30/10/2016

Konfrensi pengurus Ansor Ranting Mojongapit

Konfrensi pengurus Ansor Ranting Mojongapit dilaksanakan di Mushola al-Faqih (langgar tengah) pada 30 Okt 2016. Pemilihan dilakukan secara voting dan memunculkan sahabat Karim sebagai ketua dengan memperoleh 13 suara.

Reformasi Pengurus Ansor Ranting Jabon

Konfrensi Pengurus Ansor Ranting Jabon Jombang dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 Okt 2016 di Masjid Nurul Muhtadin Caruk Kulon Jabon. Dari pengurus periode sebelumnya, yaitu: M. Fathoni Mahsun (Ketua), Ahmad Abdur Rohim (sekretaris), Darobi (bendahara), Anas al-Abror (Satkorpok), selanjutnya terpilih Anas al-Abror (ketua), Koko Ardiyanto (sekretaris), Fuad Muhtadin (bendahara), Ahmad Abdur Rohim (Satkorpok), Irfan al-Hakim (rijalul ansor)

29/10/2016

Turba ke Ranting Sambong

Tindak lanjut dari konsultasi dg PC Ansor Jombang terkait akreditasi, PAC Ansor Jombang Kota melakukan turba ke ranting-ranting. Putaran pertama 28/10/2016 ke Ranting Sambong. Keluaran dari kegiatan itu menghasilkan pembukaan Rijalul Ansor Ranting Sambong dan prnambahan data anggota untuk dimasukkan ke data Sigap

26/10/2016

JOKO GENDENG

JOKO GENDENG 
Saat ngaji rutin Senin (24/10/2016) di Pesantren Al-Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, KH Jamaludin Ahmad mengingatkan para suami istri agar menjaga pandangan. ’’Fitnah terbesar laki-laki adalah perempuan. Dan fitnah terbesar perempuan adalah laki-laki,’’ tuturnya. Kiai Jamal mengaku sangat sering didatangi tamu yang minta nasehat karena pasangannya selingkuh. Baik yang selingkuh itu laki-laki maupun perempuan. ’’Yang selingkuh itu dari guru juga ada,’’ ucapnya. ’’Facebook-facebook niku sing nggarai,’’ ujarnya. ’’Makanya pasangan suami istri harus menjaga pandangan,’’ sarannya. Pandangan adalah panah berbisa yang dilepaskan setan. Pandangan akan merasuki fikiran. Hingga kemudian terjadi perzinahan. Tahapnya dimulai dari pandangan, ucapan, pegangan, lalu terjadilah perzinahan. Fitnah terbesar laki-laki adalah perempuan, dan sebaliknya. Makanya Islam sangat menganjurkan pernikahan. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada sahabat yang bernama Akad bin Wadda’ah. Sahabat ini ganteng, gagah, sehat dan kaya. ’’Setiap Nabi ketemu Akad bin Wadda’ah, yang ditanyakan adalah selalu kapan menikah,’’ kata Kiai Jamal. Jadi kalau kita ketemu teman yang belum nikah kemudian bertanya, kapan nikah Bro/Sis? Nurut saya, itu sudah benar. Dan sesuai dengan yang dicontohkan Nabi. Tapi kalau teman kita jawab, Mei. Mey be yes, mey be no. Nah, jawaban ini bid’ah… hahaha. Kiai Jamal melanjutkan. ’’Selalu ditanya seperti itu, Akad akhirnya pasrah kepada Nabi. Dinikahkan dengan siapapun dia mau. Akhirnya dia dinikahkan oleh Nabi,’’ tuturnya. So, kalau memang tidak bisa cari sendiri, nyerah sajalah Bro/Sis. Pasrah bongkokan kepada Kiai. Ora mungkin Kiai golekno pasangan ora genah. Saat ngaji rutinan Jumat legi usai shalat Jumat di masjid Agung Baitul Mukminin (23/9/2016), pakar tafsir Quran Pesantren Tebuireng Dr KH Mustain Syafiie bahkan menuturkan bahwa anak merupakan stempel alias tanda bahwasanya kita pernah hidup di dunia. Kasarane omong, kalau tidak punya anak, berarti tak punya stempel pernah hidup di dunia. Kalau tak punya anak, njur lek wis mati sing dungakno sopo??? Opo mantan kate kon ndungakno??? Kembali ke Kiai Jamal. Diakhir pengajian, Kiai Jamal menyampaikan bahwa saking getingnya kepada orang yang tidak menikah, Nabi sampai menyatakan bahwa orang yang tidak mau menikah adalah orang edan. Wong gendeng. Ora sempurno akale. Barang enak dan berpahala kok ora gelem. Kalau pasangan sudah meninggal, sebaiknya cepat nikah lagi. Agar terhindar dari fitnah. Dan tetap waras. ’’Sejelek-jelek kamu yang berjalan diatas muka bumi adalah yang tidak menikah. Sejelek-jelek kamu yang telah mati adalah mayat orang yang tidak menikah,’’ kata Kiai Jamal. Duh!!! Ini mengingatkan saya dengan tulisan di bak truk. ’’Truk saja punya gandengan, masak kamu tidak!”

10/10/2016

BINROHTAL44

Binrohtal 44   
Mengunduh Rahmad Asyuro   Saat ngaji usai salat Duhur di masjid Polres Jombang Senin (3/10/2016), KH Khoiril Anam (Gus Anam) menerangkan tentang keutamaan hari Asyuro. ’’Sekarang kita sudah masuk bulan Muharram. Sebentar lagi kita akan bertemu dengan hari Asyuro atau tanggal 10 Muharram yang penuh rahmad Allah,’’ katanya.   Asyuro jatuh selasa (11/10/2016) atau Rabu (12/10/2016) besok. Asyuro, kata Gus Anam, sangat bersejarah. ’’Banyak kejadian besar pada hari Asyuro ini,’’ ucapnya. Diantaranya, diterimanya taubat Nabi Adam setelah diturunkan dari surga ke dunia. ’’Nabi Adam turun di India, Ibu Hawa turun di Jeddah. Setelah 200 tahun, keduanya baru bertemu di jabal Rahmah. Ini terjadi pada hari Asyuro,’’ paparnya. Moment pertemuan Adam dan Hawa sangat penting karena dari keduanyalah lahir para manusia. ’’Pada hari Asyuro ini juga kapal yang mengangkut Nabi Nuh mendarat setelah berbulan-bulan diatas air,’’ paparnya. Setelah mendarat,  Nabi Nuh memasak bubur dibagikan kepada para penghuni perahu. ’’Inilah yang melatar belakangi adanya bancaan bubur suro,’’ paparnya. Hari Asyuro juga disebut hari duka. ’’Karena pada hari itu Sayyidina Husein, cucu Rosulullah dibunuh di padang karbala hingga terpenggal kepalanya,’’ paparnya. Gus Anam lantas memaparkan cara mengunduh rahmad Allah pada hari Asyuro itu. ’’Nabi menyatakan, siapa yang berpuasa pada hari Asyuro, dia mendapatkan pahala seperti 10 ribu orang haji dan umroh,’’ bebernya. Jika tak kuat puasa, maka bisa sedekah kepada anak yatim kemudian membelai rambutnya. ’’Nabi menyatakan, siapa yang membelai rambut anak yatim, maka untuk setiap helai rambutnya, dia diangkat satu derajat,’’ paparnya. Satu derajat itu berarti diampuni 10 dosa, dan diberi 10 pahala. Yang paling mudah dilakukan, kata Gus Anam, adalah mengistimewakan nafkah keluarga pada hari Asyuro tersebut. ’’Misalnya biasa makan di rumah. Khusus Asyuro keluarga diajak makan di depot. Kata Nabi, siapa mengistimewakan nafkah keluarga pada hari Asyuro, maka akan diluaskan rezekinya selama setahun kedepan,’’ pungkasnya. (jif)

08/10/2016

NIKAH ADALAH PELAYANAN

NIKAH ITU PELAYANAN
 Ini refleksiku setelah 7th menikah. Cuci baju itu penting. Tapi taat ketika pasangan nyuruh lepas baju, itu jauh lebih penting. Masak, bersih2, itu penting. Tapi datang saat pasangan memanggil, itu jauh lebih penting. Beri uang belanja itu penting. Tapi menemani shoping, dengarkn saat pasangan berbicara, sediakan bahu saat pasangan ingin bersandar, mijeti saat pasangan kecapean, itu juga amat sangat penting.. Puaskan pasanganmu di rumah, niscaya tak ada alasan cari pemuas diluar rumah. Menangkn cinta pasangan, niscaya tak ada alasan baginya untuk membagi cinta. Totalitas pelayanan kepada pasangan, itulah Inti pernikahan. Makanya ketika hendak tahajud pun, Nabi pamit dulu kepada siti Aisah. Azl. Alias dikeluarkan diluar, itu haram karena mengurangi kenikmatan istri. Azl hny boleh, atas seizin Istri. Zihar, menyamakan istri dg ibunya, hukumannya puasa 2 bulan, atau memberi mkn 60 orang miskin. Hukuman yg berat. Knp? Karena zihar, menyakiti perasaan istri. Sungguh, Allah maha penjaga perasaan wanita. Makanya Nabi bilang, tidak memuliakan wanita kecuali orang mulia. Tidak menghina wanita kecuali orang yg hina.. Wallahu a'lam bissowab

04/10/2016

PENGGANDAAN (1)

PENGGANDAAN (1) 
 Apakah yang terlintas dibenak kita ketika membaca berita banyaknya korban penggandaan uang Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo. Baik itu korban yang dibunuh, mati diracun, maupun yang ditipu...   Setidaknya ini menunjukkan bahwa saat ini banyak orang suka instan. Ora lapo-lapo uang menjadi berlipat ganda. Dari dulu kayaknya sifat manusia seperti itu. Makanya ditangkap bank dengan produknya; DEPOSITO.   Allah yang maha pencipta sangat paham dengan sifat manusia yang seperti itu. Makanya Allah memberikan banyak penawaran untuk penggandaan. Diantaranya sebagaimana disebutkan dalam QS Albaqarah 261. Bahwa perumpaan orang yang sedekah di jalan Allah itu seperti sebutir biji padi yang menumbuhkan tujuh buah tangkai, dan pada masing-masing tangkainya ada seratus biji. Sehingga jika sedekah satu, maka akan panen 700. Dan Allah melipatgandakan lebih banyak dari itu bagi siapa saja yang dikehendaki.   Persoalannya, apakah kita percaya? Mudah-mudahan kita lebih percaya kepada Allah dari pada kepada Dimas Kanjeng.