KHOMER
Saat khutbah Jumat di masjid agung Baitul Mukminin Jombang (19/8/2016), pakar tafsir Quran Pesantren Tebuireng Dr KH Mustain Syafiie menuturkan bahwa Islam dan muslim itu berbeda.
"Pemimpin-pemimpin kita banyak yang muslim. Tapi belum tentuk kebijakan yang dihasilkan sesuai dengan Islam," tuturnya.
Kenapa demikian?
Kiai Mustain lantas memaparkan pandangan tokoh sufi Imam As Sya'roni terkait makna khomer dalam ayat-ayat Quran.
Khomer merupakan segala hal yang memabukkan. Baik cair, padat maupun yang lain.
"Dalam pandangan Imam As Sya'roni, khomer yang paling memabukkan adalah politik alias keinginan untuk berkuasa," tuturnya.
"Allah dan Rosulullah jelas-jelas menyuruh menggunakan parameter keimanan dalam memilih pemimpin. Tapi karena mabuk kekuasaan, syarat keimanan itu akhirnya ditinggalkan," ujar mantan anggota DPR RI dari fraksi Demokrat ini.
Namun ini tidak berarti politik itu haram.
Kiai Mustain termasuk tokoh yang tidak setuju adanya nasih mansuh. "Semua ayat Quran tetap berlaku, sesuai dengan kondisi masing2," tuturnya.
Di tafsir Jalalen disebutkan bahwa ittaqullaha haqqa tuqotih (taqwa tertinggi) dimansuh dengan fattaqullaha mastato'tum (takwa semampunya).
"Karena ini terkait prestasi ketaqwaan, kita bisa memilih yang tertinggi atau semampunya," jelasnya.
Allah sampai tiga tahap melarang khomer.
Wala taqrobussolata wa antum sukaro. Jangan dekati salat saat mabuk.
Wa ismuhuma akbaru minnaf ihima. Dosa khomer lebih besar dibanding manfaatnya.
Innamal khomru... Rijsun min amalis syaithon. Khomer itu kotor, perbuatan setan..
Jika politik atau keinginan berkuasa itu memang memabukkan, kemungkinan kadarnya juga bisa tiga tingkatan diatas..
(Rojiful Mamduh)
0 komentar:
Post a Comment