Lima
Sebab Bencana yang Mengerikan
Banyak sekali bencana
alam terjadi. Bencana alam itu terjadi karena beberapa sebab, sebab yang pertama karena ulah tangan manusia,
gara-gara hutan dibabati jadi banjir. Di Sidoarjo tanah digali sampai keluar
lumpur, itu kan gara2 tangan manusia. Kerusakan kelautan karena mencari ikan
pakai bom, lalu ada lagi yang mengeruk pasir tidak teratur akhirnya longsor.
Yang kedua bencana terjadi karena rusaknya
akhlak. Dulu umat Nabi Nuh ditenggelamkan karena kafir. Umat nabi Lut ditenggelamkan
karena laki-laki tidak mau kawin dengan perempuan dan sebaliknya perempuan.
Perilaku seperti umat Nabi Lut ini masih ada sampai sekarang jadi kelakuan yang
rusak itu disebabkan hilangnya siddiq dan amanah. Implementasi amanah itu kalau
dititipi harus disampaikan atau dilakukan. Nah amanah itu sendiri ada dua yakni
dari Allah yang berupa syariat dan amanah dari manusia yang berupa titipan.
Titipan ini apa saja? Titipan barang, aspirasi dan lain-lain
Kalau akhlak sudah tidak
karuan, maka lahirlah yang ketiga yakni
hilangnya nahi mungkar. Jadi kita ini diperintah Allah untuk dua hal, amar
ma’ruf nahi mungkar. Amar ma’ruf itu mengajak kepada kebaikan. Nahi mungkar itu
mencegah kemungkaran. Itu seolah tidak ada karena wis roto mungkar kabeh.
Ketika kemungkaran tidak ada yeng menghentikan maka Allah memerintahkan
mahkuknya yang lain untuk menghetikannya. Ini semua sebetulnya i’itibar bagi
kita, tapi sering kali kita tidak tahu. Fa’tabiru ya ulul albab. Ulul albab itu
orang yang akal dan hatinya jalan atau berfungsi. Tapi sekarang itu banyak
orang yang hatinya jalan tapi akalnya tidak jalan. Sehingga dia itu tidak
mengerti i’tibar atau fenomena sekarang walaupun seorang dai itu profesor.
Sebab yang ketiga adalah nahi mungkar yang tidak dihentikan seperti yang
dijelaskan tadi.
Yang keempat yaitu umumul balwa. Artinya ada
kejahatan yang merata, tapi karena sudah rata maka dianggap bisa mergo usum.
Jadi ketidak wajaran itu kalau sudah merata maka menjadi kewajaran. Ini juga
menjadi sebab bencana
Sebab yang kelima adalah tidak berhentinya
kejahatan manusia ketika diberikan musibah, lalu digantidengan baliyah, kalau
baliyah itu tidak bisa menghentikan maka yang datang adalah tadmir yakni
kehancuran yang luar biasa. Wa dammarnahum tadmira, berarti orang sekarang ini
dengan banyaknya balak seperti ini, menurut sampean sudah ingat Allah apa
belum? Menurut saya belum berarti bencana ini belum mengingatkan karena belum
bisa mengingatkan maka secara kaidah, syariahnya jalan terus sampai orang itu
sadar oleh karenanya maka kita harus sadar duluan. Wallahu A’lam Bis Shawab.
By Santri Pesma Al-Hikam Malang
0 komentar:
Post a Comment