25/02/2016

Tajamnya Lidah

Inilah bahaya lisan jika tidak dipergunakan dengan baik.
1. Saudara laki-lakinya bertanya saat kunjungan seminggu setelah adik perempuannya melahirkan :
"Hadiah apa yang diberikan suamimu setelah engkau melahirkan ?"
"tidak ada" jawab adiknya pendek.
Saudara laki-lakinya berkata lagi :
"Masa sih, apa engkau tidak berharga disisinya ? aku bahkan sering memberi hadiah istriku walau tanpa alasan yang istimewa".
Siang itu, ketika suaminya lelah pulang dari kantor menemukan istrinya merajuk dirumah, keduanya lalu terlibat pertengkaran. Sebulan kemudian, antara suami istri ini terjadi perceraian.
Dari mana sumber masalahnya ?
Dari kalimat sederhana yang diucapkan saudara laki-laki kepada adik perempuannya
2. Saat arisan seorang ibu bertanya :
"Rumahmu ini apa tidak terlalu sempit? bukankah anak-anakmu banyak?".
Rumah yang tadinya terasa lapang sejak saat itu mulai dirasa sempit oleh penghuninya.
Ketenangan pun hilang saat keluarga ini mulai terbelit hutang kala mencoba membeli rumah besar dengan cara kredit ke bank.
3. Seorang teman bertanya :
'Berapa gajimu sebulan kerja di toko itu ?".
Ia menjawab : "1,5 juta rupiah".
"Cuma 1,5 juta rupiah? sedikit sekali ia menghargai keringatmu. Apa cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupmu?".
Sejak saat itu ia jadi membenci pekerjaannya. Ia lalu meminta kenaikan gaji pada pemilik toko, pemilik toko menolak dan malah mem PHK nya. Kini ia malah tidak berpenghasilan dan jadi pengangguran.
4. Seseorang bertanya pada kakek tua itu : "Berapa kali anakmu mengunjungimu dalam sebulan ?"
Si kakek menjawab : "Sebulan sekali".
Yang bertanya menimpali : "Wah keterlaluan sekali anak-anakmu itu. Diusia senjamu ini seharusnya mereka mengunjungimu lebih sering"
Hati si kakek menjadi sempit padahal tadinya ia amat rela terhadap anak-anaknya. Ia jadi sering menangis dan ini memperburuk kesehatan dan kondisi badannya.
Apa sebenarnya keuntungan yang kita dapat ketika bertanya seperti pertanyaan diatas?
Jagalah diri dari mencampuri kehidupan orang lain. Mengecilkan dunia mereka, menanamkan rasa tak rela pada yang mereka miliki, mengkritisi penghasilan dan keluarga mereka dst dst.
Kita akan menjadi agen kerusakan di muka bumi dengan cara ini.
Bila ada bom yang meledak cobalah introspeksi diri, bisa jadi kitalah yang menyalakan sumbunya.
سلامة الانسان في حفض السان

4 comments:

  1. Benar apa yang tertulis di kitab suci bahwa Lisan bermakna pujian (buah tutur), seperti dalam firman Allah,

    وَاجْعَل لِّي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ

    “dan jadikanlah aku (Ibrahim) buah tutur yang baik (pujian yang baik) bagi orang-orang (yang datang) kemudian.” (asy-Syu’ara: 84)

    وَجَعَلْنَا لَهُمْ لِسَانَ صِدْقٍ عَلِيًّا

    “Dan Kami jadikan bagi mereka pujian yang baik lagi tinggi.” (Maryam: 50)

    Maka, harus digunakan untuk perkataan yang baik

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. iya....benar @cak masrur, kadang dalam guyonan kita seringkali keceplosan, maka para pinisepuh selalu mewanti wanti dalam setiap akhir dari gegojekan untuk saling minta maaf.njagani bekne ada yg tersinggung.

    ReplyDelete