23/07/2016

Sabar Inda Shodmatil Ula

SABAR INDA SODMATIL ULA 

  Saat ngaji rutinan Rabu malam di rumah Mas Andik (depan Bank Mega Jombang) beberapa waktu lalu, Rois Syuriah PCNU KH Abd Nasir Fattah sempat menyampaikan bahwa sabar itu harus seketika itu juga. Tidak boleh ditunda. ’’Assobru inda sodmatil ula. Sabar iku kudu saknaliko,’’ tuturnya.   Kiai Nasir lantas cerita bahwa suatu ketika ada orang kena musibah. Lalu Nabi memerintahkan agar orang tersebut sabar. Namun dia tidak bisa langsung sabar. ’’Setelah beberapa hari, orang itu baru bilang kepada Nabi bahwa dia telah bersabar. Rosul menjawab, sabarmu sudah tidak ada manfaatnya,’’ jelasnya.   Kenapa sabar harus inda sodmatil ula?   Hipertensi dan diabetes merupakan faktor resiko tertinggi penyebab serangan jantung dan stroke.  Hipertensi dan diabetes yang tidak terkontrol bisa menyebabkan sumbatan maupun pecahnya pembuluh darah di otak yang memicu stroke. Juga bisa memicu sumbatan dan pecahnya pembuluh darah di jantung yang menyebabkan serangan jantung.  ’’Sampai saat ini, serangan jantung masih menjadi penyebab kematian terbanyak,’’ kata Wakil Rektor Unipdu, H Ahmad Zakariyah M.Kes saat mengisi kajian Ramadan yang diadakan Pusat Studi Alquran Unipdu di Islamic Center Unipdu Rejoso (28/6/2016).   ’’Penyebab tertinggi diabetes dan hipertensi ini yang 80 persen adalah karena gaya hidup dan stress. Pengaruh keturunan hanya 20 persen,’’ paparnya. Gaya hidup ini terkait pola, porsi, jenis dan frekuensi makan. ’’Pola, porsi, jenis dan frekuensi makan ini tidak boleh monoton,’’ paparnya. Disitulah manfaat puasa.   Sedangkan untuk stressor, bisa berawal dari dalam maupun dari luar. ’’Perilaku bohong bisa menjadi stressor dari dalam tuturnya,’’ ucap Zakariyah. Saat bohong, muncul ketegangan dalam tubuh. Karena ada pertentangan antara ego dan super ego. Ada pertentangan dalam hati nurani.   Hal ini menyebabkan hormon yang diproduksi tubuh berubah. Sistem-sistem dalam tubuh juga berubah. ’’Sekali bohong, akan memicu kebohongan-kebohongan lain. Nah, bohong yang terus menerus bisa menjadi stressor pemicu serangan jantung maupun stroke dari dalam,’’ bebernya.   Stressor dari luar, kata Zakariyah, bisa diatasi dengan manajamen tensi. ’’Misalnya ketika kita ingin punya istri cantik. Tapi kenyataannya punya istri jelek. Maka kita bisa menghilangkan ketegangan dengan menghadirkan keyakinan bahwa pasti istri saya di surga nanti sangat cantik,’’ jelasnya.   Demikian pula saat kena musibah.  Ketabahan dan kesabaran bisa menjadi penolak stress. Itulah sebabnya, Nabi menyatakan bahwa sabar haruslah inda sodmatil ula, seketika itu juga. Jika setelah tiga hari kena musibah baru sabar, barangkali sudah stroke atau kena serangan jantung.


(Rojiful Mamduh)

0 komentar:

Post a Comment