24/08/2017

KIAI MUHSIN & CERAMAH BERDIRI


Saat rutinan Ahad Pahing MWCNU Jombang Kota di Masjid Miftahul Huda, Wersah, Kelurahan Kepanjen, Ahad (16/7/2017), Wakil Rois Syuriah MWCNU Jombang Kota, KH Anshori Syehah, cerita tentang Kiai Muhsin. ’’Beliau ini mertuanya Wabup Hj Mundjidah, dari Blitar,’’ tuturnya. Kiai Anshori Syehah ingat cerita ini karena dalam tausiahnya, KH Taufiqurrahman Muchid menjelaskan empat ciri orang bertakwa sebagaimana disebut dalam QS Ali Imron 133-134. Berinfak di waktu lapang maupun sempit, menahan marah, memaafkan manusia dan suka berbuat baik alias muhsinin.


’’Kiai  Muhsin ini santri KH Hasyim Asy’ari Tebuireng,’’ jelasnya. Walaupun masih muda, Kiai Muhsin  sering diminta Mbah Hasyim mewakili ngisi pengajian.


Suatu ketika, Kiai Muhsin menyampaikan pengajian dengan berdiri. ’’Baru usai salam sudah diprotes salah satu jamaah,’’ ungkapnya. Protesnya karena Kiai Muhsin menyampaikan ceramah dengan berdiri. Jamaah yang protes itu mengajukan dalil, Rosulullah SAW saat ngaji dengan para sahabat tidak pernah dalam posisi berdiri. Rosulullah selalu ngaji sambil duduk. ’’Buktinya, dalam hadist sering dijumpai perkataan sahabat, ketika kami sedang duduk bersama Rosulullah,’’ bebernya.


Diprotes seperti itu, Kiai Muhsin tidak menanggapi. Juga tidak melanjutkan ceramah. Beliau langsung pamit pulang. ’’ Sama Mbah Hasyim ditanya, kok cepat pulangnya?’’


Kiai Muhsin pun cerita penyebabnya. Mendengar penjelesan Kiai Muhsin, Mbah Hasyim tanya. ’’ Kamu tidak balas mendalil?’’ Kiai Muhsin menjawab tidak. Mbah Hasyim lalu menasehati.
’’ Kalau ada orang pakai dalil, kamu harus balas pakai dalil.’’


’’Diantara dalilnya ceramah dengan berdiri adalah QS Al Muddasir 1-2. Wahai orang yang berselimut, berdirilah dan ngajilah,’’ pungkasnya.                     
 
      

0 komentar:

Post a Comment