24/08/2017

PERSATUAN KELUARGA IBRAHIM

Saat ngaji dalam rutinan Ahad pahing MWCNU Jombang Kota, di masjid Al Birru Perum Griya Indah, Ahad (20/8/2017), Rois Syuriah MWCNU Jombang Kota yang juga Pengasuh PP Assaidiyah 2 Bahrul Ulum Tambakberas, KH Ahmad Hasan, menjelaskan pentingnya persatuan dan ukhuwah.


’’Keluarga Nabi Ibrahim adalah contoh persatuan yang sangat bagus,’’ tuturnya. Yakni tatkala peristiwa penyembelihan kurban sebagaimana diceritakan dalam QS As Soffat 102.


Ketika Allah menurunkan perintah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih Ismail yang sedang lucu-lucunya, iblis langsung bekerja berusaha menggagalkan. ’’Yang pertama didatangi Iblis adalah ibunya yakni Siti Hajar,’’ ucapnya.


Iblis berpandangan bahwa perempuan paling tidak tegaan. Sehingga mudah dibujuk agar menggagalkan penyembelihan Ismail. Jika Hajar bisa terbujuk, iblis yakin Ibrahim juga akan terbujuk. Sebagaimana tatkala Siti Hawa tergiur memakan buah khuldi yang dilarang Allah, Nabi Adam pun akhirnya ikut memakan.


Lain Hawa lain pula Hajar. ’’Siti Hajar tidak terbujuk rayuan iblis,’’ kata Kiai Hasan. Ketika iblis berkata apa engkau tidak kasihan melihat anakmu disembelih? Hajar spontan menjawab, jika itu perintah Allah, aku tidak masalah.


Iblis lalu mendatangi Nabi Ibrahim untuk membujuk. ’’Apa kamu tidak kasihan anak semata wayang yang lama engkau nanti hendak disembelih?’’ Nabi Ibrahim menjawab tegas, jika itu perintah Allah, pasti aku lakukan.


Jika bagi kita terasa berat melepaskan anak pergi ke pondok. Apakah itu lebih berat dari perasaan Nabi Ibrahim ketika hendak menyembelih Nabi Ismail, anak semata wayang yang dinantinya selama 90 tahun???


Ditolak dua kali, Iblis  tidak menyerah. Dia lantas mendatangi Ismail. ’’Apa kamu tidak takut disembelih ayahmu. Kamu masih muda. Masa depanmu masih panjang?’’ Nabi Ismail menjawab tegas, jika itu perintah Allah, aku pasti taat.


 Namun Iblis masih terus berupaya membujuk sehingga akhirnya dilempar batu yang sekarang diabadikan menjadi lempar jumroh.

’’Siti Hajar, Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, semuanya satu suara karena Allah. Adanya persatuan karena Allah inilah yang menyebabkan ibadah menyembelih kurban bisa terlaksana. Jika ketiganya tidak bersatu karena Allah, tidak akan jadi tatanan,’’ jelasnya.


Karena itu agar persatuan kita kuat, bersatulah karena Allah. ’’Urip-urip jamiyah NU niatnya karena Allah, pasti kompak. Membangun Indonesia yang sudah Merdeka 72 tahun karena Allah, pasti kompak,’’ jelasnya.


’’Jangan melihat ke bawah, kalau melihat ke bawah (manusia) pasti yang terlihat banyaknya perbedaan. Jadinya sulit bersatu. Tapi lihatlah ke atas. Kalau lihat ke atas pasti mudah bersatu. Sebab yang diatas hanya satu yakni Allah,’’ tambahnya.


Yup, bersatu karena Allah…


Seperti dalam novel Uhibbuka Fillah..  ’’Cinta karena Allah semata, akan dijaga oleh Sang Pemilik Cinta.’’ Bersatu karena Allah, akan dijaga oleh Allah yang Maha Satu…

0 komentar:

Post a Comment