05/09/2016

CINTA YANG TERBAGI (2): UJIAN

CINTA YANG TERBAGI (2): UJIAN

Saat ngaji dalam walimatus safar Kapolres Jombang AKBP Agung Marlianto Sabtu (3/8/2016), Pengasuh PP Al Amanah Bahrul Ulum Tambakberas dan Rektor IAIBAFA, KH Abdul Kholiq Hasan bercerita tentang cinta yang terbagi.



Dia mengawali tausiah dengan mengutip kitab Alhikam. Waman ahabbahu lam yu’tsir alaihi syaian (Siapa yang mencintai Allah tidak akan mengutamakan sesuatu selain-Nya).



’’Allah itu maha pencemburu. Allah tidak suka jika ada orang lebih mencintai sesuatu selain Allah,’’ tuturnya.



Nabi Ibrahim itu sangat mencintai Allah. Tiap malam dia bermunajat sangat lama. Karena lama tak punya anak, Nabi Ibrahim lantas berdoa agar punya anak. Allah lantas memberinya anak bernama Ismail.

Suatu ketika, saat Nabi Ibrahim munajat, Ismail menangis. Nabi Ibrahim lantas cepat-cepat menyelesaikan munajatnya demi Ismail. ’’Dari situ Allah cemburu dan meminta Nabi Ibrahim menyembelih Ismail. Kenapa Allah menyuruh menyembelih, kok tidak Allah saja yang langsung mematikan?. Wong Allah itu maha menghidupkan dan mematikan. Ini semata hanya ujian bagi Ibrahim,’’ jelasnya.

Pada 8 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim menerima perintah menyembelih Ismail dalam mimpi. Namun Nabi Ibrahim masih ragu. Sehingga disebut hari tarwiyah. Pada 9 Dlulhijjah, Nabi Ibrahim kembali mimpi menerima perintah tersebut dan akhirnya yakin. Sehingga disebut hari arofah. ’’Arofa ini bisa bermakna tahu, ngerti dan yakin,’’ jelasnya.

 Pada 10 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim lantas bertanya kepada Ismail yang diabadikan dalam QS Ash Shoffat 102. Diluar dugaan, Nabi Ismail justru mempersilahkan Nabi Ibrahim menyembelihnya. ’’Semua ini tidak lebih hanyalah ujian dari Allah. Apakah Allah masih tetap yang paling dicintai oleh Nabi Ibrahim,’’ jelasnya.

 Dan ternyata Nabi Ibrahim lulus dari ujian tersebut. Makanya Nabi Ibrahim termasuk nabi yang bergelar uswatun hasanah sebagaimana Nabi Muhammad. Itu juga yang menyebabkan Nabi Ibrahim diabadikan dalam salat saat doa tahiyat.

 Gus Kholiq memaparkan, Kapolres kaya, tapi juga banyak orang-orang kaya. Kapolres hebat, tapi juga banyak orang-orang hebat. Kapolres cerdas, tapi banyak orang-orang cerdas. ’’Tidak semua orang kaya, hebat dan cerdas itu dipanggil Allah untuk berhaji. Yang dipanggil adalah Kapolres. Berangkatlah dengan cinta menuju zat yang maha cinta. Niscaya anak-anak yang Anda cintai akan dijaga oleh sang pemilik cinta,’’ paparnya.


Anugerah, kata Gus Kholiq, selalu selaras dengan ujian. ’’Nikmat dan ujian yang diberikan Allah itu selalu pas dengan derajatnya. Nikmat dan ujian Kapolsek, pasti setingkat Kapolsek. Nikmat dan ujian Kapolri, pasti juga setingkat Kapolri,’’ ujarnya.

 ’’Kalau saya diuji seperti Kapolres, pasti tidak lulus. Makanya saya tidak jadi Kapolres. Kalau saya yang jadi Kapolres, telepon ditutup oleh warga seperti tadi, pasti langsung saya perintahkan anggota,’’ ucapnya disambut tawa hadirin.

0 komentar:

Post a Comment