Usaha Ansor Jombang membantu generasi muda Nahdliyin masuk
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tidak sia-sia.
Data terakhir sampai 2 Juli 2016 , sebanyak 39 orang santri Pesantren
Kilat (Sanlat) besutan Ansor Jombang, telah konfirmasi diterima di PTN pilihan.
Data ini masih berkembang mengingat masih ada beberapa yang belum konfirmasi.
Dalam menyelenggarakan Sanlat ini, Ansor Jombang
bekerja sama dengan Mata Air Fondation dan Bimbingan Pasca Ujian Nasional
(BPUN), yang bertindak sebagai panitia nasional. “Tahun 2016 ini adalah tahun
keenam kami menyelenggarakan Sanlat, terhitung sejak 2011,” jelas Zulfikar D.
Ikhwanto, Ketua GP. Ansor Jombang.
Sehingga secara agregat lulusan Sanlat Jombang
sejak enam tahun terakhir ini mencapai ratusan, yang tersebar di berbagai PTN
di Indonesia. Selain dipersiapkan sebagai kader Nahdliyin masa depan, mereka juga dipersiapkan secara
khusus agar bisa mengimbangi gerakan Islam garis keras yang saat ini berkembang
demikian rupa di kampus-kampus. “Kontak person penerimaan anggota baru PMII di
UB tahun ini adalah lulusan Sanlat Jombang,” terang Zulfikar mengenai kiprah
lulusan Sanlat Jombang. Jika digabung dengan lulusan Sanlat atau BPUN dari
kota-kota lain, maka BPUN ini menjadi gerakan yang sangat strategis bagi kiprah
NU di masa mendatang, karena upayanya memasukkan ratusan kader Nahdliyin ke PTN
setiap tahunnya.
Sanlat 2016 kali ini diselenggarakan di Ponpes
Mamba’ul Hikam, Jatirejo, Diwek Jombang, sejak 27 April sampai 20 Mei.
Kegiatannya selain diisi materi akademik untuk menghadapi SBMPTN juga diisi
dengan kegiatan non akademik. “Kami juga mengajarkan kajian kitab kuning,
berjam’ah, dan hidup ala santri.” Terang Gus Muzani, Koordinator Sanlat, yang
sekaligus pengasuh Ponpes Mamba’ul Hikam. Pengajian kitab kuning yang dimaksud
adalah kitab Arba’in Nawawi.
Tak cukup sampai di situ, santri Sanlat juga
dibekali dengan materi ke-NU-an, praktek-praktek ibadah, seperti toharoh, tata
cara sholat yang benar, hingga khutbah jum’at. Selain itu, setiap selesai
jama’ah maghrib, santri Sanlat mengikuti kultum dimana para pematerinya adalah
mereka sendiri. Yang tidak kalah menarik adalah, setiap senin dan kamis mereka
diwajibkan puasa, sebagai bentuk riyadhoh batiniyah.
Prestasi santri Sanlat yang dididik sedemikian
rupa hingga bisa masuk ke PTN impian itu, tentu saja membuat bangga dan
bahagia, baik yang bersangkutan sendiri, penyelenggara dalam hal ini Ansor
Jombang dan Ponpes Mamba’ul Hikam, serta orang tua. “Kami memanjatkan puji
syukur kepada Allah SWT., dan menghaturkan terima kasih kepada Ansor Jombang,
sehingga putra kami bisa lolos ke PTN yang diidamkan, yaitu UB.” Ungkap H.
Masrur salah satu orang tua santri Sanlat, dengan mimik berbinar. Dia juga mengungkapkan bahwa sikap anaknya
kini lebih ber-Aswaja setelah mengikuti Sanlat.
Sementara itu, kegiatan yang padat meski terasa berat
namun memunculkan kebersamaan tersendiri bagi para santri. “Kesannya ikut
Sanlat seru, karena dapat keluarga baru.” Ungkap Khafli, santri Sanlat yang
kini diterima di Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang. Dalam hal kualitas, Santri Sanlat ternyata tidak bisa diremehkan.
Contohnya saja Kholis, remaja lulusan SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng ini
berhasil diterima di UGM pada fakultas filsafat. UGM sendiri bagi Kholis
merupakan pilihan pertamanya pada SBMPTN, pilihan kedua dia mengambil Hukum
Unej. (Fathoni M.)
0 komentar:
Post a Comment