17/02/2016

Desain Konsep Rijalul Ansor

Sejak menjadi badan semi otonom, Majlis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor (RA) keberadaannya menjadi keharusan dalam organisasi Ansor di semua tingkatan, namun bagaimana konsep kegiatan RA belum menemukan bantuknya yang baku.

Hal ini juga yang menjadi pemikiran Pengurus PAC Ansor Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang. PAC Ansor Jombang Kota, demikian PAC ini biasa disebut, pada Senin 15/2/2016 menyelenggarakan RA di Masjid Agung Baitul Mu’minin Jombang. Pesertanya terdiri dari pengurus PAC Ansor berikut jajaran Satkoryon Banser, serta Pengurus Ranting berserta Satkorpok Banser se- kecamatan Jombang.

 PAC Ansor Jombang Kota sendiri menyelenggarakan RA rutin tanggal 15 setiap bulannya “Agar mudah diingat dan penyebutannya lebih bernuansa kultural, maka kita namakan majlis ini dengan Majlis Dzikir dan sholawat Rijalul Ansor Limolasan. Secara singkat biasa disebut dengan acara Limolasan.” Jelas M. Fathoni Mahsun, selaku Ketua PAC Ansor Kecamatan Jombang, di sela-sela acara yang berlangsung hingga pukul 23.00 wib tersebut.

Sementara itu haji Masrur, selaku koordinator RA mengatakan bahwa, format RA akan selalu disempurnakan. “Mulai saat ini kita akan tunjukkan kepedulian kepada sesama kita dengan mendoakan sahabat-sahabat yang punya usaha agar lebih sukses. Selain itu bisa juga mengirim do’a kepada keluarga yang sudah meninggal, atau yang sedang sakit.” Demikian jelas pria yang akrab disapa Cak Kaji Masrur itu.


Muatan ritus amalan ala ahlisuunah wal jama’ah an-nahdliyah juga dilakukan secara bergantian. “Bulan ganjil kita adakan istigosah, bulan genap kita adakan tahlil yang masing-masing juga ditambah dengan sholawat.” Lanjut pria berkacamata tersebut.

Selain diisi dengan ritus amalan, acara Limolasan tersebut juga diisi dengan kajian persoalan-persoalan aktual. “Untuk berkembang, PAC Ansor Jombang kota butuh inspirasi untuk bergerak. Nah kajian aktual demikian kita gunakan untuk mendapatkan wacana sebagai bahan kita untuk bergerak. Tema bahasannya bisa berganti-ganti, saat ini kita bahas LGBT, bulan depan mungkin tentang dana desa, bulan depannya lagi tentang permasalahan lain lagi.” Terang Fathoni. Acara yang diselenggarakan di masjid depan alun-alun Jombang itu, membahas tentang Lesbi, Gay, Bisexual, dan Transgender  (LGBT) yang saat ini sedang ramai diperbincangkan. 

 Bahasan LGBT itu tidak sekedar wawasan di tingkat global dan nasional, tapi juga yang terjadi diseputar Jombang, untuk memunculkan kesadaran betapa bahwa permasalahan LBGT ini sudah sangat menghawatirkan. Sehingga dalam majlis tersebut juga dipikirkan aksi kongkrit apa yang perlu dilakukan. 

Dengan tambahan muatan kajian persoalan-persoalan aktual seperti ini, maka RA menjadi Majlis yang strategis untuk membahas masalah-masalah keumatan.

0 komentar:

Post a Comment