MUDA atau MUDO
Saat khutbah di Masjid Agung Baitul Mukminin Jumat Legi (28/10/2016), pakar tafsir Quran Pesantren Tebuireng, Dr KH Ahmad Mustain Syafiie menerangkan satu-satunya umur yang disebut dalam Alquran. ’’Umur yang disebut secara jelas dalam Alquran hanya 40 tahun,’’ ucapnya lalu mengutip QS Al-Ahqaf 15.
’’Sebelum usia 40 tahun, bekerjalah sekeras-kerasnya. Banting tulang sak kuat-kuatmu. Agar setelah 40 tahun, punya lebih banyak waktu untuk bersyukur dan bertaubat kepada Allah. Punya banyak waktu untuk berbakti kepada kedua orang tua. Dan punya modal untuk pendidikan anak-anak,’’ paparnya.
Usia 40 tahun harus menjadi titik tolak taubat dan penyesalan seseorang atas dosa-dosa dan kufur nikmat selama hidupnya. ’’Nabi mulai magang berdagang usia 13 tahun. Umur 20 tahun sudah jadi pedagang besar. Usia 25 tahun menikahi Khodijah dengan mahar senilai Rp 1 miliar. Usia 35 tahun menjadi pedagang kaliber internasional. Usia 40 tahun mulai merenungkan kondisi umat sehingga banyak uzlah di gua Hiro,’’ jelasnya.
Bagaimana memaksimalkan sisa usia setelah 40 tahun? ’’Kita bisa belajar dari Abu Hurairah yang baru masuk Islam tiga tahun sebelum Nabi wafat. Demi mengejar ketertinggalan dari para sahabat yang lain, Abu Hurairah menghabiskan seluruh waktunya, 24 jam dalam sehari, untuk belajar kepada Nabi, mencatat hadist-hadist Nabi. Sehingga seakan-akan, tak ada hadist yang lepas dari Abu Hurairah,’’ tutur Kiai Mustain.
Demikian pula Abu Sufyan. ’’Abu Sufyan baru masuk Islam saat fathu Makkah (7 Hijriah. Dan Nabi wafat 10 Hijriah). Setelah masuk Islam, Abu Sufyan menggunakan seluruh harta dan tenaganya untuk jihad di jalan Allah. Tak ada satupun peperangan yang tidak dia ikuti. Sampai akhirnya dia terbunuh di medan perang,’’ tuturnya. Jika kita sudah berumur 40 tahun, lalu kebaikan apa yang kita lakukan untuk menutup kesalahan-kesalahan yang kita lakukan sebelumnya?
0 komentar:
Post a Comment