RECIPROCAL
Adalah teman saya di GP. Ansor Jombang Kota, dia berkisah pada saat acara rijalul Ansor PAC Jombang Kota yang lebih dikenal dengan acara Limolasan PAC Jomkot, bahwa saat nyantri di Pesantren Luhur Malang, 2001-2005, rekan satu pondok saya, Cak Mujib Lamongan pernah menjelaskan definisi bahasa. Salah satu sifat bahasa yang dikatakannya yakni reciprocal alias digunakan imbal balik.
Dalam bahasa Inggris ada Reciprocal Pronoun alias kata ganti yang digunakan pada kondisi ketika dua atau lebih subjek melakukan aksi yang sama terhadap satu sama lain. Pronoun ini terdiri dari: each other dan one another. Maknanya, satu sama lain.
Bahasa gaulnya, kamu jual, aku beli.
Dalam Islam, ternyata ada bahasan soal reciprocal ini.
Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS Al An’am 108)
Dari Abdillah bin Amru bin Al Ash RA, dia berkata: bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Diantara dosa-dosa besar yaitu, seorang mencela kedua orang tuanya." Ditanyakan pada beliau, "Mungkinkah seorang itu mencela kedua orang tuanya sendiri?." Rasulullah SAW bersabda, " Ya, tatkala seseorang mencela ayah orang lain, berarti ia mencela ayahnya sendiri demikian jika ia mencela ibu orang lain, berarti ia mencela ibunya sendiri." (Muttafaq 'Alaih).
Dalam perjalanan menuju lokasi Rijalul Ansor PAC GPAnsor Jogoroto di Mayangan (14/2/2017), Ketua Rijalul Ansor Cabang Jombang yang juga Pengasuh PP Al Muhajirin 3 Bahrul Ulum Tambakberas, KH Latif Malik, juga mencontohkan perihal reciprocal tersebut.
Dalam QS Alhujurat 11-12, Allah melarang kita mencela, menghina, mengolok, memanggil dengan panggilan yang jelek, mencari-cari kesalahan dan menggosip atau ngerasani...
Setiap perintah dan larangan Allah konsekuensi utamanya adalah di akhirat. Namun bonusnya diberikan di dunia.
Ada hadist; siapa yang mencela atau membuka aib seseorang, maka dia tak akan mati sebelum diuji dengan aib yang sama.
’’Oleh orang Jawa, itu disederhanakan dengan geting nyanding (yang dibenci akan mendekat), alok elok (yang dicela akan menimpa diri kita),’’ tuturnya.
Saya sering mengikuti khutbah dan pengajian Dr KH Mustain Syafiie Jumat Legi di Masjid Alun-Alun Jombang dan Jumat Wage di PesantrenTebuireng. Beliau sangat tegas menolak pemimpin kafir. Namun tak pernah sekalipun beliau mencela dan menghina Ahok.
Beberapa waktu lalu ada dua cowok ABG mendatangi kantor PCNU Jombang untuk daftar aksi 112. Keduanya mengaku dapat informasi bahwa pendaftaran berangkat aksi 112 dikoordinir oleh PCNU masing-masing.
Saya ceritakan itu ke teman yang dekat dengan dunia intelijen, dia hanya tertawa. Ternyata, hal semacam itu termasuk salah satu strategi mengkonfirmasi. Agar mendapatkan informasi valid.
Untuk mendapatkan informasi yang benar, dia melempar informasi yang salah..
Dari sini saya berprasangka. Jangan-jangan orang yang mencela Ahok habis-habisan itu justru sedang menjalankan teori bola bekel. Semakin dibanting keras ke lantai, maka pantulannya akan semakin tinggi.
(Lutfi)