WUJIDA WUJIDAHU
Suatu hari Pengasuh Pesantren Luhur Malang, KH Ahmad Muhdlor menceritakan ini. Mudah-mudahan temen-temen masih ingat sehingga mengoreksi jika saya salah.
Abah cerita, saking semangatnya sambutan, ada tokoh yang selip lidah.
"Wujida wujidahu. Wujida wujidahu. Berkali-kali dia bilang begitu. Setelah saya dengarkan, ternyata yang dimaksud adalah man jadda wajada," tuturnya.
Itulah sebabnya beliau menekankan bahwa halaqah itu penting. Agar tidak selip lidah seperti itu.
Pada 2010, saya pernah ikut Mbah Bolong, Gus Chalimi dan Gus Latif pengasuh Muhajirin 3 Bahrul Ulum Tambakberas, sowan KH Maimun Zubair Sarang.
Mbah Maimun dawuh. KH Hasyim Asy'ari Tebuireng punya banyak santri dari karesidenan Kediri yang ngaji tapi tidak tinggal di pondok.
Ada santri yang jarang datang ikut pengajian.
Mbah Hasyim lalu tanya, apa alasannya kok jarang ngaji.
Santri itu menjawab. Kulo ikut dawuh panjenengan Kiai. Dawuh yang mana? "Zarhaba tazdad haba".
Apa maksudnya? Pertemuan yang jarang, meningkatkan rasa cinta.
Mbah Hasyim lalu membenarkan. Yang bener; zur ghibban tazdad hubban.
Mbah Maimun lalu berkomentar sambil tertawa. Nggeh niku oleh-olehnya ngaji mboten konsentrasi.
Jadi ngaji itu harus fokus.
(Lutfi)
Suatu hari Pengasuh Pesantren Luhur Malang, KH Ahmad Muhdlor menceritakan ini. Mudah-mudahan temen-temen masih ingat sehingga mengoreksi jika saya salah.
Abah cerita, saking semangatnya sambutan, ada tokoh yang selip lidah.
"Wujida wujidahu. Wujida wujidahu. Berkali-kali dia bilang begitu. Setelah saya dengarkan, ternyata yang dimaksud adalah man jadda wajada," tuturnya.
Itulah sebabnya beliau menekankan bahwa halaqah itu penting. Agar tidak selip lidah seperti itu.
Pada 2010, saya pernah ikut Mbah Bolong, Gus Chalimi dan Gus Latif pengasuh Muhajirin 3 Bahrul Ulum Tambakberas, sowan KH Maimun Zubair Sarang.
Mbah Maimun dawuh. KH Hasyim Asy'ari Tebuireng punya banyak santri dari karesidenan Kediri yang ngaji tapi tidak tinggal di pondok.
Ada santri yang jarang datang ikut pengajian.
Mbah Hasyim lalu tanya, apa alasannya kok jarang ngaji.
Santri itu menjawab. Kulo ikut dawuh panjenengan Kiai. Dawuh yang mana? "Zarhaba tazdad haba".
Apa maksudnya? Pertemuan yang jarang, meningkatkan rasa cinta.
Mbah Hasyim lalu membenarkan. Yang bener; zur ghibban tazdad hubban.
Mbah Maimun lalu berkomentar sambil tertawa. Nggeh niku oleh-olehnya ngaji mboten konsentrasi.
Jadi ngaji itu harus fokus.
(Lutfi)
0 komentar:
Post a Comment