namun dia tidak sampai kehilangan nyawa. Dakwahnya juga menunjukkan hasil dengan imannya sebagian keluarga kerajaan dan sebagian penduduk.                       
[12:06, 8/13/2017] Radar Rojif: BELUM JADI MANUSIA SEBELUM DIMUSUHI MANUSIA


Saat sowan Rois Syuriah MWC NU Jombang Kota yang juga Pengasuh PP Assaidiyah 2 Bahrul Ulum Tambakberas, KH Ahmad Hasan Hasibuan bersama para sahabat PAC GP Ansor Kecamatan Jombang Kota, Sabtu  (1/7/2017), beliau cerita fadilah ratibul haddad.

"Awal tinggal disini sempat ada yang ganggu," tuturnya.

Beliau lalu didatangi seorang habib diberi ijazah ratibul haddad. Beliau lalu rutin mengamalkannya. "Sejak saat itu alhamdulillah gangguan nya hilang," jelasnya.

Setiap orang, kata Kiai Hasan, pasti punya musuh. Baik dalam maksud kiasan maupun hakiki. Baik dari makhluk halus maupun kasar. Sebab itu perlu benteng seperti ratibul haddad ini.

Ratibul haddad ini adalah salah satu wirid pahlawan nasional KH As'ad Syamsul Arifin Situbondo. Sehingga walaupun dikepung dan diberondong peluru oleh penjajah, beliau bisa selamat.

"Kata Kiai Djamaludin Ahmad, manusia itu belum jadi manusia jika belum dimusuhi manusia," papar Kiai Hasan.

Apa yang disampaikan Kiai Jamal itu cocok dengan yang disampaikan Imam Abil Hasan Asy-Syadzily Ra.

Beliau menyatakan:
ﻻ ﻳﻜﻤﻞ ﻋﺎﻟﻢ ﻓﻲ ﻣﻘﺎﻡ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺣﺘﻰ ﻳﺒﺘﻠﻰ ﺑﺄﺭﺑﻊ : ﺷﻤﺎﺗﺔ ﺍﻷﻋﺪﺍﺀ، ﻭﻣﻼﻣﺔ ﺍﻷﺻﺪﻗﺎﺀ، ﻭﻃﻌﻦ ﺍﻟﺠﻬﺎﻝ، ﻭﺣﺴﺪ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ . ﻓﺈﻥ ﺻﺒﺮ ﺟﻌﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻣﺎﻣﺎً ﻳﻘﺘﺪﻯ ﺑﻪ

Seorang alim belum akan mencapai tingkat kesempurnaan ilmunya hingga mengalami empat  ujian:

1. Musuhnya merasa gembira. Karena dia kena cobaan atau musibah.

2. Dicela oleh para sahabat.

3. Dihina orang-orang yang bodoh.

4. Iri hati dari kalangan ulama.

Jika dia mampu bersabar terhadap itu semua, pasti Allah akan menjadikannya sebagai pemimpin yang diikuti.

Alhamdulillah dalam PKD Ansor di Tambakberas, Kiai Hasan sudah mengijzahkan ratibul haddad. Semoga  kita bisa istiqomah mengamalkannya. 

KAROMAH MBAH WAHAB


Saat haul KH Abdul Wahab Chasbullah (Mbah Wahab) ke-46 di PP Bahrul Ulum Tambakberas, Jumat (4/8/2017), Pengasuh PP Amanatul Ummah Pacet, KH Asep Saifudin Chalim banyak bercerita tentang karomah Mbah Wahab.


Inspirator, pendiri dan penggerak NU sekaligus pahlawan nasional tersebut lahir pada 1886. Pada saat berusia 13 tahun, beliau berangkat mondok ke Langitan. Beliau berangkat naik dokar dengan membawa segala perbekalannya. Ditengah jalan, tiba-tiba kudanya lepas sehingga dokar tersebut terjerembab. Si kusir otomatis jatuh. Walaupun kudanya ditemukan kembali, si kusir tak bisa lagi mengendalikan karena cedera. Diluar dugaan, Mbah Wahab yang baru berusia 13 tahun lalu berdoa dan mengusap bagian tubuh si kusir yang sakit hingga akhirnya sembuh seperti sedia kala. Perjalanan ke Langitan akhirnya bisa dilanjutkan.


KH Asep Saifudin Chalim sekarang ini menjabat ketua PP Pergunu. Ayahnya, KH Abdul Chalim, lebih muda 13 tahun dari Mbah Wahab. Kiai Chalim pernah bersama Mbah Wahab di Makkah. Sepulang dari tanah suci, Kiai Chalim membantu perjuangan Mbah Wahab di Surabaya. Kiai Chalim ini spesialis sekretaris. Pada 1922, Kiai Chalim menjadi sekretaris Nahdlatul Waton, lembaga pendidikan yang memiliki banyak cabang yang didirikan Mbah Wahab.


Sampai dengan NU berdiri 1926, Kiai Chalim terus membantu Mbah Wahab dalam hal surat menyurat.

Kiai Asep cerita, pada awal berdirinya NU, kongres digelar setiap tahun. Sampai tahun kedelapan, belum ada tanfidiyah. Baru pada kongres kesembilan dibentuk tanfidiyah. Mbah Wahab menjadi katib 1. Kiai Chalim katib 2.


’’Semua pengurus NU waktu itu punya pondok. Hanya ayah saya yang tidak. Karena beliau yang bagian kemana-mana antar surat,’’ paparnya.


Suatu ketika, dalam pertemuan pengurus NU, ada yang mengutarakan hal tersebut. Kok Kiai Chalim belum punya pondok sendiri?. ’’Ayah saya lalu bilang, saya memang belum punya pondok. Tapi anak saya nanti punya pondok besar,’’ ucapnya. Mendengar  perkataan itu Mbah Wahab langsung mengucapkan amin. ’’Amin yang sangat mendalam,’’ ucapnya.


’’Saya ini putranya Kiai Chalim yang paling kecil. Yang nomor 21. Alhamdulillah keturutan punya pondok. Saya yakin ini  berkat doa ayah saya yang diaminkan Mbah Wahab,’’ tandas Kiai Asep.

Ini seperti teori Imam Ghozali, mencintai ulama dan mengabdi kepada ulama, akan dianugerahi keturunan yang menjadi ulama.


Pesantren Amanatul Ummah Pacet yang diasuh Kiai Asep kini memiliki ribuan santri. Para santrinya datang dari seluruh Indonesia bahkan luar negeri. Program kelas akselerasi, kelas internasional dan sekolah alam menjadi salah satu unggulan pesantrennya.                      

KIAI MUHSIN & CERAMAH BERDIRI


Saat rutinan Ahad Pahing MWCNU Jombang Kota di Masjid Miftahul Huda, Wersah, Kelurahan Kepanjen, Ahad (16/7/2017), Wakil Rois Syuriah MWCNU Jombang Kota, KH Anshori Syehah, cerita tentang Kiai Muhsin. ’’Beliau ini mertuanya Wabup Hj Mundjidah, dari Blitar,’’ tuturnya. Kiai Anshori Syehah ingat cerita ini karena dalam tausiahnya, KH Taufiqurrahman Muchid menjelaskan empat ciri orang bertakwa sebagaimana disebut dalam QS Ali Imron 133-134. Berinfak di waktu lapang maupun sempit, menahan marah, memaafkan manusia dan suka berbuat baik alias muhsinin.


’’Kiai  Muhsin ini santri KH Hasyim Asy’ari Tebuireng,’’ jelasnya. Walaupun masih muda, Kiai Muhsin  sering diminta Mbah Hasyim mewakili ngisi pengajian.


Suatu ketika, Kiai Muhsin menyampaikan pengajian dengan berdiri. ’’Baru usai salam sudah diprotes salah satu jamaah,’’ ungkapnya. Protesnya karena Kiai Muhsin menyampaikan ceramah dengan berdiri. Jamaah yang protes itu mengajukan dalil, Rosulullah SAW saat ngaji dengan para sahabat tidak pernah dalam posisi berdiri. Rosulullah selalu ngaji sambil duduk. ’’Buktinya, dalam hadist sering dijumpai perkataan sahabat, ketika kami sedang duduk bersama Rosulullah,’’ bebernya.


Diprotes seperti itu, Kiai Muhsin tidak menanggapi. Juga tidak melanjutkan ceramah. Beliau langsung pamit pulang. ’’ Sama Mbah Hasyim ditanya, kok cepat pulangnya?’’


Kiai Muhsin pun cerita penyebabnya. Mendengar penjelesan Kiai Muhsin, Mbah Hasyim tanya. ’’ Kamu tidak balas mendalil?’’ Kiai Muhsin menjawab tidak. Mbah Hasyim lalu menasehati.
’’ Kalau ada orang pakai dalil, kamu harus balas pakai dalil.’’


’’Diantara dalilnya ceramah dengan berdiri adalah QS Al Muddasir 1-2. Wahai orang yang berselimut, berdirilah dan ngajilah,’’ pungkasnya.                     
 
      

KIAI NASIR & TAHLIL

Saat haul kedua Bapak Suparman di kediaman Pak Miskat dan Ibu Lika Jl Teratai Gang IX Nglundo Lor Desa Candimulyo Kecamatan/Kabupaten Jombang, Senin (17/7/2017), Katib Syuriah Ranting NU Candimulyo, H Muslik, menceritakan kisah yang dialami KH Abdul Nashir Fattah, pengasuh PP Al Fatimiyah Bahrul Ulum Tambakberas sekaligus rois syuriah PCNU Jombang.


’’Ini dialami Kiai Nasir saat di dekat roudloh di dalam masjid Nabawi Madinah,’’ ucapnya mengawali cerita. Antara tidur dan terjaga, Kiai Nasir ditemui putranya yang telah meninggal. ’’Putranya tersebut menyampaikan bahwa semua doa yang dikirim Kiai Nasir selalu sampai. Baik itu doa yang dibaca setiap usai salat fardu maupun saat tahlilan. Putranya mengatakan tak ada satupun kiriman yang tidak sampai kepadanya,’’ jelasnya.


’’Kiai Nasir terharu diberitahu anaknya seperti itu. Sampai-sampai setelah terjaga, beliau menangis,’’ tambahnya.


Itulah sebabnya, Abah Muslik memotivasi agar jangan pernah putus mendoakan anggota keluarga yang telah wafat. Baik itu anak, maupun orang tua. ’’Tahlilan seperti ini pasti sampai kepada ahli kubur yang dikirimi,’’ pungkasnya.

SETAN PROFESOR

Saat ngaji dalam rutinan Ahad pahing MWC NU Jombang Kota di Masjid Miftahul Huda, Wersah, Kepanjen,  (16/7/2017), Pengasuh PP Sunan Ampel KH Taufiqurahman Muchid menjelaskan bahaya media sosial.

 "Sampean yang tidak punya HP, tidak punya media sosial, selamat dunia akhirat sampean," tuturnya.

Menurut beliau, isi media sosial lebih banyak mudorotnya. "Alquran melarang kebencian, di medsos setiap hari beredar kebencian. Alquran melarang marah-marah. Setiap hari di medsos isinya ngajak marah."

Beliau lalu menjelaskan empat ciri orang bertakwa dalam QS Ali Imron 134. Berinfak di waktu lapang maupun sempit. Menahan marah. Memaafkan sesama manusia. Dan suka berbuat baik.

"Orang sekarang pintar-pintar. Bisa berbagai dalil dan hujjah, namun justru  mengajak bertentangan dengan empat hal tersebut. Karena itu sekarang ini pintar saja tidak cukup. Sebab setan sekarang ini juga pintar-pintar. Setan sudah banyak yang profesor doktor. Minimal setan sekarang itu dokterandes."

Beliau menyampaikan pesan agar kita selamat. "Man tafaqqoha bi ghoiri tasawuf takabbaro."

 Siapa yang hanya belajar ilmu agama tanpa tasawuf, dia justru  akan menjadi orang takabbur.

 Kepintarannya justru hanya akan menjadi ladang bercokolnya iblis.


إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاء

Setan menganjurkan kebencian dan permusuhan.
QS Al Maidah 91.



وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ

Setan bahkan bisa bersumpah kalau dia itu berniat baik memberi nasehat.
QS Al A'raf 21            

SAYA PILIH MASUK SURGA DENGAN AMALAN...

Saat mengaji usai salat Duha di masjid Polres Jombang Kamis  (13/7/2017), Pengasuh Pesantren Al Madienah Denanyar, KH Najib Muhammad menjelaskan pentingnya ibadah sosial. "Sebelas orang terbaik yang disebut Rosulullah seluruhnya terkait dengan hubungan sesama manusia," tuturnya.

Diantaranya, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama.

 Sebaik-baik manusia adalah yang panjang usianya dan baik amalnya.

Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya dengan sesama.

Sebaik-baiknya kamu  adalah yang paling baik dalam membayar hutangnya. "Misalnya dibayar sebelum jatuh tempo. Atau membayar hutang dengan dilebihkan. Atau pinjam jagung jelek, dilunasi dengan jagung baik," jelasnya.

Sebaik-baiknya kamu dalam berteman adalah yang paling baik kepada temannya.

 Sebaik-baiknya kamu dalam bertetangga adalah yang paling baik kepada tetangga.

’’Bahkan dalam salat pun, yang paling baik adalah yang berkaitan dengan manusia. Yang paling baik dalam salat adalah yang melemaskan pundaknya. Tidak kaku. Sehingga orang masih bisa lewat," bebernya.

Imam Jalaludin Al Mahalli, penulis Tafsir Jalalain yang banyak dikaji di pesantren, contoh ulama yang memiliki kepedulian sosial tinggi.

Sebanyak 217 santrinya,  semuanya jadi tokoh besar.

Setiap beliau ngaji, selalu datang orang yang meminta makan. Sehingga beliau menghentikan sementara pengajian untuk masak. "Pengajiannya selalu jeda satu jam karena ditinggal masak untuk pengemis. Selalu seperti itu sehingga santrinya protes," tuturnya.

Para santri bertanya kenapa Imam Mahalli masih meladeni pengemis seperti itu. Padahal beliau adalah imam besar yang santrinya banyak dan karya-karyanya dikaji di seluruh negeri.

Imam Mahalli menjawab, sepanjang dia ngaji, belum pernah menemukan wali yang wafat. Lalu muridnya yang juga wali melihat kiainya dalam mimpi masuk surga karena mengajarnya atau karena ilmunya.

Imam Ghozali yang karyanya ribuan mendapat ridlo Allah karena berbelas kasih pada lalat. Dia membiarkan lalat yang hinggap dan minum di tempat tintanya.

Imam Rifai pendiri toriqoh Rifaiyah yang pengikutnya ribuan mendapat ridlo Allah karena welas asih pada kucing.

Sahabat Umar bin Khottob diridoi Allah karena membeli burung yang kesakitan karena dibuat mainan anak kecil kemudian melepaskannya.

Seorang pelacur masuk surga karena memberi minum anjing yang kehausan.

Seorang wanita ahli ibadah masuk neraka karena mengurung kucing hingga mati kelaparan.

Lalu amal kita yang mana yang akan memasukkan kita ke surga?

Menyakiti kucing saja bisa memasukkan ke neraka. Apalagi menyakiti manusia.

Bukankah tanda muttaqin itu afina aninnnas (QS Ali Imron 134). Memaafkan manusia.

Dalam kitab Busrol Kaib biliqoil habib yang diajarkan KH Taufiqurahman Muchid di Pesantren Tebuireng Ramadhan 2017 disebutkan, salah satu penyebab suul khotimah adalah menyakiti manusia..


Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang khusnul khotimah