CINTA YANG TERBAGI (2): UJIAN
Saat ngaji dalam walimatus safar Kapolres Jombang AKBP Agung
Marlianto Sabtu (3/8/2016), Pengasuh PP Al Amanah Bahrul Ulum
Tambakberas dan Rektor IAIBAFA, KH Abdul Kholiq Hasan bercerita tentang
cinta yang terbagi.
Dia mengawali
tausiah dengan mengutip kitab Alhikam. Waman ahabbahu lam yu’tsir
alaihi syaian (Siapa yang mencintai Allah tidak akan mengutamakan
sesuatu selain-Nya).
’’Allah itu maha pencemburu. Allah tidak suka jika ada orang lebih mencintai sesuatu selain Allah,’’ tuturnya.
Nabi
Ibrahim itu sangat mencintai Allah. Tiap malam dia bermunajat sangat
lama. Karena lama tak punya anak, Nabi Ibrahim lantas berdoa agar punya
anak. Allah lantas memberinya anak bernama Ismail.
Suatu
ketika, saat Nabi Ibrahim munajat, Ismail menangis. Nabi Ibrahim lantas
cepat-cepat menyelesaikan munajatnya demi Ismail. ’’Dari situ Allah
cemburu dan meminta Nabi Ibrahim menyembelih Ismail. Kenapa Allah
menyuruh menyembelih, kok tidak Allah saja yang langsung mematikan?.
Wong Allah itu maha menghidupkan dan mematikan. Ini semata hanya ujian
bagi Ibrahim,’’ jelasnya.
Pada 8 Dzulhijjah, Nabi
Ibrahim menerima perintah menyembelih Ismail dalam mimpi. Namun Nabi
Ibrahim masih ragu. Sehingga disebut hari tarwiyah. Pada 9 Dlulhijjah,
Nabi Ibrahim kembali mimpi menerima perintah tersebut dan akhirnya
yakin. Sehingga disebut hari arofah. ’’Arofa ini bisa bermakna tahu,
ngerti dan yakin,’’ jelasnya.
Pada 10 Dzulhijjah, Nabi
Ibrahim lantas bertanya kepada Ismail yang diabadikan dalam QS Ash
Shoffat 102. Diluar dugaan, Nabi Ismail justru mempersilahkan Nabi
Ibrahim menyembelihnya. ’’Semua ini tidak lebih hanyalah ujian dari
Allah. Apakah Allah masih tetap yang paling dicintai oleh Nabi
Ibrahim,’’ jelasnya.
Dan ternyata Nabi Ibrahim lulus
dari ujian tersebut. Makanya Nabi Ibrahim termasuk nabi yang bergelar
uswatun hasanah sebagaimana Nabi Muhammad. Itu juga yang menyebabkan
Nabi Ibrahim diabadikan dalam salat saat doa tahiyat.
Gus
Kholiq memaparkan, Kapolres kaya, tapi juga banyak orang-orang kaya.
Kapolres hebat, tapi juga banyak orang-orang hebat. Kapolres cerdas,
tapi banyak orang-orang cerdas. ’’Tidak semua orang kaya, hebat dan
cerdas itu dipanggil Allah untuk berhaji. Yang dipanggil adalah
Kapolres. Berangkatlah dengan cinta menuju zat yang maha cinta. Niscaya
anak-anak yang Anda cintai akan dijaga oleh sang pemilik cinta,’’
paparnya.
Anugerah, kata Gus Kholiq, selalu
selaras dengan ujian. ’’Nikmat dan ujian yang diberikan Allah itu selalu
pas dengan derajatnya. Nikmat dan ujian Kapolsek, pasti setingkat
Kapolsek. Nikmat dan ujian Kapolri, pasti juga setingkat Kapolri,’’
ujarnya.
’’Kalau saya diuji seperti Kapolres, pasti
tidak lulus. Makanya saya tidak jadi Kapolres. Kalau saya yang jadi
Kapolres, telepon ditutup oleh warga seperti tadi, pasti langsung saya
perintahkan anggota,’’ ucapnya disambut tawa hadirin.
0 komentar:
Post a Comment