Rabu,
16/03/16
Jombang. Keberadaan pasukan Barisan Ansor Serba Guna
(Banser), untuk menjadi keamanan secara melekat belum umum terlihat di lingkungan
pesantren di Jombang. Padahal kelahiran Banser mempunyai ikatan yang
kuat dengan pesantren.
Keadaan demikian menjadi keresahan tersendiri bagi
PAC Ansor Kecamatan Jombang. Dalam diskusi santai di Masjid Agung Jombang
selasa 15/03/2016, anggota PAC Ansor Kecamatan Jombang, yang biasa disebut
Ansor Jombang Kota mencuatkan bahwa seharusnya yang menjaga pesantren bukanlah
Satpam atau satuan keamanan yang lain, melainkan Banser.
Jombang yang dikenal sebagai kota santri memang
identik dengan keberadaan pesantren. Empat diantaranya adalah pesantren besar,
dengan ribuan santri. Karena mempunyai ribuan santri, maka pesantren-pesantren
tersebut membutuhkan satuan keamanan khusus. Dalam satu pesantren bisa terdapat
lebih dari sepuluh personel keamanan. “Personel keamanan di pesantren-pesantren
sebenarnya banyak diantaranya merupakan anggota Banser, namun kenapa ketika
menjadi keamanan di pesantren memakai seragam lain?” Ungkap Fathoni Mahsun ketua
PAC Ansor Jombang Kota menyayangkan.
Namun demikian, sudah ada unit pesantren di Jombang
yang memulai menggunakan Banser sebagai satuan keamanannya, yaitu pesantren
Urwatul Wustqo (UW). “Saya tidak tahu kalau waktu Diklatsar (diklat dasar
Banser, red) di Jogoroto, utusan dari UW yang jumlahnya sekitar 45
personel itu akan dijadikan tim keamanan pesantren, kalau saya tahu maka akan
saya kasih materi tambahan.” Jelas Luthfi Ridlo yang merupakan tim instruktur
diklat Banser Jombang.
Penempatan Banser dimaksud berada di depan kampus UW,
yang letaknya berada di tepi jalan antara Cukir-Mojowarno. Keberadaan Banser di
tempat tersebut, sudah terlihat sejak tahun 2015. Mereka bertugas mengamankan
lalu lintas di depan kampus, yang memang merupakan persimpangan. Keberadaan
Banser kampus di tempat ini menjadi semakin menonjol, dengan dibangunnya
pos bercorak doreng khas Banser, sekitar
seminggu sebelum tulisan ini diturunkan.
Sementara itu menanggapi tidak dipergunakannya
Banser di pesantren besar yang notabene sebagai simbol NU, Farid AlFarisi menantu Bu
Nyai Munjidah, Wakil Bupati Jombang yang lebih akrab disapa Gus Farid memberikan penjelasan, “Selama ini setiap acara di Pondok Tambak Beras kita pasti melibatkan Banser, karena saya termasuk
anggota Kamtib. Namun keamanan untuk keseharian di pondok mempunyai satuan
keamanan tersendiri.” Jelas lelaki yang juga menjabat Bendahara di PC Ansor
Kabupaten Jombang ini. Farid juga menandaskan, bahwa untuk menggunakan Banser
sebagai keamanan yang melekat di lingkungan Pondok Pesantren Tambak Beras, akan
dimulai di pondok nya terlebih dahulu (al-Latifiyah II, red), dengan
harapan nantinya akan diikuti pondok-pondok lainnya di lingkungan Pondok
Pesantren Tambak Beras. (Ben)
0 komentar:
Post a Comment