Hukum Mencari Kesalahan Orang Mukmin
Tajassus Menyadap Privasi Orang Lain (bagian ke 2)
Larangan dan Celaan Tajassus dalam As-Sunnah
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam sangat keras dalam melarang dan memperingatkan tentang tajassus ini dan menjelaskan bahwa tajassus bisa merusak persaudaraan dan menyebabkan putusnya hubungan serta pintu menuju rusaknya manusia.
Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu berkata, telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam: "Berhati-hatilah kamu dari prasangka karena prasangka adalah pembicaraan yang paling berdusta dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.."
[HR. Bukhari dan Muslim].
Sahabat Abu Barzah Al-Aslami Radhiyallahu 'Anhu berkata, telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam:
"Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya dan keimanan belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian meng-ghibah kaum muslimin dan jangan pula mencari-cari keburukan mereka, karena sesungguhnya barangsiapa mencari-cari keburukan mereka pasti Allah mencari-cari keburukannya dan barangsiapa yang Allah mencari-cari keburukannya pasti Allah mencampakkannya di rumahnya sendiri".
[HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, dll dengan sanad hasan shahih].
Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam:
"Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya dan keimanan belum masuk ke dalam hatinya", adalah peringatan bahwa perbuatan tajassus adalah syi'ar dan kebiasaan orang munafik, bukan orang beriman.
Allah memberikan balasan setimpal terhadap orang yang suka mencari-cari keburukan orang lain dengan membongkar keburukan-keburukannya sehingga walaupun ia bersembunyi di rumahnya-pun pasti Allah bongkar keburukan-keburukannya.
Jadi, tajassus itu bukan hanya dilarang saja, akan tetapi hukumnya haram, pelakunya berdosa dan termasuk orang munafik serta bukti akhlak yang buruk dan Allah berjanji akan membalasnya dengan balasan yang setimpal karena Allah Maha Adil dan balasan sama dengan perbuatan.
0 komentar:
Post a Comment