27/02/2017

MELIHAT ALLAH DALAM AHOK

MELIHAT ALLAH DALAM AHOK


Saat ngaji di Masjid Ar Roudoh Tugu, Jombang, Sabtu (25/2/2017), Rois Syuriah Ranting NU Sambong Kiai Khoirul Anwar menjelaskan QS Al An’am 79.
Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatorossamawati wal ard.
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. (QS Al An’am 79)


’’Jika sudah tawajjuh, maka kita bisa melihat Allah dalam kondisi apapun,’’ tegasnya.
’’Ketika kita ditimpa sakit, yang kelihatan pertama apakah Allah? Kalau yang kelihatan pertama adalah Allah, berarti tawajuh,’’ lanjutnya.


Demikian pula ketika ditimpa masalah. ’’Saat dapat masalah, siapa yang kelihatan pertama kali? Kalau yang pertama terlihat adalah Allah, berarti sudah tawajuh,’’ tuturnya.


Dengan tawajuh, seseorang tidak mungkin stres. Tawajuh, juga tak mungkin membuat seseorang membabi buta. ’’Tawajuh, tak akan membuat seseorang menghalalkan segala cara,’’ tandasnya.


Beberapa waktu lalu di Jombang ada cowok diputus pacarnya lalu bunuh diri ke sungai Brantas. Di Jepang, banyak orang yang ketika gagal mencapai tujuan melakukan bunuh diri. Perilaku semacam itu tak mungkin dilakukan orang yang tawajuh.


Karena ingin cepat kaya, banyak orang melakukan riba. Karena ingin berkuasa, banyak orang tega memfitnah dan mencaci maki. Perilaku seperti itu tak mungkin dilakukan orang yang tawajuh.


’’Dalam kasus Ahok pun, orang yang tawajuh akan melihat bahwa Ahok itu seperti kita semua adalah wayang. Dalangnya adalah Allah,’’ jelasnya.


’’Orang yang tawajuh, tak akan berani merasa lebih baik dari Ahok. Para ulama bahkan tidak berani merasa lebih baik dibanding Fir’aun. Sebab Fir’aun sebagaimana kita juga wayang. Dalangnya adalah Allah,’’ ungkapnya.


Saat ngaji rutinan Jumat Legi di Masjid Agung Baitul Mukminin Alun-alun Jombang, pakar tafsir Quran Pesantren Tebuireng Dr KH Mustain Syafiie juga menyatakan, bagaimanapun, munculnya fenomena Ahok itu juga ada hikmahnya.
’’Karena yang memasarkan Ahok, QS Almaidah 51 akhirnya menjadi sangat terkenal,’’ tuturnya.


Itulah sebabnya, meski tegas melarang memilih pemimpin kafir, Kiai Mustain tidak pernah mencaci maki atau menghina Ahok. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW yang tak pernah memberi contoh mencaci maki dan menghina.


Dalam Alquran, Allah bahkan tegas melarang menghina, mencela dan mencaci maki. Sebagaimana terdapat dalam QS Alhujurat 11-12 dan QS Al An’am 108.


Lalu orang yang rajin menghina dan mencaci maki itu meneladani siapa?
Jangan-jangan justru dia meneladani Ahok.
Sebagaimana nasehat orang Jawa; geting nyanding. Alok melok. (Apa yang kita benci akan mendekat. Apa yang kita cela akan menimpa).
(Lutfi)

0 komentar:

Post a Comment