03/11/2016

TAUBAT PEZINA

TAUBAT PEZINA 
Saat ngaji kitab Riyadussolihin di Islamic Center Unipdu Rejoso Rabu (2/11/2016), Wakil Rektor Unipdu Dr KH Zulfikar As’ad (Gus Ufik) menerangkan tentang fadilah bertaubat. Beliau lantas menceritakan seorang wanita yang menghadap Nabi Muhammad SAW dalam kondisi hamil. ’’Dia ini hamil akibat berzina. Dia datang untuk bertaubat dan minta dihukum rajam oleh Nabi,’’ jelasnya. Nabi tidak serta merta menyetujui permintaan wanita tersebut. Nabi bertanya, apakah ada saksi? Wanita itu itu menjawab tidak ada. ’’Namun saya yakin Allah maha tahu,’’ tuturnya. Saat berbuat maksiat, kita tidak boleh cerita pada orang lain. Dengan demikian, Allah mudah mengampuni. Tapi kalau sudah cerita pada orang, maka orang tersebut akan menjadi penuntut kita di akhirat. Saat Allah hendak mengampuni, teman kita tadi akan menuntut agar kita dihukum.   Makanya tidak boleh mengumbar cerita perbuatan maksiat. Seratus kali kita cerita perbuatan maksiat yang kita lakukan, maka Allah akan mencatat  perbuatan maksiat itu seratus kali. ’’Nabi lalu meminta wanita itu pulang dan kembali setelah melahirkan,’’ lanjut Gus Ufik. Setelah melahirkan, wanita itu balik lagi. Oleh Nabi, wanita itu disuruh menyusui anaknya hingga dua tahun.   Setelah tidak menyusui, wanita tersebut kembali minta hukuman kepada Nabi. Dia juga menyatakan bahwa sudah ada keluarga yang bersedia merawat bayinya. Nabi lalu menjatuhkan hukuman rajam. Hingga wanita tersebut meninggal. Nabi lalu menshalati wanita tersebut. Sahabat Umar protes. ’’Nabi, orang zina kok dishalati?’’ Nabi lalu menjawab. ’’Jika taubat wanita ini dibagi untuk 70 ahli madinah, maka itu lebih dari cukup,’’ jelas wakil ketua PCNU Jombang yang juga ketua Arsinu PBNU ini. Ini membuktikan bahwa taubat wanita tersebut diterima oleh Allah. ’’Dalam satu riwayat diceritakan bahwa anak wanita tersebut akhirnya menjadi orang alim. Ini merupakan bukti bahwa dalam Islam tidak ada dosa warisan,’’ tutur pengasuh PP Darul Ulum Rejoso ini. Gus Ufik juga berpesan agar para mahasiswa menjauhi perzinaan dan hati-hati memilih pergaulan. Apalagi saat memilih pasangan. ''Kehidupan Anda sekarang, akan sangat menentukan masa depan,'' pungkasnya. (rojiful mamduh)

0 komentar:

Post a Comment