09/05/2017

Apel Siaga Radikalisme di Jombang

Gerakan Radikalisme dewasa ini sudah merambah hampir semua daerah di Indonesia. Maraknya gerakan radikalisme tersebut membuat gerah banyak kalangan masyarakat, terutama kalangan muda NU. Untuk mengantisipasi meluasnya gerakan radikalisme tersebut, PAC Ansor Jombang Kota melakukan gelar pasukan bertajuk Apel Siaga Radikalisme pada Ahad 7/5/2017. Apel ini  tidak hanya diikuti kalangan Ansor dan Banser, namun juga elemen-elemen kepemudaan lainnya.

Menurut Ketua Panitia, M. Fathoni Mahsun, elemen kepemudaan yang mengikuti apel siaga radikalisme ini  selain diikuti oleh Ansor dan Banser di Jombang, juga diikuti oleh Pagar Nusa, Satuan Keamanan Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, PMII, ISNU, Muslimat, Fatayat, dan santri Pesantren Kilat (Sanlat) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN). “Kami juga mengundang Kapolres, Kodim, serta jajaran Kyai pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.” Tambah Fathoni.

Apel yang digelar di halaman GOR Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas Jombang ini, dimulai pada pukul 14.30. Bertindak selaku inspektur upacara adalah Kepala Satkoryon Banser Jawa Timur, Gus Abid Umar. Pria yang juga menantu Katua PWNU Jawa Timur, KH. Mutawakil Alallah ini dihadapan peserta apel dan tamu undangan menyampaikan, bahwa Banser Jawa timur sudah beberapa kali melakukan upaya penggagalan gerakan radikalisme di wilayah Jawa Timur, termasuk menggagalkan demo HTI yang diawali dari masjid al-Akbar Surabaya beberapa saat lalu.

Dalam melakukan aksi tersebut Banser Jawa Timur telah melakukan koordinasi dengan Polda Jawa timur, Kodam V Brawijaya, dan anggota DPR. “Namun apabila diperlukan untuk melakukan aksi lebih lanjut dalam melawan gerakan radikalisme, apakah Banser di depan saya ini siap?”, sontak saja seruan Pria yang biasa disapa Gus Abid ini disambut dengan gegap gempita dari para peserta apel, “Siap!!!”

Sejalan dengan apa yang disampaikan Gus Abid, dalam tausiyah kebangsaannya, Pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, KH. Irfan Sholeh menyampaikan bahwa dirinya sempat bertemu dengan Luhut Binsar Panjaitan yang ketika itu menjabat sebagai Menkopolhukan. Dengan nada bercanda Kyai Irfan berkata “Pak apa tidak bisa TNI dan Polri ini tutup mata saja, pura-pura tidak tahu, biar Banser yang membereskan kelompok-kelompok radikal.” Pertanyaan dengan nada seloroh ini kemudian dijawab oleh luhut, “tidak bisa Kyai, ada aturannya, sekarang sedang diproses.”

Sehingga, menurut Kyai Irfan, dalam menghadapi radikalisme kita harus menunggu aturan yang sedang dibuat pemerintah.  Sambil  menyitir al-Qur’an, beliau menyampaikan bahwa suatu ajakan kalau dilakukan dengan cara keras malah tidak akan menghasilkan apa-apa. Dalam menghadapi gerakan radikalisme yang semakin masif, Ansor, Banser, Pagar Nusa, Pondok pesantren dan semua elemen NU harus bersama-sama dengan aparat yang berwenang. “Kita harus bersama-sama TNI mulai dari Panglima tertinggi Gatot Nurmantyo hingga Babinsa, mulai dari Kapolri, Tito Karnavian hingga Babinkamtibmas, untuk menghadapi gerakan-gerakan redikalisme.” Tegas Kyai Irfan.

Sementara itu Ketua PC Ansor Jombang, H. Zulfikar mengatakan bahwa banser harus ikhlas dalam melakukan pengawalan terhadap keutuhan NKRI. “Contoh kegiatan apel Banser se Jawa Timur yang  digelar di Kediri pada 20/5/2017 yang akan datang, semua harus siap berangkat walau dengan uang saku sendiri-sendiri.” Demikian ungkapnya di depan jajaran Banser dan peserta apel yang lainnya. H Zulfikar juga menegaskan bahwa seluruh PAC Ansor yang hadir untuk meningkatkan kesiagaan menghadapi kelompok radikalisme, kalau perlu dengan menggelar acara apel serupa. (Abi)