30/04/2016

Mahalnya Hidayah

# MAHALNYA HIDAYAH #

Bismillah...
Kisah nyata ini pernah dituturkan oleh Habib Quraisy bin Qosim Baharun Cirebon dari kisah perjalanannya tahun 1996 silam.

Semoga menjadi pelajaran berharga bagi kita, betapa berharganya Iman dan Islam bagi kita.

Kala itu sebuah pesawat melintasi daratan benua Afrika, atmosfer dan lautannya beserta biosfernya yang rumit. Sayap pesewat nan kokoh melibas setiap awan yang ada dihadapannya. Penumpang pesawat duduk tenang di kursi empuk sambil menikmati sesuatu yang nyaman baginya sembari menunggu pesawat itu landing pada bandara tujuan selanjutnya.

Diantara penumpang pesawat itu ialah Habib Quraisy serta seorang ibu Tua berpakaian penutup jilbab disebelahnya. Usia ibu Tua itu berkisar sekitar 65 atau 70 tahun.

Di dalam perjalanan ibu Tua itu menyapa Habib Quraisy dan menanyakan tempat tujuannya dengan berbahasa arab yang fasih.

“Kemana Anda akan pergi ?” Tanya Ibu Tua itu.
“Saya akan transit ke Yordan kemudian melanjutkan perjalanan ke Yaman”. Jawab Habib.

“Dimana asal Anda ?” Tanya ibu Tua itu kembali, juga dengan bahasa arab yang sangat fasih.
Habib jawab “Saya berasal dari Indonesia”..

Mengetahui Habib Quraisy orang Indonesia, sejurus ibu Tua mentranslate bahasanya dengan bahasa Indonesia. Padahal dari perbincangannya Ia mengetahui bahwa ibu Tua itu sendiri adalah wanita kelahiran Jerman dan warga Negara Jerman. Pada gilirannya ibu Tua itu lantas berbahasa Indonesia yang amat fasih pula. Lalu bertanya lagi..

“Adik di Indonesia dimana?” Tanyanya
Habib Quraisy katakan “Saya di Jawa”.

Tak ubahnya seperti mengetahui sesuatu, Ibu itu lantas merubah dialognya dengan menggunakan bahasa Jawa yang dialegnya sangat halus dan hampir-hampir Habib Quraisy tidak paham dan Ia katakan pada Ibu itu “Luar biasa, Ibunda begitu banyak menguasai bahasa sampai bahasa Indonesia dan Jawa sekalipun, padahal Anda orang Barat”.
Ibu Tua itu hanya tersenyum bijak sambil berkata “Saya ‘Alhamdulillah’ menguasai sebelas bahasa dan duapuluh bahasa daerah”.

Silih waktu dari perbincangan Habib Quraisy bersama Ibu Tua itu mengarah kepada hal-hal yang berkaitan dengan agama. Wanita Tua itu mulai mengupas pembahasan Al Qur’an dengan indah dan mahirnya.

Habib pun penasaran atas kehebatannya menjelaskan Al Qur’an dan bertanya “Apakah Ibunda hafal Al Qur’an ?”
Beliau menjawab “Ya, saya telah menghafal Al Qur’an dan saya rasa tidak cukup hanya menghafal Al Quran sehingga saya berusaha menghapal Tafsir Jalalain dan saya pun hafal”.

Tidak sampai disitu saja, Ibu Tua itu melanjutkan bicaranya,
“Namun Al Qur’an harus bergandengan dengan hadist. Sehingga saya kemudian berupaya lagi menghafal hadist tentang hukum sehingga saya hafal kitab hadist Bulughul Marom di luar kepala”.

“Lantas saya masih belum merasa cukup, karena di dalam Islam bukan hanya ada halal dan haram, tapi harus ada fadhailul amal, maka saya pilih kitab Riyadhus Sholihin untuk saya hafal dan saya hafal”. Kata Ibu itu menuturkan pendalamannya tentang Islam kepada Habib Quraisy.

Dan lagi Ibu itu kembali bertutur “Di sisi agama ada namanya tasawuf, maka saya cendrung pada tasawuf sehingga saya memilih kitab Ihya Ulumuddin dan sampai saat ini saya sudah 50 kali mengkhatamkan membacanya.
Dan saking seringnya saya membaca Ihya Ulumuddin sampai-sampai Bab Ajaibul Qulub saya hafal di luar kepala”.

Habib Quraisy terperangah melihat kehebatan dan luar biasanya Ibu Tua itu. Namun karena tidak mau percaya begitu saja, Habib pun akhirnya mencoba mentest kebenaran perkataannya apakah benar Ia telah hafal Al Qur’an?
Apakah benar Ia menguasai Tafsir Jalalain tentang asbabunnuzul dan qaul Ibnu Abbas?

Dan setelah melalui beberapa pertanyaan, ternyata memang benar Ibu itu hafal Al Qur’an bahkan Ia mampu menjawab tafsirnya dengan mahir dan piawai.

Ketika Habib mengangkat permasalahan ihya mawat yang ada di dalam kitab Bulughul Maram Ibu Tua itu pun menjabarkannya cukup jelas.

Ketika Habib membahas tentang hadist Riyadhus Sholihin maka Ibu Tua itu menyebutka sesuai apa yang disebutkan dalam kitab Dalailul Falihin sebagai syarah kitab hadist tersebut.
Dan lagi Ia menjelaskan masalah hati psikologi berbasis kitab Ihya Ulumuddin pada pasal ajaibul qulub.

Kembali Habib dibuat heran akan kehebatan Ibu Tua itu dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Menurutnya, sejauh ini selain gurunya, Habibpun belum pernah menemukan orang sekaliber Ibu yang ada duduk di sampingnya.

Pesawat mendarat landing di airport. Ketika pesawat itu sudah benar-benar berhenti para penumpang semuanya menyiapkan diri termasuk barangnya bawaannya menuruni pesawat.
Begitu pula Ibu itu mengambil tasnya yang di ada di kabin, ϑάη karena sudah merasa kenal, Habibpun mencoba bantu mengambilkan tas itu dan menurunkan tiga tas ke lantai pesawat.

Subhanallah…!!!, ketika Ibu itu menunduk untuk mengambil tas itu ternyata keluar dari balik jilbabnya seutas kalung yang bertanda palang salib.

Seperti petir menyambar di siang bolong, Habib Quraisy menunduk dengan lemah. Ibu itu hanya tersenyum dan mengatakan “Akan saya jelaskan kepadamu nanti di hotel”.

Seperti katanya Habib akan transit dulu selama satu hari satu malam, pun Ibu Tua itu. Maka di ruang receptioner (ruang tunggu) Ia tunjukkan nomor kamarnya kepada Habib dan kemudian berjanji untuk bertemu di ruang lobi restaurant.

Sesuai kesepakatan keduanya, akhirnya mereka bertemu.
Dan kepada Habib Quraisy, Ibu itu mengatakan “Saya bukan orang Kristen, mengapa saya keluar dari Kristen ?… karena saya menganggap Kristen itu hanya dongeng belaka...
Dan kalung ini bukan berarti saya Kristen, tapi kalung ini adalah pemberian almarhumah ibu saya”.

Ibu Tua itu pun mengatakan bahwa Ia telah mempelajari beberapa agama, Kristen, Hindu juga Islam. Ia juga sempat mengungkapkan ketertarikannya mengenai keagungan yang ada di bilik wahyu Allah Swt dan hadits Nabi Muhammad SAW.

“Ibu apa agamanya sekarang ?” Habib bertanya.
Dia katakan “Saya tidak beragama”

“Seandainya Ibu masuk agama Islam, begitu membaca syahadat, ibu akan langsung mendapat titel kiyai haji”. Karena demikian luas ilmu yang ia miliki kata Habib.
Ia menjawab “Mungkin karena saya belum dapat hidayah dari Allah”

Habib Quraisy sempat menetaskan air mata bersyukur kepada Allah SWT, bagaimana orang seperti dia yang sudah hafal Al Qur’an dan lain sebagainya, belum Allah izinkan untuk beriman kepada-NYA. Sementara kita tanpa usaha apapun, telah dipilih oleh Allah SWT untuk menjadi seorang yang muslim.

Demikian kisah ajaib ini, ϑάη kepada pembaca serta orang yang turut merilis kisah ini, agar dapat mengambil iktibar betapa bersyukurnya kita telah dianugrahkan Iman....

Semoga Iman kita ini semakin bertambah kuat seiring ajal menjemput, sehingga kita termasuk orang yang husnul khotimah....

Aamiin... Aamiin... Aamiin... Yaa Robbal 'Aalamiin
(Ust. Amal Fathullah Zarkasyi, Rektor Univ. Darussalam, Gontor, Ponorogo.)

Surat Pembatalan PG.Jombang Baru bagi HTI

Sebagaimana instruksi KASATKORWIL BANSER Jawa Timur

INTRUKSI BANSER WILAYAH JAWA TIMUR.

Pesan dr.H.Umar Usman,Kasatkorwil Banser Jatim :

Kepada seluruh Jajaran Banser di seluruh Jawa Timur..:

Terkait acara HTI :

1. Langkah awal pastikan info tanggal berapa di masing2 daerah.

2. Di usahakan menjalin jejaring dengan NU dan Banom, syukur2 bisa ada kelompok lain.

3. Kebetulan kalo tanggal 30 itu kita pengerahan masa untuk apel merah putih,di usahakan jam 9 sudah dikumpulkan kemudian mampir ke acara HTI untuk membubarkan.

4.Yang tidak terjatah pengerahan massa atau tangal pelaksanaan tanggal 1 mei harus tetap berupaya menggerakan kadernya menghadang acara HTI tersebut.

BUBAR KAN HTI DALAM GIAT APAPUN, TERMASUK KELOMPOK LAIN YG MEMBAHAYAKAN KESATUAN NKRI.

                            Kasatkorwil.
         BANSER WILAYAH JAWA TIMUR.
                        dr. H. Umar Ustman.

Pihak PG.Jombang Baru resmi membatalkan izin penggunaan Gedung PG.Jombang Baru.

Sementara itu dipihak lain, dapat dikabarkan bahwa acara Muktamar HTI dipindahkan ke Pondok Pesantren Al Mimbar Sambongdukuh Jombang.

Namun dipihak lain, Gus H.Rosyad selaku pembina Pondok Pesantren Al Mimbar menolak kabar tersebut.

Beliau mempersyaratkan agar rencana pelaksanaan muktamar HTI di Pondoknya mendapatkan izin resmi dari Kapolres Jombang.


Hukum Mencari Kesalahan Orang Mukmin

Hukum Mencari Kesalahan Orang Mukmin

Tajassus Menyadap Privasi Orang Lain (bagian ke 2)

Larangan dan Celaan Tajassus dalam As-Sunnah

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam sangat keras dalam melarang dan memperingatkan tentang tajassus ini dan menjelaskan bahwa tajassus bisa merusak persaudaraan dan menyebabkan putusnya hubungan serta pintu menuju rusaknya manusia.

Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu berkata, telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam: "Berhati-hatilah kamu dari prasangka karena prasangka adalah pembicaraan yang paling berdusta dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.."
[HR. Bukhari dan Muslim].

Sahabat Abu Barzah Al-Aslami Radhiyallahu 'Anhu berkata, telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam:
"Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya dan keimanan belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian meng-ghibah kaum muslimin dan jangan pula mencari-cari keburukan mereka, karena sesungguhnya barangsiapa mencari-cari keburukan mereka pasti Allah mencari-cari keburukannya dan barangsiapa yang Allah mencari-cari keburukannya pasti Allah mencampakkannya di rumahnya sendiri".
[HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, dll dengan sanad hasan shahih].

Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam:
"Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya dan keimanan belum masuk ke dalam hatinya", adalah peringatan bahwa perbuatan tajassus adalah syi'ar dan kebiasaan orang munafik, bukan orang beriman.

Allah memberikan balasan setimpal terhadap orang yang suka mencari-cari keburukan orang lain dengan membongkar keburukan-keburukannya sehingga walaupun ia bersembunyi di rumahnya-pun pasti Allah bongkar keburukan-keburukannya.

Jadi, tajassus itu bukan hanya dilarang saja, akan tetapi hukumnya haram, pelakunya berdosa dan termasuk orang munafik serta bukti akhlak yang buruk dan Allah berjanji akan membalasnya dengan balasan yang setimpal karena Allah Maha Adil dan balasan sama dengan perbuatan.

Hukum Mencari kesalahan Mukmin

Tajassus Menyadap Privasi Orang Lain (bagian ke 1)

Tajassus maknanya adalah mencari keburukan dan aib orang lain dan mengungkap apa yang tertutup.

Dewasa ini sering kita dapati seseorang menyadap telepon orang lain untuk mengetahui pembicaraannya atau menyadap internet orang lain untuk mengetahui apa saja yang dibuka. Bagaimana hukum perbuatan seperti ini?

Para ulama telah memfatwakan bahwa tajassus semacam itu hukumnya adalah haram dan termasuk akhlak yang buruk.

Larangan dan Celaan Tajassus dalam Al-Qur'an

Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."
[QS 49 Al-Hujurat, Ayat 12]

Penjelasan Para Ahli Tafsir tentang makna "wa laa tajassasuu" yang artinya "Dan janganlah mencari-cari keburukan orang" dalam ayat tersebut adalah, sbb:

Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah dalam tafsirnya menjelaskan:
"Dan janganlah sebagian kamu mencari-cari keburukan sebagian yang lain dan jangan pula membahas rahasia-rahasianya dengan tujuan menampakkan aib-aibnya. Akan tetapi hendaklah kamu merasa puas dengan yang tampak saja dari urusannya, dan pujilah atau cela-lah ia dengan yang tampak saja, bukan dengan apa yang tidak kamu ketahui daripada rahasia-rahasianya".

Sahabat Abdullah ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma berkata:
"Allah melarang orang beriman dari mencari-cari keburukan orang beriman lainnya".

Al-Baghawi rahimahullah dalam tafsirnya menjelaskan:
"Allah melarang dari mencari apa yang tertutup dari perkara-perkara manusia dan mencari-cari keburukan mereka, sehingga tidak tampak apa yang Allah sembunyikan darinya".

Dalam tafsir Al-Jalalain disebutkan:
"Janganlah kamu mencari-cari keburukan dan aib mereka dengan cara menyelidikinya".

As-Sa'di rahimahullah dalam tafsirnya mengatakan:
"Janganlah kamu memeriksa keburukan kaum muslimin dan jangan pula mencari-carinya, dan biarkanlah seorang muslim sesuai keadaannya. Lupakanlah tentang keadaannya yang jika diperiksa akan tampak apa yang tidak sepatutnya".

--- bersambung ---

28/04/2016

Bergaullah Dengan Orang Saleh

Batal Masuk Neraka Karena Sahabat Saleh

Assalamu'alaikum wr. wb.

Sahabat, ketahuilah bahwa teman yang baik itu akan membawa seseorang pada kebaikan. Dan sebaliknya, teman yang buruk hanya akan menjerumuskan kepada kemaksiatan. Itulah hikmah yang terkandung dalam kisah di bawah ini. Berkatberteman dengan orang saleh, seseorang yang akan masuk neraka akhirnya diampuni dan dimasukkan ke dalam surga.

Berikut KisahnyaDi dalam Kitab Durratun Nashihin karya Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy Syakir Al Khaubawiyiyi diceritakan bahwa ada dua orang yang bersahabat karib di dunia. Namun, ketika meninggal dunia, keduanya mendapatkan perlakuan yang tidak sama. 

Satu orang dari keduanya adalah orang saleh yang meninggal dunia dengan tenang. Seumur hidupnya diisi dengan amal ibadah dan perbuatan baik. Sementara itu, yang satunya banyak menghabiskan waktunya di dunia dengan perbuatan maksiat dan melanggar perintah Allah SWT.

Dijelaskan dalam kitab tersebut, ketika orang saleh itu meninggal dunia, ia diterima oleh Malaikat Ridwan dengan rasa hormat.
Sambil membungkuk, Malaikat Ridwan berkata,
"Silahkan Tuan masuk surga yang merupakan hak Tuan. Saya antarkan sampai ke pintu gerbangnya."
Menolong SahabatDengan rasa penuh suka cita, orang saleh itu melangkah menuju surga. Namun, tiba-tiba ia tersentak kaget, lalu menghentikan langkahnya. Ia mendengar suara yang sudah sangat dikenalnya,
"Sahabatku, tolongah aku. Atas nama persahabatan kita yang akrab, selamatkanlah aku dari neraka, "begitu suara itu yang terus menerus memanggil orang saleh tersebut.

Karena merasa prihatin dengan apa yang dialami oleh sahabatnya itu, orang saleh tersebut akhirnya tidak mau masuk ke surga. Ia malah minta untuk diantarkan ke neraka.
"Antarkanlah saya ke neraka, "pinta orang saleh itu kepada Malaikat Ridwan.

Mendengar pernyataan itu, Malaikat Ridwan terperanjat kaget. Dan dengan keras dia menolak permintaan orang saleh itu.
"Bagaimana saya akan membawa Tuan ke neraka, padahal saya diperintahkan mengantar Tuan ke surga? Silahkan Tuan, tidak usah ragu-ragu. Surga yang indah itu milik Tuan dan saya akan melayani Tuan secara baik-baik, "jelas Malaikat Ridwan meyakinkan orang saleh tersebut.

"Aku tidak membutuhkan surga maupun pelayananmu. Bawalah saya ke neraka, "ujar orang saleh itu dengan suara agak keras.

Karena merka saling bersitegang dengan pendiriannya masing-masing, maka terdengarlah sebuah suara gaib Yang Maha Agung.
"Wahai malaikatku, sebenarnya Aku telah mengetahui apa yang tersembunyi di balik dada hambaKu yang saleh ini.amun, agar lebih jelas bagimu, tanyakan sendiri kepadanya kenapa ia memilih neraka daripada surga, "kata suara itu.

Malaikat Ridwan segera memenuhi perintah itu dan bertanya,
"Mengapa Tuan lebih menyukai neraka daipada surga?"
"Engkau lihat orang yang sedang diseret-seret menuju neraka itu? Ia adalah sahabatku selama hidup di dunia. Ia menjerit-jerit minta tolong agar aku membebaskannya dari ancaman neraka. Aku sadar sepenuhnya, tidak mungkin aku yang lemah ini menyelamatkannya dari neraka dan membawanya ke surga. Karena itu, lebih baik aku yang ke neraka agar dapat bersama-sama dengannya, "ujar orang saleh itu.

Mendengar jawaban ini, Malaikat Ridwan semakin kaget dan terharu. 

Kemudian terdengarlah suara gaib kembali.
"Wahai hambaKu yang saleh, dengan segala kelemahanmu, engkau rela masuk neraka untuk bersama-sama dengan sahabatmu yang telah menemanimu sebentar saja di dunia. Padahal, sepanjang umurmu, engkau begitu taat dan berbakti kepadaKu, memujaKu sebagai Tuhanmu. Bagaimana Aku rela membiarkanmu masuk neraka? Karena itulah Aku hadiahkan sahabatmu itu untukmu, dan ajaklah dia masuk surga bersamamu. Inilah ganjaran yang sepadan bagimu, "terang suara itu.

Maka, dengan ke-Maha Pengampunan Allah SWT kepada makhlukNya itu, kedua sahabat karib tersebut akhirnya diantarkan ke surga dan masuk ke dalamnya. Ahli maksiat itu mendapatkan hikmah berupa kenikmatan lantaran dirinya berkumpul dan bersahabat dengan orang saleh semasa hidupnya di dunia.

Wallahu A'lam....

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Lenyapnya Marwah Pesantren

Sebelas Rumus dari Gus Mus

1) Dulu, pesantren lebih mengedepankan unsur pendidikan (tarbiyah) ketimbang pengajaran (ta’lim)-nya. Sekarang kondisinya berbalik 180 derajat. Madrasah tambah mentereng, pesantren kian menjulang. Tapi kiainya nganggur.

2) Jika hendak mengembalikan marwah pesantren kembali ke puncak kejayaannya, kiai sekarang perlu berjihad keras untuk mencapai taraf keikhlasan kiai-kiai tempo dulu. Sekarang: di mana ada kiai mandiri? Kiai sekarang ahli proposal semua.

3) Kiai dulu kalau tidak butuh apa-apa, namanya kaya. Kiai sekarang?

4) Mewacanakan konsep zuhud untuk konteks masyarakat Indonesia yang tengah begitu konsumtif dan hedon adalah laku ekstrem. Kita harus berangkat dari konsep “kecil” berupa: kesederhanaan. Sebab kesederhanaan akan melahirkan kekayaan dari dalam, bukan kekayaan dari luar.

5) Yang hilang dari para mubaligh, pendidik dan da’i sekarang adalah ruh ad da’wah (ruh dakwah) yang sejuk dan menyegarkan. Ruh dakwah yang ditebarkan oleh Nabi, Walisanga, ulama-ulama salaf, terkikis oleh perangai dakwah yang mengancam dan menakutkan. Model dakwah seperti ini tidak mengajak, tapi malah mendepak. Padahal, “aku diutus untuk mengajak, bukan untuk melaknat”, ujar salah satu hadits Nabi.

6) Ada perbedaan tajam antara makna dakwah (ajakan) dan amar (perintah). Tapi kini kedua term itu dicampur-adukkan maknanya hingga menghasilkan konsep yang rancu.

7) Nasionalisme itu bukan produk Barat. Kiai-kiai kita sejak dulu sudah menggelorakan itu pada santri-santrinya. Sebab itu, santri yang tak mencintai negerinya akan kualat oleh tuah Mbah Wahab, Mbah Hasyim Asyari, dan kiai-kiai lain yang menyimpan Indonesia dalam urat nadinya.

8) Satu di antara penyakit orang Indonesia adalah: kepentingan dulu dikedepankan, masalah dalil baru dicari belakangan.

9) Salah satu ciri khas pesantren adalah tanggung jawab ilmiah ila yawmil qiyamah.

10) Dalam mendidik, metode cerita/dongeng ditengarai masih sangat  efektif. Karena cerita tidak mengancam. Tapi begitu meresap.

11) Untuk mendidik anak, seorang Ibu punya modal terbesar: kasih sayang. Elusan telapak tangan Ibu tak bisa diganti oleh seribu elusan tangan baby sitter.

Tambakberas, 26 April 2016

26/04/2016

Road Show "Syaikuna" Harry Tanoe

TANGGAPAN PENGELOLA PESANTREN TUA DAN BERKHARISMA "GONTOR" DI JAWA TIMUR ATAS KELAKUAN HARRY TANOE YANG DIREKOMENDASIKAN OLEH SAID AQIL SIRADJ KETUA PB NU KE PESANTREN "AL FALAH" BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN DAN KELAKUAN SANTRINYA DALAM MENGHORMATI ORANG KAFIR DENGAN KETERLALUAN:

Karena banyaknya pertanyaan yang masuk ke saya terkait foto di atas, maka saya merasa perlu menyampaikan sikap sbg salah seorang yang diamanati mengasuh sebuah pesantren:

Kedua pemandangan di atas sungguh sebuah ironi. Terlepas dari perdebatan fiqhiyah boleh tidaknya non-muslim masuk masjid, akan tetapi ada bbrp hal yg perlu saya kritisi:

1. Jangan merendahkan diri di hadapan non-muslim, apalagi dg reputasi pergerakan yg nyata-nyata seringkali melukai hati umat, spt penyelenggaraan miss word, dsb.

2. Santri perlu dididik tentang makna "izzah" dan "iffah" yaitu kemuliaan jati diri sebagai muslim dan kesuciannya. Ini harus diteladankan oleh kiainya, orang non-muslim spt HT mnrt saya tdk pantas dicium tangan. Santri lebih mulia.

3. Lebih miris lagi adalah pemandangan santriwati yg berebut menyalami HT dan menciumi tangannya. MasyaAllah, ini pemandangan yang menyayat hati. Selain karena faktor non-muslim, apakah dibenarkan gadis-gadis muslimah yg suci dan mulia itu mengerubuti HT seperti itu? Dimana ajaran dan syariat Islam diletakkan? Sungguh, saya malu sebagai muslim.

4. Jangan mengotori kesucian dan keikhlasan para santriwati itu. Mereka adalah amanah umat yang harus dijaga betul, di saat banyak pula gadis-gadis usia sekolah yg sdh terlibat seks bebas, narkoba dll. Para santri/wati adalah aset mahal yg dimiliki umat.

5. Sementara, di pesantren kami di Gontor Putri, dengan ribuan santriwatinya, kiai pengasuh saja tdk boleh bersentuhan berlebihan seperti itu.

6. Klo soal toleransi dan menghormati tamu, itu soal lain. Tapi tidak sampai sebegitunya. Kami biasa menerima tamu non-muslim, tionghoa, bahkan juga ada yg hindu dsb. Sudah puluhan bahkan tak terhitung lagi. Mereka datang dlm rangka bicara kerjasama yg dinamis. Kami hormati layaknya tamu secara WAJAR & SEJAJAR. Diterima di ruang pimpinan, bukan di masjid, dan santri pun menerimanya scr wajar. AlhamdulilLaah mereka sdh kami pahamkan antara menghormati tamu dan memelihara "izzah" dan "iffah".

7. Tetapi ada juga tamu-tamu non-muslim yang kami tolak datang, karena reputasinya yang sangat kelam; spt pengusaha hitam, peminum berat, tukang judi, dan keburukan-keburukan lainnya. Mhn maaf, klo yg spt ini tidak bisa kami terima.

8. Akan tetapi banyak pula, bahkan sdh puluhan non-muslim yg datang utk menyatakan keislamannya. Kami sambut hangat dan disyahadatkan di masjid disaksikan para santri, utk selanjutnya didoakan dan diberi hadiah karena mualaf. Selanjutnya kami dampingi dg guru yg akan membimbingnya ttg islam.

9. Inilah wolak-walike zaman. Dibutuhkan kecerdasan, kematangan dan tentu saja keteguhan iman para pemimpin umat, terutama yang mengasuh pesantren.

Eman-eman pesantrennya, ini benteng umat!!!

Ya Allah, tunjukilah kami jalan-Mu yang lurus. @Anang Rikza Masyhadi

TAMBAHAN: HARRY DAN SAID

Harry Tanoe boss MNC Group adalah Kafir, karena tidak mempercayai Allah Tuhan Yang Maha Esa dan Muhammad shollollohu 'alaihi wasallam sebagai nabi terakhirNya (dari 124.000 orang nabi Islam sejak awal jaman), walaupun memakai pakaian a la Muslim kebanyakan. Bahkan konon dulunya Muslim (baca: Murtadin), karena mendiang bapaknya adalah Tionghoa Muslim Surabaya, konon demikian.

Dan lihatlah si Harry Tanoe yang memakai busana khas muslimiin RI bahkan mengalungkan sajadah pula di pundaknya, dihormati sedemikian rupa di pesantren, pertengahan Rajab 1437/akhir April 2016 ini:

Harry Tan disambut dengan lantunan massal lagu pujian "Thola'al badru 'alaina ... " yang dulu dilantunkan untuk Rosululloh shollollohu 'alaihi wasallam, banyak kaum muslimiin sampai merunduk-runduk terhadapnya, diciumi tangannya oleh muslim bahkan oleh muslimah padahal kita tahu lelaki dan perempuan yang bukan mahrom dilarang bersentuhan kulit, dan tak perlu menghormati makhluk Kafir sampai sama seperti kita menghormati orangtua kita dalam Islam, dst.

Karena uang? Politik? Kekurangtahuan muslim akan Islam? Nafsu? Kombinasi semua ini plus lain-lain?

Kelakuan ini terjadi di tempat binaan Said 'Aqil Siradj ketua PB NU kontroversial sekarang yang sering membuat kerusuhan di dunia Islam RI.

Said juga kini yang mempromosikan kaum Kafir, termasuk Harry Tanoe itu tentu, dan mengatakan bahwa lebih baik memilih pemimpin KAFIR yang jujur/adil, daripada muslim yang tidak adil (zalim).

PADAHAL pendapat macam ini, adalah pendapat pendeta SYI'AH, saat kekholifahan Bani Abbasiyah (keturunan dari Al Abbas RA paman nabi Muhammad shollollohu 'alaihi wasallam), dihancurkan oleh Mongol dengan dibantu oleh pengkhianatan Syi'ah!

PADAHAL memilih pemimpin Kafir bagi muslimiin DILARANG ALLAH di lebih dari 10 ayat Al Qur'an, banyak Hadits, Atsar, Ijma', Tarikh, dst.!

Padahal juga, KEKAFIRAN ITU sendiri, JUSTRU ADALAH KEZALIMAN TERBESAR!

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِا بْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ     ؕ  اِنَّ الشِّرْكَ لَـظُلْمٌ عَظِيْمٌ

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar KEZALIMAN yang BESAR."

[QS. Luqman: Ayat 13]

Aneh sekali si Said 'Aqil Siradj dan Harry Tanoe ini ...

Tetapi keduanya memang cocok satu sama lain ...

Alhamdulillah kita jadi paham siapa sebenarnya mereka ...

Apa sebenarnya hukum merendahkan diri terhadap orang kafir? Berikut fatwa salah satu Ulama panutan madzhab Syafi'i Syaikhul Islam Al Imam Ibnu Hajar Al Haitami Asy Syafi’i rahimahullah.

وسئل نفع الله تعالى بعلومه هل يجوز للمسلم ان يقبل يد الحربي المشرك وان يقوم اليه وان يصافحه وان يتخضع اليه وكل ذلك لينال منه مالية واذا قلتم بعدم الجواز فما يترتب عليه وما ذا يلزمه؟

فأجاب بقوله ﻻيجوز للمسلم ان يعظم الكافر بنوع من انواع التعظيم سواء المذكورات وغيرها ومن فعل ذلك طمعا في مال الكافر فهو آثم جاهل كيف وقد قال صلى الله عليه وسلم من تواضع لغني ﻻجل غناه ذهب ثلثا دينه فإذا كان التواضع للمسلم الغني يذهب ثلثي دينه فما بالك بالتواضع للكافر؟ والله سبحانه وتعالى اعلم

Ibnu hajar Al Haitami diberikan pertanyaan Fatwa;

Bolehkan bagi seorang muslim, Menciumi tangan kafir harbi, Juga berdiri menyambutnya dan menyalaminya dan melakukan penghormatan kepadanya yang mana hal itu di lakukan untuk memperoleh uang darinya? Jika anda berpendapat tidak boleh, Maka apa yang akan berdampak kepadanya juga yang wajib baginya?

Beliau menjawab:

Bagi orang muslim tidak boleh mengagungkan orang kafir dengan cara tersebut dan sebagainya. Barangsiapa yang melakukannya untuk memperoleh harta si kafir, Maka dia merupakan pendosa yang bodoh. Bagaimana tidak? Sedangkan Nabi Shollallahu alaihi wasallam telah bersabda; “Barangsiapa yang tawadlu’ kepada orang kaya karena kekayaannya, Maka hilanglah dua pertiga agamanya”. Jika tawadlu’ terhadap sesama muslim yang kaya saja dapat menghilangkan dua pertiga agama, Apalagi tawadlu’ terhadap orang kafir? Wallahu alam. (Al Fatawa al Fiqhiyyah al Kubro)

Petruk Dadi Ratu

PETRUK DADI RATU

Banyak yang mengartikan lakon Petruk Dadi ratu sebagai sebuah simbol ketidak becusan seorang pemimpin, atau seorang yang tidak layak menjadi pemimpin dijadikan pemimpin wal hasil adalah kekacauan. Bisa juga di artikan sebagai khayalan yang berlebih, lha masak Petruk pengen jadi pemimpin ?, jongos mau jadi Raja.

Meski sebenaranya hal itu tidaklah tepat, karena pada dasarnya Petruk adalah bukan manusia biasa, Petruk merupakan cerminan dari salah satu pribadi Semar. Kesaktian Petruk melebihi kesaktian para Dewa dan Penguasa mayapada Baca Tentang Siapa Petruk. Lantas apa yang mendasari kemudian keluarnya lakon Petruk Dadi ratu ?, jawabannya adalah kekacauan dan ketidakseimbangan.

Segalanya berjalan sudah tidak pada fitrahnya, sudah tidak pada tempatnya. Dimana Pebisnis menjadi pejabat, dimana pemuka agama menjadi wakil rakyat, dimana pelawak menjadi wakil rakyat. Apa yang terjadi jika kuda makan sambal, bahkan doyan sambal ? yang terjadi adalah keliaran, sang kuda ngamuk. Apa yang terjadi jika kambing suka makan daging ? yang terjadi adalah kambing menjadi buas. Apa yang terjadi ketika harimau memakan rumput ? yang terjadi adalah harimau menjadi pengecut.

Dalam dunia pewayangan, saat gonjang-ganjing sudah sampai pada taraf yang sangat tidak wajar, para punakawan—Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong—mulai membangkang. Puncak pembangkangan terjadi ketika Petruk melabrak Kahyangan Jonggring Saloko (istana para penguasa), mengobrak-abrik dan mendekonstruksi tatanan yang selama ini dipakai para penguasa serta para elite untuk berselingkuh dan melakukan manipulasi.

Arjuna, sang sang pimpinan yang biasanya dilayani punakawan, dipaksa mematuhi titah Petruk, sang raja baru. Saat itulah Petruk membuka seluruh aib para penguasa. Yang perlu disingkapi dalam lakon ini adalah bukan khayalan seperti versi umum, melainkan adalah Petruk sebagai pemimpin Revolusi yang menjungkir balikan tatanan khayangan yang pada saat itu memang sudah sangat kacau. Petruk merevolusi semua tatanan agar kembali pada tempat yang semestinya.

Dan itu hanya dilakukan oleh Petruk dalam 1 malam, hal ini menyiratkan bahwa Petruk adalah pribadi yang sadar akan peranannya, setelah semua baik, semua berjalan normal, maka Petruk kembali kepada peranan awalnya menjadi seorang pengabdi.

Episode Petruk Dadi Ratu Ini ditutup dengan turunnya Semar mengatasi kondisi :

………Petruk tersenyum mengingat peristiwa itu. “Ah… hanya Hyang Widi yang perlu tahu apa isi hatiku, selain Dia aku tak perduli”

Kembali dia mengayunkan “pecok”nya membelah kayu bakar. Sambil bersenandung tembang pangkur:
“Mingkar-mingkuring angkoro, akarono karanan mardisiwi, sinawung resmining kidung, sinubo sinukarto….”

Berikut Ringkasan Kisah Petruk Dadi ratu.

Sebagai salah satu punakawan resmi mayapada. Petruk sudah mengabdi kepada puluhan”ndoro” (tuan), sejak jaman Wisnu pertama kali menitis ke dunia. Hingga saat Wisnu menitis sebagai Arjuna Sasrabahu, menitis lagi sebagai Rama Wijaya, menitis lagi sebagai Sri Kresna. Petruk tetap di sini sebagai seorang pengabdi, karena itu adalah peranan agungnya.

Petruk hanya bisa tersenyum kadang tertawa geli, dan sesekali melancarkan protes akan kelakuan “ndoro-ndoro” (tuan-tuan)-nya yang sering kali tak bisa diterima nalar. Tapi ya memang hanya itu peran Petruk di mayapada ini. Dia tidak punya wewenang lebih dari itu. Meskipun sebenarnya kesaktian Petruk tidak akan mampu ditandingi oleh tuannya yang manapun juga.

Berbeda dengan Gareng yang meledak-ledak dalam menanggapi kegilaan mayapada, berbeda pula dengan Bagong yang sok cuek dan selalu mengabaikan tatakrama. Petruk berusaha lebih realistis dalam menyikapi segala sesuatu yang terjadi. Meskipun nyeri dadanya acapkali muncul saat melihat kejadian-kejadian hasil rekayasa ndoro-ndoro nya.

Petruk sudah hafal betul dengan model paham kekuasaan di Karang Kedempel dari waktu ke waktu. Kalau mau, sebenarnya bisa saja Petruk mengamuk dan menghajar siapa saja yang dianggap bertanggung jawab atas kesemrawutan pemerintahan. Dengan kesaktiannya, apa yang tak bisa dilakukan Petruk, bahkan (dulu) pernah terjadi, Sri Kresna hampir saja musnah menjadi debu dihajar anak Kyai Semar ini.
Tapi Petruk sudah memutuskan untuk mengambil posisi sebagai punakawan yang resmi. Dia sudah bertekad tidak lagi mengambil tindakan konyol seperti yang dulu sering dia lakukan. Baginya, kemuliaan seseorang tidak terletak pada status sosial. Pengabdian tidak harus dengan menempati posisi tertentu. Melinkan pada pengabdiannya terhadap nusa dan bangsa.

Singkat cerita Petruk menjelma menjadi Prabu Kanthong Bolong, Petruk melabrak semua tatanan yang sudah terlanjur menjadi “main stream” model kekuasaan di mayapada. Dia menjungkirbalikkan anggapan umum, bahwa penguasa boleh bertindak semaunya, bahwa raja punya hak penuh untuk berlaku adil atapun tidak.

Karuan saja, Ulah Prabu Kanthong Bolong membuat resah raja-raja lain. Bahkan, kahyangan Junggring Saloka pun ikut-ikutan gelisah. Kawah Candradimuka mendidih perlambang adanya “ontran-ontran” yang membahayakan kekuasaan para dewa.

Maka secara aklamasi disepakati, skenario “mengeliminir” raja biang keresahan. Persekutuan raja dan dewa dibentuk, guna melenyapkan suara sumbang yang mengganggu tatanan keyamanan yang sudah terbentuk selama ini.

Hasilnya?, semua usaha untuk melenyapkan suara sumbang itu gagal total.Bukannya Prabu Kanthong Bolong yang mati. Tapi raja jadi-jadian Petruk ini malah mengamuk. Siapapun yang mendekat dihajarnya habis-habisan. Kresna dan Baladewa dibuat babak belur. Batara Guru sang penguasa kahyangan lari terbirit-birit.

Kesaktian dan semua ajian milik dewa-dewa dan raja-raja, seperti tak ada artinya menghadapi Prabu Kanthong Bolong. Tahta Jungring Saloka pun dikuasai raja murka ini.

Keadaan semakin semrawut. Sampai akhirnya Semar Bodronoyo turun tangan mengendalikan situasi.
“Ngger, Petruk anakku!”, Semar berujar pelan, suaranya serak dan berat seperti biasanya. “Jangan kau kira aku tidak mengenalimu, ngger!”

“Apa yang sudah kau lakukan, thole? Apa yang kau inginkan? Apakah kamu merasa hina menjadi kawulo alit? Apakah kamu merasa lebih mulia bila menjadi raja? “

“Sadarlah ngger, jadilah dirimu sendiri“.

Prabu Kanthong Bolong yang gagah dan tampan, berubah seketika menjadi Petruk. Berlutut dihadapan Semar. Dan Episode “Petruk Dadi Ratu” pun berakhir.

Petruk tersenyum mengingat peristiwa itu. “Ah… hanya Hyang Widi yang perlu tahu apa isi hatiku, selain Dia aku tak perduli”

Kembali dia mengayunkan “pecok”nya membelah kayu bakar. Sambil bersenandung tembang pangkur:
“Mingkar-mingkuring angkoro, akarono karanan mardisiwi, sinawung resmining kidung, sinubo sinukarto….”

Hahahaha dan Petruk pun tertawa kembali melakoni perannya sebagai Punakawan Resmi mayapada ini.

Dirangkum Dari Berbagai Sumber

25/04/2016

Waspadai Si Ahli Fitnah

Waspadai Ucapan Ahli Fitnah
Ucapan KH. Said Aqil Dipelintir Oleh Arrahmah dan Voa-Islam

Seperti biasanya, penggembosan terhadap tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dilakukan oleh media-media radikal untuk melancarkan serangannya. Tokoh yang sering digembosi lalu diblow up media mereka adalah KH. Said Aqil Siradj, Ketua Umum PBNU. Tujuannya tentu untuk melemahkan ormas terbesar di Indonesia tersebut karena ormas NU gencar menghadang faham radikal beragama yang diusung oleh media-medianya seperti Arrahmah.Com, Voa-Islam.Com, Nahimunkar.com, dan lain-lain.

Minggu, 12 Mei 2013 situs media islam online Arrahmah.Com menurunkan judul berita yang sangat tendensius, provokatif dan tidak sesuai dengan kenyataan: Ketua PBNU Said Aqil Siradj: Cikal bakal teroris itu rajin shalat malam, puasa dan hafal Qur'an. Di lain pihak media saudara kandungnya, Voa-Islam.Com menulis judul yang tak jauh beda: "PBNU: Cikal Bakal Teroris itu Rajin Shalat Malam, Puasa & Hafal Quran". Beberapa saat kemudian tulisan artikel tersebut di copy oleh beberapa media islam yang lain, terutama oleh media-media yang membenci terhadap Nahdlatul Ulama seperti Nahimunkar.Com dan lain-lain.

Apa yang orang fikirkan ketika membaca judul tersebut? tentu saja orang (orang awam -red.) akan menyimpulkan bahwa KH. Said Aqil Siradj itu terlalu tendensius terhadap islam, tidak menghargai agama Islam, tidak menghargai orang yang rajin shalat malam, puasa, dan hafal al-qur'an. Bahkan ada yang menyebutnya, "Apakah Said Aqil ini tidak pernah shalat malam, tidak pernah puasa, tidak hafal Al-Qur'an?". Tentu saja ini misi penyesatan terhadap umat yang dilakukan oleh media yang sangat hasud terhadap Nahdlatul Ulama, terutama ketua umumnya KH. Said Aqil Siradj.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj, M.A., mengungkapkan bahwa cikal bakal pemahaman radikalisme dan terorisme sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat. Ia pun menceritakan sosok Dzulkhuwaisir, yang begitu sombong menyuruh Rasulullah berbuat adil.

“Nanti dari umatku akan muncul seperti orang ini, hafal Qur’an, dalilnya Qur’an tapi tidak melewati tenggorokannya. Artinya tidak paham secara substansif. Mereka itu sejelek-jelek manusia bahkan lebih jelek daripada binatang. Saya tidak termasuk mereka, mereka tidak termasuk kami,” kata Said Aqil Siradj saat menjadi narasumber Dialog Ormas-ormas Islam dalam Mempertahankan NKRI, di Sahid Hotel, Jakarta Pusat, pada Sabtu (11/5/2013).

Coba kita perhatian baik-baik pernyataan Ketua PBNU Said Aqil Siradj:

“Nanti dari umatku akan muncul seperti orang ini, hafal Qur’an, dalilnya Qur’an tapi tidak melewati tenggorokannya. Artinya tidak paham secara substansif. Mereka itu sejelek-jelek manusia bahkan lebih jelek daripada binatang. Saya tidak termasuk mereka, mereka tidak termasuk kami…. Prediksi Rasulullah ini terbukti tahun 40 H, Sayyidina Ali keluar dari rumahnya mengimami shalat Shubuh dibunuh, bukan oleh orang Kristen, bukan oleh orang Katholik, bukan oleh orang Hindu, bukan oleh orang nonmuslim. Yang membunuh Abdurrahman bin Muljam, qaimul lail, shaimun nahar, hafizhul Qur’an. Yang membunuh Sayyidina Ali ini tiap hari puasa, tiap malam Tahajjud, dan hafal Qur’an.”

Apa yang dikatakan Ketua PBNU Said Aqil Siradj itu tidak tendensius bagi kaum muslimin.

Bahwa sering mendirikan shalat malam, berpuasa di siang hari, dan hafal Al-Qur’an, adalah di antara gambaran seorang muslim yang taat, itu memang benar. Namun, tidak demikian dengan Khawarij. Mereka juga sering mendirikan shalat malam, berpuasa di siang hari, dan hafal Al-Qur’an, tapi tidak memahami ajaran Al-Qur’an secara substansif. Sebagaimana dikatakan Ketua PBNU Said Aqil Siradj, mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, “Nanti dari umatku akan muncul seperti orang ini, hafal Qur’an, dalilnya Qur’an tapi tidak melewati tenggorokannya (tidak memahami ajaran Al-Qur’an secara substansif).” Akibatnya, ya itu tadi, bahkan Sayyidina Ali, yang nota bene seorang khalifah Islam, pun dibunuh oleh Khawarij.

Apa yg dikatakan KH. Said Aqil Siradj sebagaimana dijelaskan di dalam Kitab Majma’ Az-Zawaid wa Manba’ Al-Fawaid karya Al-Hafizh Nuruddin Ali bin Abu Bakar bin Sulaiman Al-Haitsami Al-Mishri pentahqiq Muhammad Abdul Qadir Ahmad ‘Atho penerbit Darr Al-Kutub Al-Ilmiah Beirut Libanon cetakan pertama 2001/1422 H juz 6 hal. 241-242 sbb:

10400 – وعن أبي سعيد الخدري أن أبا بكر الصديق جاء إلى النبي صلى الله عليه و سلم فقال : يا رسول الله إني بواد كذا وكذا فإذا رجل متخشع حسن الهيئة يصلي . فقال له النبي صلى الله عليه و سلم : ” اذهب فاقتله ” . ص . 336

قال : فذهب إليه أبو بكر فلما رآه على تلك الحال كره أن يقتله فرجع إلى رسول الله صلى الله عليه و سلم فقال النبي صلى الله عليه و سلم لعمر : ” اذهب فاقتله ” . فذهب عمر فرآه على الحال الذي رآه أبو بكر فرجع فقال : يا رسول الله إني رأيته يصلي متخشعا فكرهت أن أقتله . قال : ” يا علي اذهب فاقتله ” . فذهب علي فلم يره فرجع علي فقال : يا رسول الله إني لم أره . قال : فقال النبي صلى الله عليه و سلم : ” إن هذا وأصحابه يقرؤون القرآن لا يجاوز تراقيهم يمرقون من الدين كما يمرق السهم من الرمية ثم لا يعودون فيه حتى يعود السهم في فوقه فاقتلوهم هم شر البرية ” رواه أحمد ورجاله ثقات
10400- Dari Abu Said Al-Khudzri, sesungguhnya Abu Bakar As-Siddiq datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya aku dilembah itu dan itu, maka seketika ada seorang lelaki sedang dalam keadaan khusyu’ shalat.’ Maka bersabdalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepadanya, “Pergilah dan bunuhlah dia.” Berkata (Abu Sa’id Al-Khudzri), maka pergilah Abu Bakar dan ketika dia melihnya dalam keadaan itu (sedang shalat) maka Abu Bakar enggan membunuhnya dan kembali kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka bersabdalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Umar bin Khathab, “Pergilah dan bunuhlah dia.” Maka pergilah Umar bin Khathab, ketika dia melihnya dalam keadaan seperti itu (sedang shalat) sebagaimana yang dilihatnya oleh Abu Bakar maka dia kembali dan berkata, ‘Ya Rasulullah, aku melihatnya dia sedang khusyu’ shalat, maka aku enggan membunuhnya.’ Nabi bersabda, “Hai Ali, pergi dan bunuhlah dia.” Maka pergilah Ali dan tidak melihatnya kemudian Ali pulang dan berkata, ‘Wahai Rasulullah aku tidak melihatnya.’ Berkata (Abu Sa’id Al-Khudzri) maka Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya ini (orang) dan teman-temannya mereka membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya kemudian mereka tidak akan kembali didalamnya sehingga anak busur bisa kembali ketempatnya, maka BUNUHLAH (PERANGILAH) MEREKA, mereka adalah SEJELEK-JELEK CIPTAAN (manusia).” (HR. Ahmad dan rijalnya kuat) [Majma’ Az-Zawaid juz 6 hal. 241]

10401– وعن أنس بن مالك قال : كان رجل على عهد رسول الله صلى الله عليه و سلم يغزو مع رسول الله صلى الله عليه و سلم فإذا رجع وحط عن راحلته عمد إلى مسجد الرسول فجعل يصلي فيه فيطيل الصلاة حتى جعل أصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم يرون أن له فضلا عليهم فمر يوما ورسول الله صلى الله عليه و سلم قاعد في أصحابه فقال له بعض أصحابه : يا رسول الله هو ذاك الرجل فإما أرسل إليه نبي الله صلى الله عليه و سلم وإما جاء من قبل نفسه فلما رآه رسول الله صلى الله عليه و سلم مقبلا قال : ” والذي نفسي بيده إن بين عينيه سفعة من الشيطان ” . فلما وقف على المجلس قال له رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أقلت في نفسك حين وقفت على المجلس : ليس في القوم خير مني ؟ ” . قال : نعم ثم انصرف فأتى ناحية من المسجد فخط خطا برجله ثم صف كعبيه فقام يصلي فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أيكم يقوم إلى هذا فيقتله ؟ ” . فقام أبو بكر فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أقتلت الرجل ؟ ” . فقال : وجدته يصلي فهبته . ص . 337

فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أيكم يقوم إلى هذا فيقتله ؟ ” . فقال عمر : أنا . وأخذ السيف فوجده يصلي فرجع . فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم لعمر : ” أقتلت الرجل ؟ ” . فقال : يا رسول الله وجدته يصلي فهبته . فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : أيكم يقوم إلى هذا فيقتله ؟ ” . قال علي : أنا قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أنت له إن أدركته ” . فذهب علي فلم يجده قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أقتلت الرجل ؟ ” . قال : لم أدر أين سلك من الأرض . فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” إن هذا أول قرن خرج في أمتي ” . قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” لو قتلته – أو قتله – ما اختلف في أمتي اثنان إن بني إسرائيل تفرقوا على إحدى وسبعين فرقة وإن هذه الأمة – يعني أمته – ستفترق على ثنتين وسبعين فرقة كلها في النار إلا فرقة واحدة ” . قلنا : يا نبي الله من تلك الفرقة ؟ قال : ” الجماعة “

قال يزيد الرقاشي : فقلت لأنس : يا أبا حمزة فأين الجماعة ؟ قال : مع أمرائكم مع أمرائكم

رواه أبو يعلى . ويزيد الرقاشي ضعفه الجمهور وفيه توثيق لين وبقية رجاله رجال الصحيح

وقد صح قبله حديث أبي بكرة وأبي سعيد

10401- Dari Anas berkata : Ada seorang lelaki pada zaman Rasulullah berperang bersama Rasulullah dan apabila kembali (dari peperangan) segera turun dari kenderaannya dan berjalan menuju masjid nabi melakukan shalat dalam waktu yang lama sehingga kami semua terpesona dengan shalatnya sebab kami merasa shalatnya tersebut melebihi shalat kami, dan dalam riwayat lain disebutkan kami para sahabat merasa ta’ajub dengan ibadahnya dan kesungguhannya dalam ibadah, maka kami ceritakan dan sebutkan namanya kepada Rasulullah, tetapi rasulullah tidak mengetahuinya, dan kami sifatkan dengan sifat-sifatnya, Rasulullah juga tidak mengetahuinya, dan tatkala kami sednag menceritakannya lelaki itu muncul dan kami berkata kepada Rasulullah: Inilah orangnya ya Rasulullah. Rasulullah bersabda : ”Sesungguhnya kamu menceritakan kepadaku seseorang yang diwajahnya ada tanduk syetan. Maka datanglah orang tadi berdiri di hadapan sahabat tanpa memberi salam. Kemudian Rasulullah bertanya kepada orang tersebut : ” Aku bertanya kepadamu, apakah engkau merasa bahwa tidak ada orang yang lebih baik daripadamu sewaktu engkau berada dalam suatu majlis. ” Orang itu menjawab: Benar”. Kemudian dia segera masuk ke dalam masjid dan melakukan shalat dan dalam riwayat kemudian dia menuju tepi masjid melakukan shalat, maka berkata Rasulullah: ”Siapakah yang akan dapat membunuh orang tersebut ? ”. Abu Bakar segera berdiri menuju kepada orang tersebut, dan tak lama kembali. Rasul bertanya : Sudahkah engkau bunuh orang tersebut? Abu Bakar menjawab : ”Saya tidak dapat membunuhnya sebab dia sedang bersujud ”. Rasul bertanya lagi : ”Siapakah yang akan membunuhnya lagi? ”. Umar bin Khattab berdiri menuju orang tersebut dan tak lama kembali lagi. Rasul berkata: ”Sudahkah engkau membunuhnya ? Umar menjawab: ”Bagaimana mungkin saya membunuhnya sedangkan dia sedang sujud”. Rasul berkata lagi ; Siapa yang dapat membunuhnya ?”. Ali segera berdiri menuju ke tempat orang tersebut, tetapi orang terebut sudah tidak ada ditempat shalatnya, dan dia kembali ke tempat nabi. Rasul bertanya: Sudahkah engkau membunuhnya ? Ali menjawab: ”Saya tidak menjumpainya di tempat shalat dan tidak tahu dimana dia berada. ” Rasulullah saw melanjutkan: ”Sesungungguhnya ini adalah tanduk pertama yang keluar dari umatku, seandainya engkau membunuhnya, maka tidaklah umatku akan berpecah. Sesungguhnya Bani Israel berpecah menjadi 71 kelompok, dan umat ini akan terpecah menjadi 72 kelompok, seluruhnya di dalam neraka kecuali satu kelompok ”. Sahabat bertanya : ” Wahai nabi Allah, kelompk manakah yang satu itu? Rasulullah menjawab : ”Al Jama’ah”. (Majma’ Az-Zawaid juz 6 hal. 242).

Jadi, justru Ketua PBNU Said Aqil Siradj mengingatkan agar kita, kaum muslimin, memahami ajaran Al-Qur’an secara benar, sehingga tidak picik seperti Khawarij, yang akibat kepicikannya itu mereka main bunuh saja. Bahkan, seorang khalifah, yang nota bene pemimpin umat Islam, pun mereka bunuh karena kepicikan itu. Itulah yang seharusnya dimuat dan dipaparkan oleh media-media radikal yang hanya bisa memecah belah ummat islam seperti Arrahmah.Com, Voa-Islam.Com, dan Nahimunkar.Com!

Kembalikan Hari Ahad

KEMBALIKAN MENJADI "AHAD"

Kalau kita perhatikan beberapa file majalah dan koran edisi Indonesia periode tempo dulu sekitar jauh sebelum tahun 1935 sampai dengan menjelang tahun 1960, kita tidak akan menemukan nama hari bertuliskan "Minggu" selalu kita temukan dengan nama hari "Ahad". Begitu juga apabila kita melihat penanggalan kalender tempo dulu, masyarakat Indonesia tidak mengenal sebutan Minggu. Kita semua sepakat bahwa kalender atau penanggalan di Indonesia telah terbiasa-terbudaya untuk menyebut hari Ahad didalam setiap pekan (7 hari) dan telah berlaku sejak periode yang cukup lama. Bahkan telah menjadi ketetapan didalam Bahasa Indonesia. Lalu mengapa kini sebutan hari Ahad berubah menjadi hari Minggu tanpa kita semua sadari sudah tergantikan ? Kelompok dan kekuatan siapakah yang mengubahnya ? Sejak kapan penggantian Ahad menjadi Minggu ? Apa dasar penggantian Ahad menjadi Minggu ? Resmikah dan mendapat kesepakatankah pergantian nama hari tersebut ? Inilah pertanyaan yang bisa timbul setelah adanya perubahan Ahad menjadi Minggu secara halus penuh kelicikan terselubung dan terencana yang tidak disadari oleh banyak masyarakat Indonesia sejak 1960 hingga memasuki awal abad ke 20.

Kita ketahui bersama, bahwa nama-nama hari yang telah resmi dan kokoh tercantum kedalam penanggalan Indonesia sejak sebelum zaman penjajahan Belanda dahulu, adalah dengan sebutan : Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum'at, Sabtu. Nama-nama hari ini sudah menjadi kebiasaan terpola dalam semua kerajaan di Indonesia. Semua ini adalah karena jasa positif interaksi budaya secara elegan nan damai dan besarnya pengaruh masuknya agama Islam ke Indonesia yang membawa penanggalan Arab. Pengaruh positip dari agama Islam di Indonesia yang telah banyak memperkaya dan mempengaruhi kosa kata dalam bahasa Indonesia. Seperti : Ahad (al-Ahad=hari kesatu), Senin (al-Itsnayn=hari kedua), Selasa (al-Tsalaatsa'=hari ketiga), Rabu (al-Arba'aa=hari keempat), Kamis (al-Khamsatun=hari kelima), Jum'at (al-Jumu'ah=hari keenam=hari berkumpul/berjamaah), Sabtu (as-Sabat=hari ketujuh).

Dalam beberapa masukan, Minggu berasal dari bahasa Portugis dengan kata Domingo dan dalam dialek Melayu menjadi sebutan Dominggu. Ada lagi mengatakan berasal dari nama seorang tokoh agama tertentu di Indonesia bernama Domingo, lalu dipelesetkan menjadi Dominggu. Karena si Domingo mungkin sangat berjasa, maka diupayakanlah secara maksimal didalam intern terlebih dahulu hari Ahad diganti menjadi hari Minggu. Tentang adanya strategi yang mensosialisasikan Minggu pada tingkat Nasional, ini memerlukan penelitian tersendiri bagaimana hal ini bisa terjadi. Ada yang mengatakan dengan dana tertentu yang cukup besar berasal dari luar Indonesia, membuat monopoli pencetakan kalendar selama bertahun-tahun di Indonesia lalu dibagikan secara gratis atau dijual secara sangat murah. Dampaknya adalah masyarakat Indonesia secara tidak sadar kata hari Ahad telah berganti menjadi Minggu didalam penanggalan Indonesia. Tentu anda sekalian agak terhenyak dan sedikit terkejut, apakah upaya menihilkan kata hari Ahad dalam kalender Indonesia begitu penting dan strategis?

Jawabannya untuk upaya menihilkan kata Ahad bagi ummat Islam adalah penting, karena kata Ahad mengingatkan kita kepada nama Allah SWT yang Maha Ahad sama dengan Maha Tunggal, Maha Satu, Maha Esa Dia tidak beranak dan diperanakkan. Kata Ahad dalam Islam adalah sebagai bagian sifat Allah SWT yang penting mengandung makna utuh melambangkan kenyataan yang hak ke-Maha-Esa-an Allah SWT. Selanjutnya mengingatkan kita kepada Al Qur'an Surat (QS. 2:116,163 ; 3:2 ; 6:161-164 ; 9:31 ; 25:2 ; 42:11 ; 112:1-4). Menihilkan kata hari Ahad adalah upaya terselubung dari beberapa kelompok tertentu untuk menunjukkan adanya eksistensi mereka dan pengaruh kelompok tertentu bisa dan sukses mempengaruhi nama hari dalam khasanah budaya Indonesia serta unjuk sukses menggusur salah satu nama hari di Indonesia untuk jangka panjang. Bisa saja hari Senin, Selasa, Rabu dan berikutnya dalam jangka panjang dirubah kembali oleh kelompok pemaksa budaya tertentu seperti nasibnya hari Ahad dengan cara yang sama.

Apabila selama ini kita menyebut 7 (tujuh) hari dalam sebulan dengan seminggu (salah menurut Kamus Bahasa Indonesia), maka yang sangat baik dan benar dalam bahasa Indonesia adalah sepekan. Perkataan dan sebutan Minggu ini, Minggu depan, untuk memaksudkan tujuh hari ini dan kedepan, harus se-segera mungkin kita ubah ke-dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi Pekan ini, Pekan depan, hari Minggu depan yang dimaksudkan dengan nama hari, menjadi hari Ahad depan.

Penulis berharap kepada semua pembaca bisa menyadari bahwa tulisan ini bertujuan untuk mengembalikan predikat hari Ahad kembali kepada tempatnya semula, kembali kepada padanannya semula dengan nama hari lainnya. Tentu semua masyarakat Indonesia harus aktif membudayakan nama hari Ahad kembali didalam setiap surat-menyurat, dalam setiap penerbitan kalender dan dalam berbagai surat undangan lainnya, dalam berbagai tulisan dalam arti luas.

~ Ashwin Pulungan

Kejamnya Kaum Munafik

Ucapan KH. Said Aqil Dipelintir Oleh Arrahmah dan Voa-Islam

Seperti biasanya, penggembosan terhadap tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dilakukan oleh media-media radikal untuk melancarkan serangannya. Tokoh yang sering digembosi lalu diblow up media mereka adalah KH. Said Aqil Siradj, Ketua Umum PBNU. Tujuannya tentu untuk melemahkan ormas terbesar di Indonesia tersebut karena ormas NU gencar menghadang faham radikal beragama yang diusung oleh media-medianya seperti Arrahmah.Com, Voa-Islam.Com, Nahimunkar.com, dan lain-lain.

Minggu, 12 Mei 2013 situs media islam online Arrahmah.Com menurunkan judul berita yang sangat tendensius, provokatif dan tidak sesuai dengan kenyataan: Ketua PBNU Said Aqil Siradj: Cikal bakal teroris itu rajin shalat malam, puasa dan hafal Qur'an. Di lain pihak media saudara kandungnya, Voa-Islam.Com menulis judul yang tak jauh beda: "PBNU: Cikal Bakal Teroris itu Rajin Shalat Malam, Puasa & Hafal Quran". Beberapa saat kemudian tulisan artikel tersebut di copy oleh beberapa media islam yang lain, terutama oleh media-media yang membenci terhadap Nahdlatul Ulama seperti Nahimunkar.Com dan lain-lain.

Apa yang orang fikirkan ketika membaca judul tersebut? tentu saja orang (orang awam -red.) akan menyimpulkan bahwa KH. Said Aqil Siradj itu terlalu tendensius terhadap islam, tidak menghargai agama Islam, tidak menghargai orang yang rajin shalat malam, puasa, dan hafal al-qur'an. Bahkan ada yang menyebutnya, "Apakah Said Aqil ini tidak pernah shalat malam, tidak pernah puasa, tidak hafal Al-Qur'an?". Tentu saja ini misi penyesatan terhadap umat yang dilakukan oleh media yang sangat hasud terhadap Nahdlatul Ulama, terutama ketua umumnya KH. Said Aqil Siradj.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj, M.A., mengungkapkan bahwa cikal bakal pemahaman radikalisme dan terorisme sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat. Ia pun menceritakan sosok Dzulkhuwaisir, yang begitu sombong menyuruh Rasulullah berbuat adil.

“Nanti dari umatku akan muncul seperti orang ini, hafal Qur’an, dalilnya Qur’an tapi tidak melewati tenggorokannya. Artinya tidak paham secara substansif. Mereka itu sejelek-jelek manusia bahkan lebih jelek daripada binatang. Saya tidak termasuk mereka, mereka tidak termasuk kami,” kata Said Aqil Siradj saat menjadi narasumber Dialog Ormas-ormas Islam dalam Mempertahankan NKRI, di Sahid Hotel, Jakarta Pusat, pada Sabtu (11/5/2013).

Coba kita perhatian baik-baik pernyataan Ketua PBNU Said Aqil Siradj:

“Nanti dari umatku akan muncul seperti orang ini, hafal Qur’an, dalilnya Qur’an tapi tidak melewati tenggorokannya. Artinya tidak paham secara substansif. Mereka itu sejelek-jelek manusia bahkan lebih jelek daripada binatang. Saya tidak termasuk mereka, mereka tidak termasuk kami…. Prediksi Rasulullah ini terbukti tahun 40 H, Sayyidina Ali keluar dari rumahnya mengimami shalat Shubuh dibunuh, bukan oleh orang Kristen, bukan oleh orang Katholik, bukan oleh orang Hindu, bukan oleh orang nonmuslim. Yang membunuh Abdurrahman bin Muljam, qaimul lail, shaimun nahar, hafizhul Qur’an. Yang membunuh Sayyidina Ali ini tiap hari puasa, tiap malam Tahajjud, dan hafal Qur’an.”

Apa yang dikatakan Ketua PBNU Said Aqil Siradj itu tidak tendensius bagi kaum muslimin.

Bahwa sering mendirikan shalat malam, berpuasa di siang hari, dan hafal Al-Qur’an, adalah di antara gambaran seorang muslim yang taat, itu memang benar. Namun, tidak demikian dengan Khawarij. Mereka juga sering mendirikan shalat malam, berpuasa di siang hari, dan hafal Al-Qur’an, tapi tidak memahami ajaran Al-Qur’an secara substansif. Sebagaimana dikatakan Ketua PBNU Said Aqil Siradj, mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, “Nanti dari umatku akan muncul seperti orang ini, hafal Qur’an, dalilnya Qur’an tapi tidak melewati tenggorokannya (tidak memahami ajaran Al-Qur’an secara substansif).” Akibatnya, ya itu tadi, bahkan Sayyidina Ali, yang nota bene seorang khalifah Islam, pun dibunuh oleh Khawarij.

Apa yg dikatakan KH. Said Aqil Siradj sebagaimana dijelaskan di dalam Kitab Majma’ Az-Zawaid wa Manba’ Al-Fawaid karya Al-Hafizh Nuruddin Ali bin Abu Bakar bin Sulaiman Al-Haitsami Al-Mishri pentahqiq Muhammad Abdul Qadir Ahmad ‘Atho penerbit Darr Al-Kutub Al-Ilmiah Beirut Libanon cetakan pertama 2001/1422 H juz 6 hal. 241-242 sbb:

10400 – وعن أبي سعيد الخدري أن أبا بكر الصديق جاء إلى النبي صلى الله عليه و سلم فقال : يا رسول الله إني بواد كذا وكذا فإذا رجل متخشع حسن الهيئة يصلي . فقال له النبي صلى الله عليه و سلم : ” اذهب فاقتله ” . ص . 336

قال : فذهب إليه أبو بكر فلما رآه على تلك الحال كره أن يقتله فرجع إلى رسول الله صلى الله عليه و سلم فقال النبي صلى الله عليه و سلم لعمر : ” اذهب فاقتله ” . فذهب عمر فرآه على الحال الذي رآه أبو بكر فرجع فقال : يا رسول الله إني رأيته يصلي متخشعا فكرهت أن أقتله . قال : ” يا علي اذهب فاقتله ” . فذهب علي فلم يره فرجع علي فقال : يا رسول الله إني لم أره . قال : فقال النبي صلى الله عليه و سلم : ” إن هذا وأصحابه يقرؤون القرآن لا يجاوز تراقيهم يمرقون من الدين كما يمرق السهم من الرمية ثم لا يعودون فيه حتى يعود السهم في فوقه فاقتلوهم هم شر البرية ” رواه أحمد ورجاله ثقات
10400- Dari Abu Said Al-Khudzri, sesungguhnya Abu Bakar As-Siddiq datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya aku dilembah itu dan itu, maka seketika ada seorang lelaki sedang dalam keadaan khusyu’ shalat.’ Maka bersabdalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepadanya, “Pergilah dan bunuhlah dia.” Berkata (Abu Sa’id Al-Khudzri), maka pergilah Abu Bakar dan ketika dia melihnya dalam keadaan itu (sedang shalat) maka Abu Bakar enggan membunuhnya dan kembali kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka bersabdalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Umar bin Khathab, “Pergilah dan bunuhlah dia.” Maka pergilah Umar bin Khathab, ketika dia melihnya dalam keadaan seperti itu (sedang shalat) sebagaimana yang dilihatnya oleh Abu Bakar maka dia kembali dan berkata, ‘Ya Rasulullah, aku melihatnya dia sedang khusyu’ shalat, maka aku enggan membunuhnya.’ Nabi bersabda, “Hai Ali, pergi dan bunuhlah dia.” Maka pergilah Ali dan tidak melihatnya kemudian Ali pulang dan berkata, ‘Wahai Rasulullah aku tidak melihatnya.’ Berkata (Abu Sa’id Al-Khudzri) maka Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya ini (orang) dan teman-temannya mereka membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya kemudian mereka tidak akan kembali didalamnya sehingga anak busur bisa kembali ketempatnya, maka BUNUHLAH (PERANGILAH) MEREKA, mereka adalah SEJELEK-JELEK CIPTAAN (manusia).” (HR. Ahmad dan rijalnya kuat) [Majma’ Az-Zawaid juz 6 hal. 241]

10401– وعن أنس بن مالك قال : كان رجل على عهد رسول الله صلى الله عليه و سلم يغزو مع رسول الله صلى الله عليه و سلم فإذا رجع وحط عن راحلته عمد إلى مسجد الرسول فجعل يصلي فيه فيطيل الصلاة حتى جعل أصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم يرون أن له فضلا عليهم فمر يوما ورسول الله صلى الله عليه و سلم قاعد في أصحابه فقال له بعض أصحابه : يا رسول الله هو ذاك الرجل فإما أرسل إليه نبي الله صلى الله عليه و سلم وإما جاء من قبل نفسه فلما رآه رسول الله صلى الله عليه و سلم مقبلا قال : ” والذي نفسي بيده إن بين عينيه سفعة من الشيطان ” . فلما وقف على المجلس قال له رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أقلت في نفسك حين وقفت على المجلس : ليس في القوم خير مني ؟ ” . قال : نعم ثم انصرف فأتى ناحية من المسجد فخط خطا برجله ثم صف كعبيه فقام يصلي فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أيكم يقوم إلى هذا فيقتله ؟ ” . فقام أبو بكر فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أقتلت الرجل ؟ ” . فقال : وجدته يصلي فهبته . ص . 337

فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أيكم يقوم إلى هذا فيقتله ؟ ” . فقال عمر : أنا . وأخذ السيف فوجده يصلي فرجع . فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم لعمر : ” أقتلت الرجل ؟ ” . فقال : يا رسول الله وجدته يصلي فهبته . فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : أيكم يقوم إلى هذا فيقتله ؟ ” . قال علي : أنا قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أنت له إن أدركته ” . فذهب علي فلم يجده قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” أقتلت الرجل ؟ ” . قال : لم أدر أين سلك من الأرض . فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” إن هذا أول قرن خرج في أمتي ” . قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ” لو قتلته – أو قتله – ما اختلف في أمتي اثنان إن بني إسرائيل تفرقوا على إحدى وسبعين فرقة وإن هذه الأمة – يعني أمته – ستفترق على ثنتين وسبعين فرقة كلها في النار إلا فرقة واحدة ” . قلنا : يا نبي الله من تلك الفرقة ؟ قال : ” الجماعة “

قال يزيد الرقاشي : فقلت لأنس : يا أبا حمزة فأين الجماعة ؟ قال : مع أمرائكم مع أمرائكم

رواه أبو يعلى . ويزيد الرقاشي ضعفه الجمهور وفيه توثيق لين وبقية رجاله رجال الصحيح

وقد صح قبله حديث أبي بكرة وأبي سعيد

10401- Dari Anas berkata : Ada seorang lelaki pada zaman Rasulullah berperang bersama Rasulullah dan apabila kembali (dari peperangan) segera turun dari kenderaannya dan berjalan menuju masjid nabi melakukan shalat dalam waktu yang lama sehingga kami semua terpesona dengan shalatnya sebab kami merasa shalatnya tersebut melebihi shalat kami, dan dalam riwayat lain disebutkan kami para sahabat merasa ta’ajub dengan ibadahnya dan kesungguhannya dalam ibadah, maka kami ceritakan dan sebutkan namanya kepada Rasulullah, tetapi rasulullah tidak mengetahuinya, dan kami sifatkan dengan sifat-sifatnya, Rasulullah juga tidak mengetahuinya, dan tatkala kami sednag menceritakannya lelaki itu muncul dan kami berkata kepada Rasulullah: Inilah orangnya ya Rasulullah. Rasulullah bersabda : ”Sesungguhnya kamu menceritakan kepadaku seseorang yang diwajahnya ada tanduk syetan. Maka datanglah orang tadi berdiri di hadapan sahabat tanpa memberi salam. Kemudian Rasulullah bertanya kepada orang tersebut : ” Aku bertanya kepadamu, apakah engkau merasa bahwa tidak ada orang yang lebih baik daripadamu sewaktu engkau berada dalam suatu majlis. ” Orang itu menjawab: Benar”. Kemudian dia segera masuk ke dalam masjid dan melakukan shalat dan dalam riwayat kemudian dia menuju tepi masjid melakukan shalat, maka berkata Rasulullah: ”Siapakah yang akan dapat membunuh orang tersebut ? ”. Abu Bakar segera berdiri menuju kepada orang tersebut, dan tak lama kembali. Rasul bertanya : Sudahkah engkau bunuh orang tersebut? Abu Bakar menjawab : ”Saya tidak dapat membunuhnya sebab dia sedang bersujud ”. Rasul bertanya lagi : ”Siapakah yang akan membunuhnya lagi? ”. Umar bin Khattab berdiri menuju orang tersebut dan tak lama kembali lagi. Rasul berkata: ”Sudahkah engkau membunuhnya ? Umar menjawab: ”Bagaimana mungkin saya membunuhnya sedangkan dia sedang sujud”. Rasul berkata lagi ; Siapa yang dapat membunuhnya ?”. Ali segera berdiri menuju ke tempat orang tersebut, tetapi orang terebut sudah tidak ada ditempat shalatnya, dan dia kembali ke tempat nabi. Rasul bertanya: Sudahkah engkau membunuhnya ? Ali menjawab: ”Saya tidak menjumpainya di tempat shalat dan tidak tahu dimana dia berada. ” Rasulullah saw melanjutkan: ”Sesungungguhnya ini adalah tanduk pertama yang keluar dari umatku, seandainya engkau membunuhnya, maka tidaklah umatku akan berpecah. Sesungguhnya Bani Israel berpecah menjadi 71 kelompok, dan umat ini akan terpecah menjadi 72 kelompok, seluruhnya di dalam neraka kecuali satu kelompok ”. Sahabat bertanya : ” Wahai nabi Allah, kelompk manakah yang satu itu? Rasulullah menjawab : ”Al Jama’ah”. (Majma’ Az-Zawaid juz 6 hal. 242).

Jadi, justru Ketua PBNU Said Aqil Siradj mengingatkan agar kita, kaum muslimin, memahami ajaran Al-Qur’an secara benar, sehingga tidak picik seperti Khawarij, yang akibat kepicikannya itu mereka main bunuh saja. Bahkan, seorang khalifah, yang nota bene pemimpin umat Islam, pun mereka bunuh karena kepicikan itu. Itulah yang seharusnya dimuat dan dipaparkan oleh media-media radikal yang hanya bisa memecah belah ummat islam seperti Arrahmah.Com, Voa-Islam.Com, dan Nahimunkar.Com!