Karomah Kyai
Kholil Bangkalan
P. Didatangi Tamu
Di Bangkalan Madura, hidup sepasang
suami-isteri yang cukup bahagia. Pada suatu hari, sang suami berkata kepada isterinya.
“Bu, saya ingin sekali sowan (berkunjung) ke Kyai Kholil,” katanya pada suatu
pagi. “Itu bagus sekali Pak, tetapi apa yang akan kita bawa sebagai oleh-oleh
kepada Kyai Kholil, kita tidak mempunyai apa-apa kecuali sebuah bentul,” jawab
isterinya. “Tidak apa-apa, bentul itu saja yang kita bawa. Asalkan kita ikhlas,
Insya Allah akan diterima,” tegas sang suami meyakinkan isterinya. Maka
berangkatlah suami isteri tersebut ke Kyai Kholil. Dengan berbekal tawakkal dan
sebuah bentul, mereka yakin akan diterima Kyai Kholil dengan baik. Bentul
adalah makanan sangat sederhana sejenis talas. Sesampainya di kediaman Kyai
Kholil kedatangannya sudah ditunggu. Mereka disambut dengan hangat. “Kyai, saya
tidak membawa apa-apa, hanya sebuah bentul ini yang bisa kami haturkan untuk
Kyai.” ucap sang suami rada malu-malu. “Wah kebetulan, saya memang ingin makan
bentul,” jawab Kyai Kholil menghibur. Kemudian Kyai Kholil memanggil beberapa
santri dan menyuruhnya untuk merebus bentul yang baru diterimanya itu. Tak lama
setelah itu, santri datang membawa bentul yang sudah direbus itu. Kyai Kholil
kelihatan sangat senang dan suka terhadap bentul itu, lalu dimakannya sampai
habis. Suami-isteri yang sowan ke Kyai Kholil itu merasa senang, sebab apa yang
dikhawatirkan selama ini menjadi kegembiraan. Beberapa hari kemudian,
suami-isteri itu ingin sowan kembali ke kyai Kholil. Masih segar di ingatan
suami isteri itu akan kesukaan Kyai Kholil. Kali ini, tidak seperti terdahulu.
Mereka membawa oleh-oleh bentul sebanyak-banyaknya dengan harapan Kyai Kholil
sangat senang menerimanya. Maka berangkatlah suami isteri tersebut ke ulama
karismatik itu. Tidak seperti dahulu, dugaan mereka meleset. Mereka disambut
dingin. Begitu juga dengan oleh- oleh yang banyak itu. Kyai Kholil tidak menerima
oleh-olehnya dan disuruh bawa pulang kembali. Pada saat mereka pulang
disadarinya apa yang telah mereka lakukan selama ini. Ternyata, oleh-oleh
bentul yang pertama diniatkan semata-mata karena keikhlasan dan tawakkal kepada
Allah, sedangkan sowan yang kedua tidak dilanda ikhlas, tetapi rasa pamrih.
Mereka meyakini atas kekuatannya sendiri dan merasa dirinya mampu membawa
oleh-oleh kepada kyai. Dan itu sangat tidak disukai Kyai Kholil
0 komentar:
Post a Comment