24/05/2016

Wong Kang Soleh Kumpulono

ULAMA

Saat tausiah dalam pertemuan pengurus ranting NU Desa Candimulyo Kecamatan Jombang di rumah Pak Rojif Nglundo Utara Selasa Legi (26/4/2016), Ketua Ranting H  Muklas menuturkan bahwa memuliakan atau mengunjungi ulama itu seperti memuliakan dan mengunjungi Nabi. Siapa yang memuliakan Nabi, akan dimuliakan Allah. Siapa yang dimuliakan Allah, akan masuk surga.
 
’’Kita di NU ini niat ikut ulama, niat kumpul ulama, niat memuliakan ulama. Sebab ulama niku pewarise kanjeng Nabi,’’ ucapnya. Apalagi pendiri NU KH Hasyim Asy’ari dawuh, siapa saja yang mengurusi NU akan dianggap santrinya. ’’Kalau sudah jadi santri Mbah Hasyim, akan didoakan khusnul khotimah,’’ paparnya.
 
Rois Syuriah Ranting NU, KH Mulyono, menambahkan, orang yang bahagia itu memiliki empat tanda. Pertama, istrinya solehah. Istri solehah itu tandane, kalau dipandang menyenangkan. Kalau disuruh mau taat, kalau ditinggal bisa menjaga harta dan harga dirinya. (Menurutku perlu ditambahi satu lagi, kalau dipegang bisa membangkitkan tegangan.. hehehe).
 
Kedua, tanda bahagia itu anak keturunannya apik-apik. Untuk ini orang tua perlu banyak berdoa, tirakat dan meridloi anak. Wali Kota Mojokerto KH Mas’ud Yunus pernah menyarankan agar tiap anak usai shalat dikirimi satu fatihah. Saat sampai ayat iyyaka na’budu wa iyyaka nastain, dibaleni 11 kali sambil mbatin doa untuk si anak.
 
Ketiga, tanda bahagia itu rezekinya di daerah/negaranya sendiri. Masio di daerah/negara orang lain, tapi kalau istri dan anak diajak, insya Allah juga tetap bahagia.  
 
’’Keempat, tandane bahagia niku kalau yang digumbuli tiyang soleh,’’ tuturnya. Lha aktif di NU itu, niatnya adalah golek gumbulan wong sing soleh. Kalau gumbulane orang soleh, akan saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.
 
’’Kalau gumbul orang soleh, ngomong sak omong pasti yang dibahas ilmu. Ilmu itulah yang akan ngangkat derajat kita dan membuat kita semakin baik,’’ tuturnya.
 
Namun ada lima hal yang membuat kita sulit jadi orang soleh. ’’Yoiku qonaah bil jahli alias neriman jadi orang bodoh tegese orang gelem ngaji. Lalu rakus dengan dunia. Ketiga, pelit mensedekahkan hartanya. Keempat amal dengan maksud riya atau pamer. Serta yang kelima ujub atau membanggakan dirinya sendiri,’’ paparnya.

(Rojiful Mamduh)

0 komentar:

Post a Comment