NISFU SYA'BAN
KH Taufiqurahman Muchit, pengasuh PP Sunan Ampel Jombang dalam pengajian di Masjid Al-Fattah Candimulyo, Jombang (31/5/2015) menyampaikan bahwa dalam kitab Ghunyah (pesugihan) karangan Syekh Abd Qodir Jaelani disebutkan bahwa saat nisfu syakban, takdir selama setahun ditulis. Malam nisfu syakban tahun 2016 ini akan jatuh pada Sabtu 21 Mei.
Pada malam nisfu syakban itu, dianjurkan shalat 2 rakaat. Tiap rakaat usai fatikhah baca surat Alikhlas 6x. Usai salam, baca yasin pertama kemudian doa.
Shalat lagi 2 rakaat dengan baca Alikhlas 6x. Usai salam baca yasin lagi kemudian doa. Demikian sampai 3x.
Doa yg dibaca saat nisfu syakban intinya minta agar takdir-takdir yang jelek tahun ini dihapus.
Ya Allah, jika tahun ini Engkau takdirkan mati, hapuslah.
Jika Engkau takdirkan sakit, hapuslah.
Jika Engkau takdirkan kena bencana/kecelakaan, hapuslah.
Jika Engkau takdirkan rugi, hapuslah.
Jika Engkau takdirkan cerai, hapuslah, dll.
Kiai Taufiq juga menyatakan bahwa malam nisfu syakban ini adalah malam ditulisnya ketentuan setahun. Sedangkan dok-nya (diputuskannya) yakni saat malam lailatul qodar. ’’Makanya orang yang menghidupkan nisfu syakban, bakal bisa ketemu lailatul qadar. Sedangkan yang tidak menghidupkan malam nisfu syakban, bakal sulit ketemu lailatul qadar,’’ kata Kiai Taufiq.
Beliau bercerita, suatu ketika ditanya pakdenya yang orang Lamongan. Kapan lailatul qodar jatuh Ramadan tahun itu?
Dia lantas bilang, saya meyakini jatuh pada malam ini...
Tapi tahun itu, si Pakde tidak menghidupkan nisfu syakban.
Akhirnya, pada mlm yang dibilang Kiai Taufiq sebaga malam lailatul qadar itu, si Pakde mapak.
Dia sengaja ngajak sembilan anaknya itikaf di masjid agar dapat lailatul qodar.
Pada tengah malam, turun hujan. Sehingga satu keluarga ini tertidur dan baru bangun saat subuh. Sehingga tidak menangi lailatul qodar. Karena lailatul qodar itu tengah malam sampai subuh. Awalnya, dia tidak yakin malam itu benar lailatul qadar. Karena pada malam lailatul qadar tidak ada hujan. Namun hujan malam itu sebenarnya turun hanya sebentar.
Kiai Taufiq lantas minta si Pakde mengecek air laut pada pagi pasca lailatul qadar itu. Karena disebutkan, pada pagi setelah lailatul qadar, air laut jadi tawar selama beberapa saat karena baru diinjak malaikat.
Pagi itu, si Pakde mengecek air laut dan ternyata sempat tawar. Kiai Taufik lantas minta diambilkan air tersebut. Si Pakde jadi semakin nyesel tertidur malamnya.
Ini menunjukkan, kata kiai taufik, orang yang tidak menghidupkan nisfu syakban, tak akan bisa dapat lailatul qadar, walaupun sudah mapak.
Oia, setelah ritual malam nisfu syakban, besoknya dianjurkan puasa, sebagai rangkaian menghidupkan nisfu syakban.
’’Orang yang puasa sehari di bulan syakban dibebaskan dari siksa kubur,’’ tutur Kiai Taufiq.
Saat pengajian Hikam di PP Al Muhibbin Bahrul Ulum Tambak Beras (1/6/2015), Kiai Jamaludin Ahmad menerangkan bahwa Shalat 2 rakaat malam nisfu syakban lebih utama daripada ibadah selama 400 ratus tahun yang dilakukan umat sebelum Muhammad.
Itulah sebabnya, Nabi Isa dan Nabi Musa pernah mengatakan ingin jadi umat Muhammad. Umat Muhammad ibadah sedikit, diganjar akeh.
Kapan waktunya shalat 2 rakaat nisfu syakban itu? ’’Mulai habis magrib sampai sebelum subuh,’’ kata Kiai Jamal. Tapi shalatnya tidak boleh jamaah. Dan niatnya niat shalat sunat mutlak.
Beliau lantas mengutip sebuah hadits, siapa menghidupkan malam nisfu syakban dengan amal-amal sholeh, maka hatinya tidak akan mati saat semua hati mati. ’’Tanda hati mati sing pertama ora gelo/sedih kehilangan ibadah. Kepindo, ora menyesal melakukan maksiat/dosa,’’ jelasnya.
0 komentar:
Post a Comment