Rabu, 16 /03/2016
Jombang. Pengguliran Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa
(ADD) memantik reaksi banyak kalangan, termasuk Ansor Jombang. Bentuk reaksi
yang ditunjukkan Ansor Jombang meliputi dua hal, yaitu membantu pemer
intah
dalam pengawasan dan pemanfaatannya.
Ansor Jombang merasa perlu membantu melakukan
pengawasan terhadap DD/ADD karena mengingat besarnya alokasi dana tersebut. Hal
ini terungkap dalam diskusi tematik sebagai rangkaian kegiatan dzikir dan
sholawat Rijalul Ansor yang diselenggarakan PAC Kecamatan Jombang, pada selasa 15/03/2016.
Menurut Maghfuri Ridwan sebagai salah satu nara
sumber, apabila digabungkan dengan pemasukan yang lainnya, seperti bagi hasil
pajak, pendapatan asli desa, dan bantuan khusus maka jumlahnya mencapai lebih dari satu milyar, “Di Kecamatan Ngoro
keseluruhan dana yang didapatkan sebesar 1,3 milyar per desa.” Terang Maghfuri
yang juga pendamping di Kecamatan Ngoro Jombang. Jumlah tersebut tidak sama
untuk masing-masing desa, disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Dalam menggulirkan DD/ADD ini semuanya harus
menggunakan acuan Peraturan Pemerintah yang dibuat untuk kepentingan tersebut. Penggunaan
DD di tahun 2016 ini diprioritaskan untuk dua hal, yaitu pelaksanaan
pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Dua hal ini yang kemudian
dijabarkan sesuai kondisi masing-masing daerah. Di Jombang penggunaan Dana Desa
diatur dalam Perbub nomor 5 tahun 2016.
Selain melakukan pengawasan, Ansor sebagai
organisasi kepemudaan juga harus bisa memanfaatkan dana tersebut sesuai dengan
mata anggaran yang ada. “Karena memang di rekening DD/ADD tidak ada kode yang
berbunyi Ansor.” Tambah Maghfuri. Mata anggaran di ADD yang bisa dimanfaatkan
Ansor antara lain alokasi untuk pemberdayaan masyarakat.
Dalam Perbub nomor 5 tersebut salah satu yang
dianggarkan adalah majelis ta’lim. Ulum Sugioto nara sumber yang lain
mengatakan “Bupati mempunyai kecenderungan kuat bahwa dana majlis ta’lim itu
untuk NU.” Hal ini bisa dimaklumi karena organisasi yang berpotensi memanfaatkannya, adalah organisasi
yang mempunyai ranting sampai ke desa-desa.
Selain anggaran majelis ta’lim, anggaran yang
berpotensi untuk bisa dimanfaatkan adalah anggaran untuk seni tradisional. “Yang
bisa masuk ke seni tradisional ini diantaranya grup kesenian Banjari, Kesenian
ISHARI, termasuk seni pencak silat Pagar Nusa.” Tambah Maghfuri. Menurutnya,
bisa tidaknya Ansor memanfaatkan DD/ADD ini kuncinya adalah komunikasi dengan
kepala desa. Sepanjang komunikasi dengan kepala desa baik, maka peluang untuk
ikut memanfaatkannya juga besar.
Ditemui secara terpisah, H. Zulfikar selaku ketua PC
Ansor Jombang mengatakan, telah menyiapkan tim khusus untuk melakukan
pendampingan terhadap Pengurus Ansor di ranting-ranting, agar bisa memanfaatkan
dana tersebut. “Kami sudah tunjuk beberapa Pengurus Cabang Ansor Jombang, untuk
melakukan pendampingan ke ranting-ranting agar bisa melakukan pengawasan serta
bisa memanfaatkan dana desa tersebut, termasuk jadwal dan pembagian wilayahnya.”
Jelas pria yang biasa disapa Antok ini. (Ben)
0 komentar:
Post a Comment