17/05/2016

Terima Kasih Setya Novanto

TERIMA KASIH SETNOV
    (by Goenawan Muhammad)

Terimakasih Setya Novanto, kehadiranmu  telah membuka pandangan kami ttg demokrasi yg sedang dimanipulasi.

Mandat Suci, Kini Dibeli

Sejak dini kami diajari di semua jenjang pendidikan, bahwa di negara ini yg berdaulat adalah rakyat. Kedaulatan rakyat itu bagi kami laksana kalimat suci. Rakyatlah yg punya kuasa, punya daulat. saking berdaulatnya rakyat, kami hampir percaya bahwa suara rakyat adalah suara tuhan.

Secara teknis prosedural kami didoktrin bahwa kedaulatan rakyat dapat diujud-nyatakan secara adil dalam pemilu rutin lima tahunan utk tentukan arah nasib kami dan bangsa kami. Dan dalam tahap inilah engkau wahai Setya Novanto telah membuka mata kami secara lebar.
Mandat, yg dulu dalam pandangan kami suci, ternyata bisa dibeli.  Dalam pemilu, siapa gunakan uang besar dg metode yg tepat dialah akan mendapat mandat. Langkahmu jadi teladan banyak org dalam pemilu juga pilkada.

Terimakasih Setya Novanto,  karena engkaulah gambaran paling sempurna bagaimana mandat suci kedaulatan rakyat secara teknis bisa jadi komoditas yg dapat diprediksi, dimanipulasi lalu dibeli. Tentu dengan cara yg lebih keren. Menggunakan pendekatan sains. Tidak seperti beli kacang goreng di pasar tradisional. Uang dalam setiap pemilu menjadi penentu. Dan sosok seperti Setya Novantolah yg bisa dipastikan bisa raih mandat suci secara lebih pasti. Tak penting visi tak perlu kompetensi. Uang berkuasa, rakyat harus terima.

Makin Kuasa Makin Kaya
Terimakasih Setya Novanto. Berkat perjalanan karier dan sepak terjangmu di panggung terdepan demokrasi tanah air, kami akhirnya belajar kenyataan tentang demokrasi.

Bahwa dalam demokrasi,  kekuasaan adalah saudara kembar dari kekayaan. Perjalanan hidupmu adalah gambaran sempurna pertalian erat uang dan kekuasaan. Kekuasaan jadi jembatan bagi para penumpuk harta, sebaliknya semakin kaya makin berkuasa. Dengan ini juga kami mengerti kenapa makin banyak orang kaya di negeri ini rela habiskan uangnya untuk berdemokrasi.

Terimakasih Setya Novanto. Engkau telah membuka selubung manipulasi atas nama demokrasi.
Pelajaran normatif tentang demokrasi yg kami dapati dlm buku-buku sejarah, bahwa demokrasi adalah cara paling masuk akal utk mensejahterakan orang banyak ternyata hanya isapan jempol belaka.  Kredo klasik "dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat", yg masih diajarkan di ruang kelas, ternyata di tanganmu kredo itu telah  berganti : "uang beli kuasa, kuasa hasilkan uang".

Engkau mengambarkan secara sempurna bagaimana kematian teori klasik demokrasi. Bagaimana engkau menjadi Ketua DPR dan utk apa jabatan itu kau gunakan jelas adalah gambaran sempurna kematian demokrasi.

Bagaimana kuasai parpol dg uang dan bagaimana gunakan parpol utk uang, menjadi modus baru yg dilakukan banyak orang.
"Separation of Power",  "capitalization of power"

Terimakasih Setya Novanto. Dengan track recordmu sebagai org yg dikenal lihai dalam lakukan loby dan mainkan upeti dalam jejaring kekuasaan, kami belajar kenyataan, ditanganmu semua pihak bisa "ditundukan", lawan ganas esok jadi sahabat, pejabat penyidik tak berkutik,  eksekutif tertunduk lesu tunggu upetimu. Lawan bisa kau penjarakan, kawan bisa kau bebaskan dari hukuman. Kau lah kenyataan yg melipat teori besar demokrasi.

Pak Setnov, Sejak awal para pemikir demokrasi mendedikasikan agar sejumlah cabang kekuasan harus  dipisahkan. Demi melindungi kepentingan banyak orang dari nafsu keserakahan.
Sejak zaman Jhon Locke hingga abad XXI ini,  narasi besar demokrasi mengatakan bahwa setiap cabang kekuasaan  didesain utk menjamin ragam kepentingan rakyat banyak dalam satu negara.

Eksekutif bekerja sejahterakan rakyat, yudikatif tegakan hukum demi kepastian hukum dan rasa keadilan, legislatif bersidang setiap waktu rumuskan regulasi yg berpihak pd rakyat, mass media jadi alat kontrol atas kemungkinan penyimpangan perilaku para pejabat.

Terimakasih Setya Novanto, dalam rekaman "papa minta saham" bapak secara sempurna demonstrasikan bahwa telah terjadi pergeseran teori rumit "separation of power" menjadi "capitalitation of power". Pemisahan cabang kekuasaan utk tujuan kepentingan rakyat, begitu rumit utk dilaksanakan. Ditanganmu hal rumit itu bergeser secara sederhana dan nyata menjadi penggunaan kekuasaan utk menumpuk harta kekayaan.

Akhirnya mata kami terbuka, memang semua cabang kekuasaan telah dijadikan lahan menambang kekayaan, Eksekutif, legislatif, yudikatif bahkan mass media. Itulah kenyataan.

Terimakasih Setya Novanto, engkaulah yg membuka mata kami tentang nasib demokrasi yg telah dimanipulasi. Kami berhutang pencerahan kepadamu, atas keberhasilanmu melipat demokrasi dalam saku jas mewah mu.

Salam,
Goenawan Muhamad

0 komentar:

Post a Comment