Saat rutinan zikir dan salawat Rijalul Ansor di Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang Sabtu (3/9/2016), Ketua Rijalul Ansor Cabang Jombang, Gus Latif Malik menyampaikan bahwa keturunan Nabi atau ahli bait itu seperti perahu. ’’Siapa yang masuk perahu itu, akan selamat,’’ tuturnya.
Setelah naik perahu, maka perahu itu harus berjalan. Nah, untuk berjalan, butuh penunjuk arah. ’’Makanya Nabi menyampaikan, Ashabi kannujum, biayyihim iqtadaitum ihtadaitum. Sahabatku seperti bintang di langit, siapa di kalangan mereka yang kamu ikuti, kamu akan dapat petunjuk,’’ jelasnya.
Makanya kita diharuskan mengikuti Nabi dan keturunan beliau. Serta taat kepada para ulama. Sebab para ulama itulah pembawa ilmu Nabi sebagaimana para sahabat Nabi.
Namun keturunan Nabi tidak selalu yang dipanggil habib.
Saat sowan KH Taufiq PP Sunan Ampel usai khataman Bukhori, malam 25 Ramadan 1437 H (26 Juni 2016). Juga ada sahabat Fatoni ketua PAC GP Ansor Jombang kota. Disitu Kiai Taufiq cerita bahwa beliau juga punya jalur keturunan yang nyambung ke Nabi Muhammad SAW.
’’Kalau saya punya hajat, semua leluhurku sampai nyambung kanjeng Nabi saya fatihahi satu per satu. Alhamdulillah hajat itu selalu keturutan. Saya hapal karena sering saya kirimi fatihah satu per satu,’’ bebernya.
Tidak lama kemudian, Rois Syuriah PCNU KH Nasir Fattah Tambakberas datang. Saat itu tengah malam. Kalau keduanya tidak soulmate tak mungkin datang malam-malam. Setelah ikut ngobrol, Kiai Nasir pamit pulang.
’’Kiai Nasir itu juga punya jalur yang nyambung kanjeng Nabi. Jadi jangan dikira kiai-kiai itu tidak ada yang keturunan Nabi. Cuma saja mereka tidak mau ngomong-ngomong. Opo mbok kiro cuma yang dipanggil Habib saja yang keturunan Nabi?’’ ucap Kiai Taufiq dengan nada tinggi khasnya.
Dari sini saya kemudian berprasangka positif bahwa para Gus Tambakberas itu juga layak dipanggil Habib. Habib Aam. Habib Latif. Habib Didin. Habib Imdad. Dan lain-lain.
(Rojiful Mamduh)
0 komentar:
Post a Comment